Hal itu bisa ditandai dengan rotasi kepemimpinan secara profesional dengan mempertimbangkan aspek pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance).
"Inilah yang bisa membedakan Pertamina dengan perusahaan-perusahaan seperti, Shell, British Petroleum, Unocal, Petronas dan beberapa perusahaan minyak lainnya," katanya.
Khairuddin juga mengatakan bahwa dalam kurun waktu 1998 hingga kini, Pertamina telah melakukan pergantian direktur utama sebanyak enam kali, yakni sejak Soegijanto, Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, Widya Purnama, dan Arie H. Soemarno.
"Dengan terlalu cepatnya pergantian itu membikin pertamina justru semakin tidak sehat," kata Khairuddin seraya menambahkan bahwa penentuan direktur Pertamina selalu berdasarkan "like and dislike" yang sarat dengan kepentingan politik.
Terlebih lagi, fakta menunjukkan bahwa Pertamina saat ini sedang melakukan perubahan mendasar seperti Blue Print Pertamina melalui Pertamina Way, Pertamina Pasti Pas dan meningkatnya setoran pertamina kepada negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.