Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bermain Sekaligus Memanfaatkan Realitas Virtual

Kompas.com - 29/05/2010, 10:35 WIB

Penggabungan

Ronald T Azuma, peneliti AR, menjelaskan, AR sejatinya variasi lain dari realitas virtual. Teknologi realitas virtual membenamkan pengguna secara total pada lingkungan sintetis. Ketika masuk dalam dunia buatan itu, kita tidak dapat mengenali lingkungan nyata di sekitarnya.

Aplikasi AR yang awalnya dipakai untuk pembuatan pesawat Boeing tahun 1950-an ini justru sebaliknya. Ia tidak memisahkan yang nyata dengan virtual, malahan yang terjadi adalah penggabungan di antara keduanya pada ruang yang sama.

Survei Azuma atas pemakaian AR menunjukkan 3 hal yang menjadi ciri khususnya: AR menggabungkan antara realitas senyatanya dan virtual bersifat interaktif saat itu juga dan memakai gambar tiga dimensi.

Pemakaian aplikasi makin meluas karena banyak sekali kegunaannya, selain sebagai permainan yang mengasyikkan. Di situs YouTube, kita bisa menyaksikan demo perbaikan mobil BMW memakai teknologi AR.

Melalui kacamata khusus, pemilik BMW dapat memperbaiki kerusakan radiator tanpa harus ke bengkel. Video cara memperbaiki mobil itu setahap demi setahap memberikan petunjuk alat dan bagaimana cara memasang komponen kipas angin dengan menggabungkan gambar 3D dan video nyata mesin BMW.

Di Jepang dalam situs web tobi.com, sebuah perusahaan bisnis pakaian menawarkan terobosan pemasaran baru. Sebagai pembuat pakaian yang memakai jasa internet untuk menjual produknya, tentu saja mereka kesulitan jika harus menyediakan fitting room.

Perusahaan itu lantas memakai teknologi AR, calon pembeli di mana pun tak perlu masuk ke kamar ganti untuk mencoba pakaian yang hendak dibelinya. Cukup satu dua klik di komputer, mereka bisa mengepaskan pakaian yang diminati.

Di Belanda, telepon seluler yang telah mengunduh aplikasi AR bernama Layar akan dapat "menembak" bangunan atau restoran untuk mengetahui informasi tentang harga dan menu yang mereka suka.

Namun, kata Michael, untuk AR yang dipakai sekarang ini di Indonesia agak berbeda dengan Belanda. "Saat ini telepon seluler belum bisa dipakai untuk AR, mungkin menunggu sampai tahun depan setelah perangkat lunak dan chip processor makin murah," ujarnya.

Bambang Sigap Sumantri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com