Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengganti Arie Sumarno dari Luar Pertamina

Kompas.com - 01/02/2009, 18:56 WIB

JAKARTA, MINGGU- DPR mengusulkan agar calon pengganti Direktur Utama Pertamina Arie Soemarno sebaiknya berasal dari kalangan luar yang pro perubahan. Alasannya, budaya perusaahaan (corporate culture) di Pertamina saat ini sudah tidak kondusif lagi. 

Wakil  Ketua Panitia Anggaran Komisi XI DPR Harry Azhar Azis di Jakarta, Minggu (1/2), mengatakan, Pertamina perlu direformasi lantaran iklim perusahaan itu saat ini sudah tidak mendukung lagi bagi dilakukannya perubahan. 

"Kalau penggantinya (Arie Soemarno) itu orang dalam, maka iklim perusahaan Pertamina tidak akan berubah," kata Harry. 

Karena itu, menurut Harry, Pertamina membutuhkan orang luar yang memiliki kapabilitas dan semangat untuk merubah kultur pertamina. Dengan demikian, BUMN itu akan mampu bersaing dengan perusahaan minyak kelas internasional lainnya. 

Saat ini telah beredar sejumlah nama calon pengganti Arie Soemarno, di antaranya Erry Riyana Hardjapamekas, Kardaya Warnika, dan Gita Wirjawan yang berasal dari kalangan luar. Sedangkan dari kalangan internal Pertamina muncul nama Karen Agustiawan dan Ahmad Faisal.

Secara terpisah, Direktur Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai pergantian Dirut Pertamina kali ini sarat dengan muatan politik karena alasan pemerintah untuk pergantian tersebut tidak jelas dan hanya menyandarkan pada kasus terjadinya kelangkaan BBM dan meledaknya Depo Plumpang. 

"Apalagi ini menjelang pemilu. Jadi. terlalu kental nuansa politiknya," kata Agung.

Agung mengatakan, kelangkaan BBM yang terjadi di berbagai daerah beberapa waktu lalu bukan satu-satunya kesalahan pihak Pertamina.  "Tetapi instansi pemerintah yang lebih tinggi juga ikut bertanggung jawab," katanya.

Agung menambahkan, jika pimpinan Pertamina sering diganti-ganti, maka hal itu justru tidak akan membuat pertamina sehat. "Pertamina tidak bisa menjadi perusahaan minyak kelas dunia, dan ini yang harus dipikirkan pemerintah," kata Agung.

Koordinator Pertamina Watch Khairuddin juga menilai bahwa pergantian Dirut Pertamina itu politis. Sebab, jika ingin menjadikan Pertamina perusahaan kelas dunia, salah satu indikator yang diperlukan adalah adanya kepemimpinan dan manajemen yang bagus. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com