Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Inginkan Jawaban China Soal Serangan Cyber Atas Google

Kompas.com - 23/01/2010, 04:01 WIB

AIR FORCE ONE, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat merasa terganggu dengan persoalan serangan cyber atas raksasa internet Google, dan dia menginginkan jawaban Pemerintah China soal ini, demikian pernyataan Gedung Putih, Jumat (22/1/10).
 
"Sebagai presiden, Obama tetap terganggu dengan keamanan cyber yang dialami Google di China," kata wakil juru bicara Gedung Putih Bill Burton.  Hal senada disampaikan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton. "Kami semua mencari jawaban dari China ihwal masalah ini," lanjut Burton kepada wartawan di atas pesawat Air Force One.

Hillary Clinton hari Kamis mendesak Beijing melakukan investigasi menyeluruh terhadap serangan cyber atas Google dan sejumlah perusahaan Amerika lainnya, dan mengeritik China dan negara lainnya yang melakukan sensor pada website dan membatasi "kebebasan arus informasi".

China, dalam komentar terkuatnya sejak masalah Google meledak pekan lalu, hari Jumat menolak kritik Menlu AS Hillary Clinton tersebut. "Kami dengan tegas menolak kata-kata dan aksi yang tidak sesuai dengan fakta-fakta, yang dapat merusak hubungan China-Amerika Serikat," tandas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Ma Zhaoxu. "Kami meminta Amerika menghormati fakta dan menghentikan apa yang disebut sebagai isu kebebasan internet dan mengeritik China dengan alasan yang tak masuk akal," balas Ma.

Pada waktu yang sama, Ma mendesak Amerika tidak membiarkan baris kata-kata dalam Google merusak hubungan yang sudah terjalin kuat, dengan isu-isu seperti penjualan senjata AS ke Taiwan dan perubahan iklim.

Ma menyebutkan China berharap, "kedua belah pihak saling menghormati kepentingan dan keprihatinan utama, hati-hati menangani isu-isu sensitif demi menjaga hubungan Sino-Amerika rerap sehat dan berkembang ke arah yang lebih sehat."

Beijing dan Washington terkunci dalam sengketa sejak pengumuman Google yang tidak akan mematuhi lagi aturan sensor China dan berencana angkat kaki dari negeri tirai bambu itu.

Google menyatakan keputusan dibuat setelah raksasa internet itu menderita akibat serangan cyber. Google yakin serangan itu dilakukan untuk menghapus akun email aktivis hak asasi manusia China dari berbagai penjuru dunia.

CEO Google Eric Schmidt mengatakan hari Kamis bahwa perusahaan itu ingin tinggal di China. "Kami ingin tetap tinggal di China," kaat Eric.  

Namun Schmidt menegaskan Google dalam waktu dekat menghentikan sensor dalam mesin pencari China di google.cn. "Kami akan mengikuti hukum dan aturan China, kami melanjutkan menawarkan hasil-hasil yang sudah disensor. Namun dalam waktu dekat ini, kami akan membuat sejumlah perubahan di sana," katanya.
 
Sampai hari Jumat, Beijing menegaskan bahwa sensor tetap diperlukan dan mengingatkan perusahaan-perusahaan asing harus mematuhi aturan dan hukum China, dan meminta Amerika menahan diri melancarkan kritik soal kontrol internet.
 
China diyakini mempekerjakan ribuan orang untuk mendukung sistem sensor internet yang disebut dengan "Great Firewall of China", yang mengawasi populasi online terbesar di dunia. Beijing melakukan ini secara rutin dengan alasan membasmi pornografi dalam internet.  

Dalam pidatonya, Hillary Clinton meminta perusahaan-perusahaan teknologi Amerika lainnya untuk tidak mendukung sensor internet.   
 
Google, Microsoft, Yahoo! dan Cisco merupakan perusahaan-perusahaan raksasa teknologi Amerika yang dituduh oleh anggota Kongres AS, bekerja sama dengan "Great Firewall" China dan memenuhi kebutuhan Beijing.

"Sektor swasta memiliki tanggung jawab bersama, membantu menjaga kebebasan berekspresi," kata Clinton. "Dan ketika kesepakatan bisnis mereka mengancam kebebasan berekspresi ini, mereka perlu mempertimbangkan apa yang benar, bukan hanya melihat dari sisi prospek keuntungan cepat," tandas Menlu AS itu.

Hillary menyatakan, Kementerian Luar Negeri AS akan menggelar pertemuan tingkat tinggi yang membahas kebebasan internet dengan sejumlah perusahaan penyedia layanan jaringan.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com