Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Model Camcorder Baru Canon

Kompas.com - 05/05/2008, 16:36 WIB
Sebutlah merek Canon, dan orang pasti mengingatnya sebagai merek kamera digital dan printer. Camcorder? Belum banyak yang tahu kalau sejak dua tahun lalu camcorder Canon -- kendati cuma sedikit serinya -- sudah hadir di tanah air.

Namun kini Canon bertekad masuk dalam jajaran Top 5 Camcorder di tanah air. Maka pasar pun digelontor dengan 12 model camcorder baru. “12 model ini untuk menunjukkan keseriusan Canon di bidang camcorder digital sebagai pemain baru,” tegas Merry Harun (Director, Canon Division, PT Datascrip) dalam acara peluncuran camcorder Canon di Jakarta beberapa waktu lalu.

 

 

Jika ditilik dari jenis media rekamnya, ke-12 model tersebut dapat dibagi dalam empat kelompok. Yang pertama adalah yang menggunakan memori flash (internal maupun eksternal), yakni FS 10/11/100 dan HF10/HF100.

Tipe kedua menggunakan media rekam miniDV, hadir dalam rupa MD265/245/225. Sedangkan untuk model DVD tampil seri DC 330/320/310, dan untuk HDV (high definition video) ada seri HV30.

Ke-12 camcorder ini datang lengkap dengan sebuah slot untuk kartu memori SD/SDHC. Semuanya memamerkan LCD seluas 2,7”.

Kecuali DC310 dan MD225, semua camcorder baru tersebut, tidak peduli tipe media rekam yang digunakan, sudah mengusung resolusi di atas 1 megapixel. HV30, HF10, dan HF100 bahkan memamerkan resolusi di atas 2 megapixel. “Resolusi tinggi 16:9 juga tetap dipertahankan,” ungkap Monica Aryasetiawan (Senior Marketing Manager, PT Datascrip).

Advanced Zoom 45x

Apa yang membedakan camcorder Canon dengan merek lain yang lebih dulu hadir? Tidak lain adalah fitur Advanced Zoom 45x, yang menurut Monica, dengan dukungan prosesor Canon Digic DV, mampu mengoptimalkan sensor yang ada.

Advanced zoom ini, sesuai namanya, bisa memberikan perbesaran yang jauh lebih panjang dibandingkan zoom optikal dalam format rekam widescreen (layar lebar) sinematik 16:9. Di sini, tingkat perbesaran (zoom) image dilakukan dengan secara elektronis mengurangi jumlah pixel yang dipakai dalam image. Yang terjadi sebenarnya, daerah image yang tidak terpakai akan dibuang (cropping).

Tetapi karena tidak ada interpolasi yang dilakukan, begitu klaim Canon, kualitas image tidak akan menurun. Selain itu untuk membantu kestabilan tangan saat merekam ketika fitur Zoom Advanced diaktifkan, Electronic Image Stabilization (EIS) akan bekerja. Alhasil rekaman video tetap terlihat lebih dekat dan jelas dibandingkan menggunakan zoom optikal 37x yang diusung camcorder Canon tersebut.

Dalam teknologi zoom, begitu klaim Merry, “Canon camcorder saat ini berada di barisan paling depan.” Fitur Advanced Zoom 45x ini diusung oleh seri FS11/10/100, MD265/245, dan DC330/320. Advanced Zoom juga tersedia pada MD225 dan DC310, tetapi dalam rentang zoom yang lebih rendah, yakni 41x. Tentu saja jika tidak suka menggunakannya, fitur Advanced Zoom ini dapat dinonaktifkan.

Demi kemudahan, kecepatan varian zoom pun diprogramkan dalam tiga tahap: SPEED1, SPEED2, dan SPEED3. Jadi tinggal pilih kecepatan zoom mana yang cocok dengan adegan yang akan direkam.

Dual Flash Memory

Selain Zoom Advanced 45x, menarik dicatat bahwa Canon juga merilis lima camcorder yang menggunakan media rekam memori flash: HF100, HF10, FS11, FS10, dan FS100. Bukan soal penggunaan memori flash-nya yang menarik, karena sebelum Canon, sudah ada produsen lain yang merilis produk dengan memori flash.

