Penggunaan smartphone tersebut tak lepas dari aplikasi-aplikasi pendukungnya. Menyadari hal ini, Indonesia dianggap perlu beralih dari sekadar konsumer aplikasi menjadi produsen berdaya saing tinggi.
Pada 5 Januari 2015, sebuah platform untuk menyalurkan kemampuan para pengembang aplikasi (developer) lokal diluncurkan. Platform bernama Dicoding ini diharapkan dapat menjembatani developer tanah air dengan pemilik proyek dalam memproduksi aplikasi-aplikasi berkualitas.
Menurut Co-Founder Dicoding, Narenda Wicaksono, Indonesia memiliki banyak sarjana Ilmu Komputer atau Informatika. Namun, masih kurang yang berminat menjadi developer karena kurangnya mediasi.
"Harapan kami Dicoding mampu melahirkan banyak developer bertalenta," kata Narenda, dalam keterangan pers yang diterima KompasTekno.
Untuk memacu kompetisi antar-developer, Dicoding menggunakan mekanisme Points & Rewards. Dalam hal ini, developer mendapat kesempatan menyelesaikan tantangan pembuatan aplikasi, lalu akan memperoleh point dengan jumlah tertentu sesuai aplikasi yang dikembangkan.
Point yang diperoleh dapat ditukarkan dengan rewards berupa Apple Macbook Air, Lenovo Thinkpad, Nokia Lumia, dan Samsung Galaxy Tab.