Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bermain Sekaligus Memanfaatkan Realitas Virtual

Kompas.com - 29/05/2010, 10:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Manusia pada dasarnya suka bermain. Ahli sejarah Belanda lebih dari setengah abad yang lalu, Johan Huizinga, menyebutnya "Homo Ludens", "Man the Player". Melalui permainan terciptalah kebudayaan. Lebih dari itu, dengan menciptakan inovasi teknologi yang menghibur, tercipta pasar yang makin luas.

Dengan tesis ini, tak hanya anak kecil, orang dewasa pun senang pada permainan. Di tengah zaman yang penuh persaingan yang menuntut konsentrasi dan keseriusan yang tinggi, perkembangan teknologi tak hanya membantu menyelesaikan permasalahan rumit tetapi juga diharuskan mampu memberikan permainan.

Aplikasi realitas yang diperluas, begitu terjemahan augmented reality (AR), makin berkembang karena membuat pengguna (user) merasa asyik. Terhibur menikmati teknologi sekaligus memperoleh informasi konten yang bermanfaat, tak sekadar efek wauw (kekaguman sesaat) istilah Michael Budi, Direktur Augmented Reality and Co, di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Apalagi, perkembangan teknologi itu tak bisa direm, yang kemarin tak mungkin sekarang mungkin. Harga netbook yang dulunya dirasa tak mungkin di bawah Rp 4 juta sekarang ini bisa lebih rendah. Teknologi akan semakin merasuk di masyarakat, kita tak bisa memprediksi perkembangan teknologi," kata Michael.

Teknologi AR dapat dikatakan merupakan lanjutan perkenalan pembaca dengan QR Code. Barkode yang berisi tambahan data, foto dan video, melalui PC dan telepon seluler. Kini pembaca Kompas dapat melihat 3D motion dan video tanpa dengan kode atau marker. Hanya dengan meletakkan foto berita di depan webcam, 3D interaktif dan video pun langsung muncul di layar komputer. Tentu hal itu dilakukan setelah mengunduh aplikasi AR yang disediakan melalui www.kompas.com/ar.

Tak mengherankan jika banyak perusahaan memakai AR untuk memperkuat branding ataupun meningkatkan pemasarannya. Sebuah produk teh celup baru-baru ini memakai AR untuk menerobos pasar segmen muda. Di sejumlah gerai, dipasang komputer PC yang sudah dilengkapi dengan webcam, calon pembeli teh celup itu dipersilakan "memainkan" bungkus teh celup itu, lantas muncul video gambar 3D di layar monitor.

Banyak contoh menunjukkan, aplikasi AR juga dapat memberikan penjelasan yang kadang susah diperoleh dalam realitas yang sebenarnya. Seperti yang dialami Kompas meliput tradisi berburu paus di Lamalera, Nusa Tenggara Timur.

Sekitar bulan Mei, masyarakat desa di Lamalera mengadakan upacara berburu paus yang sudah dilakukan turun-temurun sejak puluhan tahun. Kapal dengan penumpang nelayan yang siap memburu paus sebelumnya diberkati dengan misa yang dipimpin pastor setempat.

Selanjutnya, kapal pun meluncur ke tengah laut. Dua wartawan Kompas yang mengikuti kapal selama 10 hari masih belum mendapatkan paus. Ketika paus muncul pada minggu keempat, ternyata pas wartawan tidak bisa ikut.

Dengan teknologi AR, pembaca dapat diberi penjelasan animasi 3D bagaimana penangkapan paus di laut yang digabung dengan video upacara misa peluncuran kapal nelayan seperti yang bisa dilihat dalam tulisan Tanah Air (Kompas, 29/5/2010).

Penggabungan

Ronald T Azuma, peneliti AR, menjelaskan, AR sejatinya variasi lain dari realitas virtual. Teknologi realitas virtual membenamkan pengguna secara total pada lingkungan sintetis. Ketika masuk dalam dunia buatan itu, kita tidak dapat mengenali lingkungan nyata di sekitarnya.

Aplikasi AR yang awalnya dipakai untuk pembuatan pesawat Boeing tahun 1950-an ini justru sebaliknya. Ia tidak memisahkan yang nyata dengan virtual, malahan yang terjadi adalah penggabungan di antara keduanya pada ruang yang sama.

Survei Azuma atas pemakaian AR menunjukkan 3 hal yang menjadi ciri khususnya: AR menggabungkan antara realitas senyatanya dan virtual bersifat interaktif saat itu juga dan memakai gambar tiga dimensi.

Pemakaian aplikasi makin meluas karena banyak sekali kegunaannya, selain sebagai permainan yang mengasyikkan. Di situs YouTube, kita bisa menyaksikan demo perbaikan mobil BMW memakai teknologi AR.

Melalui kacamata khusus, pemilik BMW dapat memperbaiki kerusakan radiator tanpa harus ke bengkel. Video cara memperbaiki mobil itu setahap demi setahap memberikan petunjuk alat dan bagaimana cara memasang komponen kipas angin dengan menggabungkan gambar 3D dan video nyata mesin BMW.

Di Jepang dalam situs web tobi.com, sebuah perusahaan bisnis pakaian menawarkan terobosan pemasaran baru. Sebagai pembuat pakaian yang memakai jasa internet untuk menjual produknya, tentu saja mereka kesulitan jika harus menyediakan fitting room.

Perusahaan itu lantas memakai teknologi AR, calon pembeli di mana pun tak perlu masuk ke kamar ganti untuk mencoba pakaian yang hendak dibelinya. Cukup satu dua klik di komputer, mereka bisa mengepaskan pakaian yang diminati.

Di Belanda, telepon seluler yang telah mengunduh aplikasi AR bernama Layar akan dapat "menembak" bangunan atau restoran untuk mengetahui informasi tentang harga dan menu yang mereka suka.

Namun, kata Michael, untuk AR yang dipakai sekarang ini di Indonesia agak berbeda dengan Belanda. "Saat ini telepon seluler belum bisa dipakai untuk AR, mungkin menunggu sampai tahun depan setelah perangkat lunak dan chip processor makin murah," ujarnya.

Bambang Sigap Sumantri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Penjualan Sony PlayStation 5 Turun, Tapi Lebih Laris dari Xbox S/X

Game
Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Google Umumkan Fitur Keamanan Baru di Android 15

Software
Apa Itu Proyek Astra Google? Begini Gambaran dan Penggunaannya di Masa Depan

Apa Itu Proyek Astra Google? Begini Gambaran dan Penggunaannya di Masa Depan

Internet
Daftar Fitur AI Baru yang Akan Hadir di Android

Daftar Fitur AI Baru yang Akan Hadir di Android

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com