Yang baru adalah fakta bahwa Canon mentandemkan penggunaan memori flash dalam bentuk internal dan eksternal pada tiga dari camcorder barunya, yakni pada FS11, FS10, dan FS100.  Jadi selain yang tertanam (built-in) dalam camcorder, juga tersedia slot kartu memori yang bisa menampung kartu SD/SDHC. Kondisi ini oleh Canon disebut sebagai Dual Flash Memory.

“Saat ini baru Canon yang memiliki sistem dual flash memory pada standard definition camcorder sehingga kami yakni produk ini bisa diterima di pasar Indonesia,” kata Merry optimis.

Penggunaan memori flash sendiri, tutur Yase Defirsa Cory (Marketing Executive, PT Datascrip) didasarkan pada pertimbangan bahwa selain ukurannya yang kompak – yang mempengaruhi ukuran fisik camcorder -- waktu respon (rekam ke) kartu memori juga lebih cepat dibandingkan pada media lain seperti kaset miniDV atau keping DVD. “Juga hemat daya, fleksibel, dan resiko kehilangan datanya lebih kecil,” urainya.

Daya tahan batere memang bisa lebih panjang, karena daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan camcorder berbasis memori flash lebih sedikit dibandingkan jika menggunakan media simpan jenis lain. Sebab tidak ada bagian yang harus diputar di sini.

Keleluasaan penggunaan memori yang akan menampung hasil rekaman video (dan juga foto) ini jelas sangat menyenangkan. Begitu membeli camcorder-camcorder tersebut, kita bisa langsung memakainya untuk merekam adegan yang menarik. Tidak perlu repot membeli atau memasang kartu apa pun (kecuali memang perlu). Apalagi, kapasitas memori flash yang tertanam tergolong besar: (16GB pada FS 11 dan HF10, dan 8GB pada FS10).

Lebih Puas Merekam

Penerapan memori internal juga disebutkan akan membuat penggunanya sangat puas merekam karena waktunya menjadi lebih panjang. Sebab dengan memori internal 16GB pada FS11, waktu rekam bisa mencapai 10,5 jam. Atau 5 jam jika menggunakan FS10 yang memorinya 8GB.

“Kalau menggunakan dual memory flash, (tambah kartu SDHC 16GB), bisa rekam video selama 20 jam 50 menit. Ini setara dengan 23 DVD berukuran 8cm,” tutur Yase tentang kemampuan FS11 yang fisiknya tipis memanjang tersebut.

Yang perlu diingat, tentukan dulu media rekam yang akan digunakan pada menu sebelum mulai merekam adegan. Apakah akan disimpan ke kartu memori, atau ke memori flash internal. Satu lagi yang perlu dicamkan, perekaman tidak akan otomatis beralih ke media rekam eksternal yang terpasang ketika kapasitas media internal habis terpakai. “Harus dipindahkan dulu pilihan media rekamnya ke kartu memori eksternal melalui menu,” papar Merry. 

Format 16:9, Fitur Lampu

Seperti telah disinggung di atas, kenyamanan merekam di atas juga ditunjang oleh lebarnya layar LCD. Selain lebar, 2,7”, layar LCD pada ke-12 model tersebut sudah mendukung format tayang 16:9. Maksudnya, resolusi horisontalnya 1920 pixel, yang membentuk resolusi frame 1920x1080 pixel.

DC330/320/310 misalnya, mendukung format sinematik 16:9, sementara MD265/245/225 mendukung true-widescreen 16:9. Pada seri MD ini, hasil rekaman 16:9 bisa saja diubah menjadi 4:3 tanpa mengganggu proporsi. Akan tetapi di layar TV misalnya, akan tampak bidang hitam di bagian atas dan bawah tayangan.

