Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Masih Ragu Terapkan BYOD

Kompas.com - 19/10/2012, 16:44 WIB

Symantec Fransiskus Andi Indromojo, System Engineer, Indonesia, Symantec dan Bjorn Engelhardt, Vice President Strategic Sales & Cloud, Asia Pacific & Japan, Symantec

JAKARTA, KOMPAS.com -  Konsep Bring Your Own Device atau yang kerap disebut sebagai BYOD semakin sering dibicarakan belakangan ini. Konsep ini dapat digunakan oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan mobilitas, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.

Dengan mengizinkan karyawan menggunakan perangkat mobile, seperti ponsel dan tablet, milik sendiri akan membuat perusahaan menghemat banyak pengeluaran.

Walaupun konsep BYOD ini terdengar sangat menjanjikan, ternyata masih banyak perusahaan yang belum mau mengaplikasikannya.

Masih banyak perusahaan yang tidak mengizinkan karyawan untuk mengakses data perusahaan melalui perangkat pribadi karena takut datanya hilang atau dicuri orang.

"Persepsi perusahaan tentang BYOD merupakan salah satu hambatan bagi perusahaan tersebut untuk mengaplikasikan konsep ini. Perusahaan memang tidak mengizinkan karyawan dalam mengakses data perusahaan melalui mobile phone," kata Bjorn Engelhardt, Vice President, Strategic Sales & Cloud, Symantec Asia Pacific & Japan, saat berbincang dengan KompasTekno, Kamis (18/10/2012).

Masalah keamanan juga menjadi salah satu faktor mengapa sebuah perusahaan enggan menggunakan konsep BYOD ini.

"Perusahaan tidak tahu cara me-manage perangkat karyawannya. Perusahaan tersebut takut kalau data perusahaan yang ada di perangkat mobile karyawan hilang dan diserahkan ke perusahaan pesaing," ujar Engelhardt.

Oleh karena menggunakan perangkat mobile sendiri, para karyawan merasa bebas untuk men-download aplikasi apapun. Terkadang aplikasi yang di-download berupa sebuah program jahat yang bisa mencuri data apapun dari ponsel. Ini merupakan salah satu pertimbangan mengapa perusahaan masih belum mau mengikuti konsep ini.

Hal tersebut sebenarnya dapat dengan mudah dapat dihindari oleh perusahaan. Menurut Engelbert, perusahaan cukup menetapkan sebuah policy. Karyawan pun harus menaati policy tersebut agar data perusahaan bisa terus aman.

Dalam acara di Hotel Shangrila, Jakarta, Symantec memperkenalkan layanan Ozone (O3). Layanan ini dapat mengamankan perangkat mobile karyawan yang digunakan untuk mengakses layanan private cloud milik perusahaan dari ancaman pencurian data.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com