Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensor Google Dimulai, Benarkah Sudah Tidak Bisa "Googling" Gambar Porno?

Kompas.com - 11/08/2018, 10:01 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan akan menyaring semua gambar pornografi di situs pencarian Google menggunakan fitur SafeSearch.

Menurut Jendral Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo, Samuel A. Pangarepan, fitur SafeSearch di Google akan diaktifkan permanen mulai pekan ini, tepatnya 10 Agustus 2018.

Dengan diaktifkan secara permanen, pengguna tidak bisa menon-aktifkan (disable) fitur SafeSearch dari pengaturan pencarian Google. Efeknya pengguna tak bisa lagi mendapatkan konten pornografi dari hasil "googling".

Penyaringan berbasis SafeSearch tersebut diserahkan Kemenkominfo ke para penyedia jasa akses internet (ISP).

"Dengan metode ini gambar porno tak akan muncul di bagian image, meski diminta dengan kata kunci," ujar Semuel.

Baca juga: Mulai Besok, Netizen Indonesia Tak Bisa Lagi Googling Gambar Porno

Secara teknis pengguna Google yang mengakses search engine itu dari Indonesia, tidak akan bisa memperoleh konten porno. Benarkah demikian?

Dari pantauan KompasTekno, sebagian operator seluler di Indonesia telah mengamalkan instruksi Kemenkominfo.

Beberapa provider seluler yang diuji coba, seperti Telkomsel, Indosat, XL, dan Bolt telah mengaktifkan fitus SafeSearch yang akan membatasi kehadiran konten atau foto yang mengandung konten pornografi di hasil pencarian Google.

Meski demikian, masih ditemui gambar yang mengeksploitasi bagian vital dan mengumbar adegan tak pantas, saat dicoba dengan sejumlah kata kunci.

Berbeda dengan pencarian situs web yang berisi video pornografi, penerapan SafeSearch sudah cukup efektif. Saat dicoba dengan beberapa nama situs web yang berisi kata porn atau sex, hasil pencarian Google justru merekomendasikan situs yang tidak berkaitan.

Dijelaskan sebelumnya, bahwa SafeSearch yang diterapkan baru menyasar bagian laman situs dan image search, belum mencakup bagian video.

Dari temuan KompasTekno, Sabtu (11/8/2018), dengan menggunakan kata kunci yang sama di bagian search image, konten pornografi ternyata masih mudah ditemukan di bagian video.

Dalam laman resminya, Google sendiri menyadari jika SafeSearch tidak 100 persen akurat.

"...tapi bisa membantu Anda menyaring konten tak pantas. Ketika aktif, SafeSearch akan memblokir gambar, video, dan situs bermuatan negatif dari hasil search Google," papar Google soal SafeSearch di situsnya.

Samuel menjelaskan jika pemasangan fitur SafeSearch adalah langkah lanjutan Kemenkominfo untuk memberantas peredaran konten pornografi di internet. Ia mengatakan, Kominfo telah memblokir banyak situs bermuatan pronografi sebelumnya.

Diakui Samuel, cara tersebut masih kurang efektif untuk menyaring gambar porno di image search.

"Itulah yang ingin kami berantas. Banyak ibu-ibu melaporkan anaknya searching kata-kata jorok (porno), makanya kami pakai metode SafeSearch yang sudah kami riset selama setahun sebelumnya," papar Semuel.

Baca juga: Pengguna YouTube di Indonesia Keluhkan Restricted Mode yang Aktif Tiba-tiba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com