Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BT Lim: SDM Diperkuat, Indonesia Unggul di Bidang TI

Kompas.com - 05/03/2011, 14:30 WIB

Apa kiat Anda membuat perusahaan yang nyaris bangkrut menjadi untung? Saya membangun kultur baru di perusahaan itu, dari asing minded menjadi kultur kombinasi Amerika-Indonesia. Saya membuat program transformasi, Ocean Voyage. Perjalanan sebuah kapal dari pelabuhan tempat dia singgah menuju pelabuhan yang lebih besar. Dalam perjalanan, muncul banyak masalah, muncul badai dan kerusakan mesin. Namun semuanya dilalui dengan selamat hingga ke tempat tujuan.

Saya melibatkan semua unsur di perusahaan, mulai dari pimpinan hingga karyawan di lapisan bawah. Semua bergandeng tangan bersama ke arah yang ingin dicapai bersama. Saya harus berperang bersama prajurit secara serius.

Saya menganggap karyawan adalah aset terbesar perusahaan, human capital. Dengan arahan yang jelas, saya tegaskan bahwa tak ada yang tidak mungkin. Dari perusahaan rugi bisa menjadi untung, itu mungkin dilakukan. Masalahnya, mau atau tidak. Kalau mau, mari berjuang bersama mencapai tujuan itu.

Di sinilah letak seni kepemimpinan. Kalau kita menganggap karyawan sebagai aset perusahaan, maka semua unsur harus berjuang bersama mencapai hidup yang lebih baik lagi.

Setelah Digital Equipment Corporation diakuisisi Compact, Anda menjadi CEO Compact. Demikian halnya ketika Compact diambil alih HP, Anda juga menjadi CEO HP. Tampaknya Anda aset berharga di perusahaan... Ketika Digital Equipment Corporation diakuisisi Compact, saya diminta Compact untuk tetap memimpin perusahaan ini.  Demikian halnya ketika Compact dibeli dibeli Hewlett Packard (HP) tahun 2011. Saya diminta HP menjadi CEO HP di Indonesia. Biasanya memang perusahaan yang membeli, menaruh eksekutifnya. Tapi ini terbalik, saya yang diminta memimpin HP.

Tahun 2003, saya mengundurkan diri dan membuka jalan bagi kader HP menggantikan saya sebagai CEO.

Setelah dari HP, apa yang Anda kerjakan? Satu minggu kemudian, saya ditawari menjadi CEO PT Mobile-8 Telecom yang dikenal dengan nama Fren. Di sini saya membangun Fren dari nol sampai menjadi perusahaan komersial.

Anda tampaknya tidak berhenti bereksplorasi. Setelah mundur dari Mobile-8 Telecom, Anda menggarap perusahaan baru lagi? Saya masuk ke PT Smart Telecom dan menjadi Deputy Presiden Director perusahaan telekomunikasi milik Sinar Mas itu.

Smart mengakusisi Fren dan menjadi SmartFren. Operator ini memberi layanan jasa telekomunikasi selular di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Lombok.

Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia masa mendatang? Saya melihat perkembangan dunia teknologi informasi di Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju. Produk-produk baru yang diluncurkan di Amerika dan Eropa, sudah digunakan orang Indonesia. Lihat saja BlackBerry dan iPad. Jadi Indonesia tidak kalah dari negara mana pun juga. Kita ambil contoh Facebook. Jumlah pengguna Facebook di Indonesia sudah mencapai ratusan ribu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com