Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

iPhone Bos Amazon Diretas via WhatsApp, Facebook Malah Salahkan Apple

Kompas.com - 27/01/2020, 20:12 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polemik peretasan iPhone milik pendiri Amazon, Jeff Bezos masih berlanjut. Kini, beberapa pihak saling membantah dan saling lempar kesalahan. Pada mulanya, WhatsApp banyak dikritik, karena peretasan iPhone milik Bezos, dilakukan melalui WhatsApp.

Menurut investigasi terakhir, Bezos diketahui menerima pesan WhatsApp yang diduga dikirim oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Pesan tersebut berisi sebuah video berukuran 4.22 MB yang mengandung malware.

Baca juga: Ponsel Bos Amazon Diretas Pangeran Arab Lewat WhatsApp

Program jahat tersebut diduga bisa mengakses seluruh data di dala iPhone milik Bezos meskipun video tidak diputar. Menurut laporan, transmisi data dari ponsel Bos Amazon itu melonjak hingga 29.000 persen setelah pesan berisi malware diterima.

Artinya, sang pengirim malware menyedot sejumlah besar data dari ponsel Bezos, seperti diindikasikan oleh kenaikan transmisi tadi.

Namun, Facebook, induk perusahaan WhatsApp rupanya enggan disalahkan atas kejadian itu. Tanpa menyebutnya secara gamblang, pihak Facebook menyindir bahwa kesalahan ada di tangan sang pembuat OS perangkat (iPhone).

Baca juga: Arab Saudi Bantah Retas Ponsel Bos Amazon

"Satu hal yang harusnya disorot dalam masalah ini sebenarnya adalah potensi kerentanan yang ada di dalam sistem operasi ponsel itu," kata Vice President Facebook, Nicola Mendelsohn, dalam sebuah wawancara di sela agenda World Economic Forum di Swiss, 21 Januari 2020.

Sistem operasi yang dimaksud di sini tak lain adalah iOS buatan Apple, yang justru dikenal lebih aman dibanding sistem operasi mobile lain termasuk Android.

Spyware buatan Israel

Sepakat dengan rekannya, eksekutif kebijakan Facebook, Nick Clegg, juga mengatakan bahwa peretasan terjadi karena adanya kelemahan di sistem operasi. "Ini tidak akan terjadi ketika pesan dikirim ke penerima, karena pesan dienkripsi oleh WhatsApp," dalihnya.

Baca juga: Israel, Pusat Industri Teknologi Spionase

Menurut Clegg, hal serupa akan terjadi apabila pesan berisi malware dikirimkan melalui e-mail. Malware, menurut Clegg, akan tetap menyebar ke perangkat setelah pesan itu dibuka.

"Saya menduga ini terjadi seperti itu, jadi ada sesuatu yang telah menginfeksi sistem operasi," jelas Clegg. Dirangkum KompasTekno dari Phone Arena, Senin (27/1/2020), Apple menolak mengomentari peretasan iPhone milik Jeff Bezos.

Laporan New York Times menyebut, analisis forensik digital pada ponsel Bezos dilakukan oleh firma konslutasi bisnis kenamaan yang berbasis di AS, FTI Consulting.

Dari hasil investigasi itu, FTI menemukan software yang digunakan untuk meretas ponsel Bezos adalah Pegasus, yakni malware jenis spyware alias program mata-mata buatan perusahaan Israel bernama NSO Group.

Baca juga: Voice Call Bisa Dibajak, WhatsApp Tuntut Perusahaan Israel

Namun, soal sistem enkripsi di WhatsApp, FTI belum melanjutkan investigasinya. NSO Group sendiri telah membantah keterlibatannya dalam kasus ini. Mereka menegaskan kembali bahwa teknologinya digunakan untuk kegiatan investigasi teror dan kejahatan serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Resmi, Status WhatsApp Kini Bisa 'Upload' Video hingga 1 Menit

Resmi, Status WhatsApp Kini Bisa "Upload" Video hingga 1 Menit

Software
Smartphone Huawei Enjoy 70s Meluncur, Desain Mirip Pura 70

Smartphone Huawei Enjoy 70s Meluncur, Desain Mirip Pura 70

Gadget
Elon Musk Bangun Superkomputer Baru demi AI Grok

Elon Musk Bangun Superkomputer Baru demi AI Grok

Internet
Pengertian dan Perbedaan Broadband dan Dedicated Internet

Pengertian dan Perbedaan Broadband dan Dedicated Internet

Internet
Pakai Generative AI, Calon Kepala Daerah Dapat Lakukan Kampanye Politik Lebih Optimal dan Efisien

Pakai Generative AI, Calon Kepala Daerah Dapat Lakukan Kampanye Politik Lebih Optimal dan Efisien

Software
Canva Enterprise Meluncur, Platform Desain Grafis Khusus untuk Pengguna Kantoran

Canva Enterprise Meluncur, Platform Desain Grafis Khusus untuk Pengguna Kantoran

Software
Smartphone Realme Narzo N65 5G Meluncur, Pakai Chip Dimensity 6300 dan Kamera 50 MP

Smartphone Realme Narzo N65 5G Meluncur, Pakai Chip Dimensity 6300 dan Kamera 50 MP

Gadget
Pengguna WhatsApp Kini Bisa Bikin Pesan Suara di Status WA Lebih Panjang

Pengguna WhatsApp Kini Bisa Bikin Pesan Suara di Status WA Lebih Panjang

Software
Cara Aktivasi Internet Roaming Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Aktivasi Internet Roaming Telkomsel di HP Android dan iPhone

Internet
YouTube Music Bisa Cari Lagu dengan Bersenandung, Begini Caranya

YouTube Music Bisa Cari Lagu dengan Bersenandung, Begini Caranya

Software
Membandingkan Konsol Advan X-Play, Asus ROG Ally, Lenovo Legion Go dan MSI Claw

Membandingkan Konsol Advan X-Play, Asus ROG Ally, Lenovo Legion Go dan MSI Claw

Gadget
Cara Membuat Nada Dering WhatsApp Sebut Nama Sendiri, Mudah dan Praktis

Cara Membuat Nada Dering WhatsApp Sebut Nama Sendiri, Mudah dan Praktis

Software
Pakai Dual-Rec di Samsung S24 Ultra, Bikin Fancam dan Nge-Vlog Sekaligus Saat Nonton Konser Lebih Praktis

Pakai Dual-Rec di Samsung S24 Ultra, Bikin Fancam dan Nge-Vlog Sekaligus Saat Nonton Konser Lebih Praktis

Gadget
Spesifikasi dan Harga Vivo Y28 di Indonesia

Spesifikasi dan Harga Vivo Y28 di Indonesia

Gadget
2 Cara Membuat Tulisan Unik Monospace di WhatsApp dengan Mudah

2 Cara Membuat Tulisan Unik Monospace di WhatsApp dengan Mudah

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com