"Selama ini kami memang kurang dikenal, karena kami lebih banyak bermain di belakang layar," ujar Country President PT Schneider Electric Indonesia, Riyanto Mashan, Rabu (21/10/2015). Penghargaan diserahkan berbarengan dengan pembukaan Pameran Kelistrikan Indonesia 2015 di Grand City Surabaya, Rabu (21/10/2015).
Schneider menyisihkan 111 perusahaan lain di Indonesia yang sama-sama bergerak di bidang pelayanan elektrik. Ke depan, kata Riyanto, Schneider berminat berkontribusi dalam pembangunan sistem kelistrikan dengan tingkat keamanan tinggi. "Produk dan sistem yang kami punya, siap menyambut program pembangkit listrik 35.000 mega Watt," ujar dia.
Sementara itu, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman, mengatakan, IBEA 2015 juga bertujuan mendapatkan sumber daya manusia lokal yag mumpuni untuk memimpin pewujudan proyek 35.000 mega Watt.
Tujuan lain penyelenggaraan pameran dan pemberian penghargaan tersebut, lanjut Jarman, adalah merangsang peran pelaku industri kelistrikan. "Khususnya manufaktur lokal, untuk pemenuhan ketentuan total kandungan dalam negeri (TKDN), di pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik," ujar dia.
Pemerintah, kata Jarman, butuh peran swasta dalam upaya meningkatkan angka rasio elektrifikasi nasional, terutama untuk skala rumah tangga. Hingga 2014, rasio elektrifikasi Indonesia masih 84,35 persen. "Peluang bagi swasta untuk berinvestasi di sektor ketenagalistrikan masih sangat terbuka," imbuh dia.
Selain The Best Electricity Services Company, IBEA 2015 juga memberikan penghargaan kepada sejumlah perusahaan untuk kategori Independen Power Producer, Operation and Maintenance, Enginering, Procrutement and Contruction, serta Top Best Electricity Company.