LCD pada seri MD punya tambahan fitur lain, yakni fungsi lampu. Ketika LCD-camcorder berbasis miniDV ini dikembangkan dan fungsi lampunya diaktifkan, layar akan menampilkan image putih terang yang dapat digunakan untuk menerangi subjek yang sedang direkam. Sumber cahaya tambahan ini bermanfaat untuk merekam dalam kondisi cahaya yang kurang terang. Fitur ini menyenangkan, karena berarti kita tidak perlu membawa-bawa lampu video tambahan.

Yang juga agak lain adalah layar yang dimiliki HV30 yang media rekamnya menggunakan kaset miniDV. Generasi penerus HV20 tersebut memiliki fitur layar Multi Angle Vivid LCD. “Kita bisa melihat layarnya dari segala arah, 135o vertikal atau horisontal,” jelas Yase. Karena itulah, video tetap bisa direkam dengan baik walaupun sudut pengambilannya sulit.

Tentu saja berkuranglah daya tarik sebuah camcorder yang canggih bila benda itu tidak mudah dipakai. Paham sekali akan keengganan mayoritas calon pengguna, khususnya kaum awam, mempelajari hal yang rumit, Canon menyodorkan dua moda: Easy dan P.

Pada moda Easy, semua pengaturan video – kecepatan shutter, white balance, fokus, dan exposure -- dilakukan oleh camcorder. Sementara pada moda P, kita mengatur sendiri setelan yang diinginkan. Jika mau, boleh saja memilih salah satu dari delapan Special Scene yang ada, yakni Beach, Fireworks, Night, Portrait, Snow, Sports, Spotlight, dan Sunset. 

Untuk mempercepat proses rekaman, pada seri DC330/320/310 dan MD265/245/225 juga terdapat tombol Quick Start. Penekanan tombol ini pada dasarnya menyebabkan camcorder yang tidak dipakai merekam selama 30 menit otomatis akan masuk ke dalam moda standby, alias dimatikan sementara.

Untuk menghidupkan kembali (baca: kembali merekam), cukup tekan lagi tombol dan dalam waktu 0,8 detik, begitu klaim Canon, camcorder sudah siap bekerja. “Begitu on, langsung bisa rekam atau lihat hasil video yang sudah direkam,” kata Monica. Selain mampu menghemat daya batere, moda ini menyebabkan tak ada momen berharga yang akan luput direkam hanya gara-gara camcorder terlambat bangun.

Tambahan lain yang menarik pada DC330 dan MD265/245 adalah hadirnya sebuah remote control nirkabel. Alhasil kendali camcorder bisa juga dilakukan dari jarak jauh. Ini khususnya berguna pada saat merekam adegan yang tidak banyak melibatkan gerakan. 

Batere Tipis dan Pintar

Masalah batere pun dibuat mudah. “Sekarang baterenya lebih tipis fisiknya sehingga mudah diganti. Letaknya ada di bagian belakang, dan bisa diganti dengan yang berkapasitas tinggi. Bisa menambah waktu rekam satu jam,” kata Monica.

Ada tambahan lain pada batere yang kian menyamankan pemakai camcorder. Ini tak lain adalah fitur Intelligent Battery yang menunjukkan waktu rekam yang masih tersedia dengan daya batere saat itu. Alhasil pemakai akan selalu tahu kapan ia harus mengisi ulang batere camcorder-nya.

 Mana yang Cocok?

Jadi camcorder mana yang harus kita pilih? Tergantung dari tujuan Anda memiliki camcorder tersebut, apakah untuk sekadar bersenang-senang atau untuk menjadi seorang videografer yang serius.

Bila menuntut kualitas high definition video, HV30 yang dijual US$ 1295 boleh dipertimbangkan. Camcorder True Full HD 1920x1080 dengan prosesor Digic DV II ini adalah penerus HV20 yang telah mendapat penghargaan sebagai The Best Camcorder 2007 dari beberapa media.

Pilihan juga bisa didasarkan pada kekuatan kantong Anda. Jika ingin yang terjangkau, dan Anda baru belajar (pengguna pemula), tak ada salahnya mulai dengan camcorder yang menggunakan media rekam kaset miniDV seperti MD225. Dibandingkan tipe yang lain, harga MD225 paling murah, yakni US$ 295.

