Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Sang Pendiri, WhatsApp Bakal Dipenuhi Iklan?

Kompas.com - 02/05/2018, 20:48 WIB
Yudha Pratomo,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - CEO sekaligus pendiri WhatsApp, Jan Koum memutuskan hengkang pada 1 Mei kemarin. Ia menyusul rekannya Brian Acton yang lebih dulu mundur pada akhir 2017 lalu.

Jan Koum dan Brian Acton adalah dua tokoh penting yang membuat WhatsApp bersih dari iklan. Mereka bersikukuh menjaga model bisnis WhatsApp dan mengutamakan kenyamanan serta privasi pengguna. 

Setelah mereka hengkang, bukan tidak mungkin Facebook sebagai perusahaan induk, bakal "memborbardir" para pengguna WhatsApp dengan iklan.

Hal ini diprediksi oleh analis dari Barclays, yang mengatakan bahwa hengkangnya Jan Koum dari jajaran eksekutif membuat Facebook bakal lebih leluasa mengincar pengguna WhatsApp sebagai target pengiklan.

"Kami telah diberi tahu oleh banyak pihak selama beberapa tahun terakhir, bahwa jika Jan Koum pergi, saat itulah iklan akan muncul," ungkap analis Barclays sebagaimana dikutip KompasTekno dari CNBC, Rabu (2/5/2018).

Menurut Barclays, kepergian Koum juga menandakan adanya ketegangan di antara para petinggi, terkait cara monetisasi aplikasi pesan instan terpopuler sejagat itu. Perginya Koum bakal membuat membuka pintu monetisasi jadi lebih lebar, namun para pengguna jadi terancam oleh iklan.

Bahkan hal ini ditegaskan oleh salah satu petinggi Facebook, David Marcus yang mengungkapkan secara terang-terangan bahwa WhatsApp bakal lebih terbuka  dan tak menutup kemungkinan adanya kerjasama dengan para pengiklan.

Baca juga: Pendiri WhatsApp Ajak Netizen untuk Hapus Facebook

"Soal iklan, kami sepakat untuk membuat WhatsApp lebih terbuka dari sebelumnya," ungkap David sebagaimana diberitakan CNBC.

Sedari awal, Koum dan Acton mendirikan WhatsApp memang fokus terhadap privasi pengguna dan menolak kehadiran iklan. Koum pun berjanji akuisisi oleh Facebook pada 2014 lalu tak bakal berdampak pada prinsip WhatsApp.

Namun, lambat laun Facebook menekan WhatsApp untuk mulai menghasilkan uang.

Salah satu langkahnya dilakukan pada 2016, saat WhatsApp mengumumkan bakal memberikan nomor-nomor telepon penggunanya ke Facebook, untuk keperluan targeting iklan. Hal ini berujung pada denda sebesar 122 juta dollar AS dari regulator di Uni Eropa.

Sampai saat ini, Facebook sebagai induk WhatsApp memang belum menemukan model bisnis yang tepat untuk menyemai uang dari pesan instan ini. Kendati demikian, dengan jumlah pengguna yang mencapai angka miliaran, tentu ini menjadi lahan basah untuk mendulang uang.

Facebook sendiri membeli WhastApp dengan harga yang fantastis, yakni senilai 19 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 200 triliun pada 2014 lalu. Harga yang sangat tinggi ini tentu menandakan bahwa Facebook melihat adanya potensi monetisasi yang sangat besar dari WhatsApp. 

Baca juga : Pendiri WhatsApp Komentari Orang Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com