Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan-perempuan Pengusaha Batik Rembang

Kompas.com - 01/04/2010, 11:35 WIB

Pemilik usaha batik Lasem juga berubah. Bila hingga tahun 1990-an, semua usaha batik milik keturunan Tionghoa, setelah krisis ekonomi tahun 1998, muncul pengusaha batik suku Jawa. "Tahun 2004, ada 14 pengusaha Tionghoa dan 4 Jawa. Sekarang, dari 32 pengusaha batik di Lasem, kira-kira dua pertiganya suku Jawa," kata Kwan.

Karena yang dapat menjadi pengusaha adalah orang kaya setempat, IPI yang melakukan peneliatian dan aksi tentang keberagaman di Rembang mencoba mengajak buruk batik juga menjadi pengusaha. "Dari beberapa pembatik, Bu Ramini itu yang paling berani bersuara dan bisa memimpin," ujar Kwan.

Dalam pameran awal pekan lalu terlihat berbagai pengaruh budaya dalam batik Lasem. Kerajaan Mataram Hindu memberi pengaruh pada Lasem, kemudian Champa, China, dan tentu saja Islam. Bahkan, kini warna batik yang disukai adalah hijau yang memperlihatkan pengaruh Islam. Pengaruh China masih terlihat pada corak seperti naga, burung hong, dan mata ayam yang mirip uang kepeng.

Kini, regenerasi pembatik juga dilakukan. Anip Khanifah (16), putri Mariyati, ikut dalam sanggar batik yang diinisiasi IPI. Karya Anip berupa batik corak komik habis diborong pembeli. Lasem akan ikut berputar bersama waktu. Ke mana arahnya, itu ada di tangan perempuan pembatik setempat.

(Ninuk Mardiana Pambudy/Harian Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com