Sementara bila uang benar-benar tidak masalah dan Anda menginginkan rekaman dengan kualitas Full HD dan kemudahan penggantian memori, HF10 yang dibandrol US$ 1425 mungkin sesuai. Atau HF100 yang harganya US$ 1250. Kedua tipe ini menggunakan media rekam berbasis memori flash. 

Ada jurus memilih lain yang lebih sederhana, yakni apakah Anda mengutamakan kemudahan menyunting video di dalam kamera. Jika ya, berarti yang layak dilirik adalah camcorder dengan media rekam miniDV, seperti MD265, MD245, dan MD 225. Masing-masing ditawarkan dengan harga US$ 380, US$ 325, dan US$ 295.  

Namun andai kebutuhan editing itu tidak terlalu banyak, pilih saja camcorder mini DVD (bisa DVD-R, atau DVD-RW), yakni tipe DC330, DC320, atau DC310. Harganya masing-masing US$ 505, US$ 450, dan US$ 410. Biasanya hasil rekaman camcorder mini DVD adalah video berformat file MPEG-2.

Sedangkan jika Anda juga ingin tampil gaya saat merekam video, jatuhkan pilihan pada camcorder dengan media simpan memori flash, entah itu dual flash memory atau yang cuma bermodalkan sebuah slot kartu memori. Sebab camcorder yang mengandalkan memori flash, seperti FS11, FS10, FS100, HF10, dan HF100, biasanya lebih langsing dan rupawan dibandingkan camcorder yang menggunakan media simpan lain – miniDV, mini DVD, atau harddisk. FS100 yang dilabeli US$ 540 bahkan hadir dalam tiga pilihan warna: silver, wine red dan blue. Sedangkan FS11 dan FS10, masing-masing dijual US$ 775 dan US$ 650.

 

 

SPESIFIKASI

Seri
DC330
DC320
DC310
MD265
MD245
MD225
Tipe
miniDVD
miniDV
Slot kartu memori
SD/SDHC/MMC
LCD

2,7” 112.000 pixel

Viewfinder

0,35”, 114.000 pixel

Sensor image

CCD, 1,07 megapixel

CCD, 800 pixel

CCD, 1,07 megapixel

CCD, 800 pixel
Zoom optik/digital
37x/2000x
Image stabilizer

Electronic type

Standar rekam video

Kompresi MPEG-2

Spesifikasi DV

Standar rekam image

JPEG Exif 2.2

AV
Ada
Terminal mikropon

Tidak ada

Ada
Koneksi USB
Ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Koneksi FireWire

Tidak ada

Ada
Wireless controller
Ada

Tidak ada

Ada
Tidak ada
Dimensi

6,6x9x12,6 cm

6.8x8,2x12,7 cm

Bobot

380 gram

390 gram

380 gram


SPESIFIKASI
Seri
FS11
FS10
FS100
HF10
HF100
HV30
Tipe
Dual flash memory
Memori eksternal
Dual flash memory
Memori eksternal
HDV
Slot kartu memori
SD/SDHC
miniSD
LCD
2,7”, 123.000 pixel
2,7”, multiangle
Viewfinder
Tidak ada
0,27”, 123.000 pixel
Sensor image
CCD, 1,07 megapixel
CMOS, 3,31 megapixel
CMOS, 2,76 megapixel
Zoom optik/digital
37x/2000x
12x/200x (40x)
10x/200x (40x)
Image stabilizer
Electronic type
Super range optical
Standar rekam video
HD
Standar rekam image
JPEG Exif 2.2
AV
Tidak ada
Ada
Terminal mikropon
Ada
Ada
Tidak ada
Ada
Koneksi USB
USB 2.0 Hi-Speed
Koneksi HDMI
Tidak ada
Ada
DirectPrint
Ya
Wireless controller
Ada
Dimensi
5,8x6x12,4 cm
7,3x6,4x12,9 cm
8,8x8,2x13,8 cm
Bobot
260 gram
380 gram
535 gram

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com