Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umi Sumiati Membangkitkan Batik Semarang

Kompas.com - 20/07/2008, 01:18 WIB

Beberapa motif yang sudah dipatenkan tersebut adalah motif lawang sewu, lawang sewu ngawang, blekok srondol, asem arang (tiga motif), dan cheng ho di klenteng. Motif sekat masjid kampung melayur yang juga merupakan karya aslinya belum dipatenkan.

”Saya bukan yang pertama (mengembangkan batik semarang). Sebelum saya ada batik Sri Retno (1970-1980-an). Setelah itu memang vakum. Sekarang pun saya bukan satu-satunya yang membuat batik semarang,” kata perempuan asli Betawi yang bersuamikan laki-laki asli Kota Semarang, Slamet Adi Susilo (47), ini.

Pascapergelaran busana ”Samaradhana Batik Semarang ing Lawang Sewu” pada HUT Ke-461 Kota Semarang, 2 Mei 2008, permintaan batik semarang semakin banyak dan itu membuatnya kewalahan.

Untuk memenuhi pesanan, ia dibantu oleh 30 karyawan, 15 di antaranya khusus mencanting. Semua karyawannya adalah warga di sekitar tempat usahanya di Perumahan Bukit Kencana Jaya di Tembalang, Kota Semarang. ”Saya juga mempunyai pecanting di Sukoharjo sebanyak 40 orang sejak tahun 2006. Kalau pesanan banyak, sebagian saya lempar ke sana,” kata Umi yang mendapat penghargaan lomba UKM Femina 2008.

Umi mengatakan, sebesar 90 persen produksi batiknya adalah pesanan, dengan total omzet sekitar Rp 50 juta per bulan. Batiknya dipasarkan hingga ke Amerika Serikat dan Australia. ”Ada orang Indonesia yang rutin membawa ke sana, ke Australia, sejak 2007,” kata Umi.

Di luar pesanan, Umi memasarkan batiknya di rumahnya di Perumahan Bukit Kencana Jaya, Semarang, yang juga menjadi tempat produksi batiknya. Ia juga menjual batiknya di Klub Merby, Jalan Mataram, dan di Carrefour DP Mall Kota Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com