Sukirno, salah satu tetangga Nunung mengatakan, sebelum peristiwa itu, Nunung sempat bekerja sebagai pelayan toko di Pasar Turi. Namun setelah Pasar Turi terbakar, Nunung pun kerja serabutan di beberapa depot, hingga sebulan terakhir ia memilih jadi ibu rumah tangga.
Pernikahan Nunung dan Asmawi sebetulnya berawal dari perjodohan antar orangtua. Adik kandung ibu Nunung berteman baik dengan ayah Asmawi. Sebelumnya, Nunung sempat berpacaran dengan seorang pekerja serabutan di Pasar Turi. Namun, lantaran hobinya yang suka mabuk bikin ibu Nunung jengkel dan kemudian mengiyakan lamaran keluarga Asmawi.
Dari sisi perawakan, Nunung tergolong rupawan, memiliki postur tinggi semampai berkulit kuning.
Sementara Asmawi tampangnya sangat tua dan berkulit hitam legam. Wajahnya juga terkesan sangar. Keduanya menikah pada awal 2000. Lama tidak memiliki momongan
akhirnya mereka sepakat mengadopsi anak dari saudara Asmawi. Dialah Nova yang diadopsi sejak lahir dan kini berusia empat tahun. Barulah pada April 2007 silam Nunung melahirkan Ahmed Baidlowi, anak kandung mereka yang pertama.
“Asmawi sempat saya tanyai semalam kemana saja, istri dan anaknya sekarat kok dia tidak nongol. Dia baru datang ke RS ketika sudah larut dan ketika warga sudah berkumpul di RS. Akhirnya dia mengatakan kalau sedang jengkel ke istrinya karena hutang sembarangan,” jelas Sukirno yang sehari-hari bekerja sebagai Staf Kompi Markas Resimen Kavileri ini. Pada istri Sukirno, Nunung berhutang Rp 400.000.
“Kalau tetangga sih sudah ikhlas hutangya tidak dibayar melihat kondisi perekonomian mereka seperti itu. Dulu mereka sering geger gara-gara bayar listrik. Akhirnya sambungan listrikpun diputus beberapa bulan,” lanjut bapak tiga anak ini.
Agus Ariyanto, kakak Nunung mengatakan persis sebelum kejadian dirinya juga cekcok dengan Nunung karena tidak juga bayar utang sebesar Rp 75.000. “Saya sempat berujar tidak ikhlas kalau hutang itu nggak dibayar. Tapi kalau melihat kondisinya begini sungguh
nggak tega,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Lantaran biaya operasi dan perawatan RS yang ditaksir tinggi, pihak keluarga Nunung pun akhirnya mengurus kartu JPS. Sayangnya, pengurusan kartu JPS pun terganjal persetujuan yang belum ditandatangani Asmawi yang kini keberadaannya entah di mana.
“Harus pakai tandatangan suami Nunung, sedangkan dia sendiri sekarang nggak tahu dimana. KK (Kartu Keluarga, Red) nya juga belum nemu katanya,” kata Agus. (ame/surya). Keduanya mengontrak di Kapas Madya IIF/22A, Surabaya bersama sang suami, Asmawi, (35) dan putri adopsi mereka, Nova, (4).
Tiga tahun silam Nunung juga pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menenggak cairan obat nyamuk. Permasalahannya juga soal utang. Tapi lagi-lagi nyawanya berhasil tertolong. Kini keduanya dirawat di Ruang Observasi Intensif (ROI).
“Adik saya itu kalau stres berat mesti bawaannya ingin bunuh diri. Tiga tahun lalu pernah minum obat antinyamuk, dirawatnya juga disini. Waktu itu Nunung sudah menikah tapi belum mengadopsi Nova dan belum melahirkan Ahmed,” kata Agus Ariyanto, kakak sulung Nunung yang menemani sejak kemarin.
Informasi yang dihimpun, percobaan bunuh diri itu terjadi pada Jumat (2/5) sekitar pukul 19.30 WIB. Nunung sempat ngotot minta tolong tetangganya untuk dibelikan minyak tanah dengan memberinya uang Rp 2.000 usai maghrib. Sejurus, Nunung masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rapat-rapat.