Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tomy Winata Bicara

Ini Masalah Bangsa, Bukan Masalah TW

Kompas.com - 14/03/2011, 23:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemberitaan The Age dan The Sydney Morning Herald (TSMH) sama sekali tidak berdasar dan jauh dari akurasi. Pengusaha nasional Tomy Winata menyatakan, berita dua koran Australia yang dikutip dari WikiLeaks itu bukan hanya merugikan dirinya dan perusahaan yang dibangunnya selama 35 tahun, melainkan juga bangsa dan negara.

"Kalau hanya menyangkut Tomy Winata dan keluarganya, tidak masalah. Tapi, ini adalah masalah bangsa," kata Tomy Winata dalam siaran pers yang diterima media massa, Senin (14/3/2011) tengah malam.

Karena itu, Tomy Winata mengimbau pers nasional untuk tidak ikut mengembangkan berita yang tidak akurat, berpotensi menghancurkan perusahaan, dan melecehkan bangsa. Ia mengaku sudah mengirimkan hak jawab kepada dua media Australia itu.

Meski saat ini belum ada dampak terhadap perusahaan, kata Tomy, langkah antisipasi harus segera diambil. Berbagai kenyataan menunjukkan bahwa berita buruk mengenai figur pengusaha dapat berakibat buruk terhadap operasional perusahaan.

Karena itu, kata Tomy, pihaknya harus bergerak cepat sebelum rumah terbakar, berbagai upaya pencegahan harus dilakukan terlebih dahulu. Sangat terlambat bila baru mulai bergerak setelah rumah terbakar.

Saat ini sejumlah perusahaan Grup Artha Graha sudah go public dan menjadi perusahaan terbuka. Artha Graha juga mengembangkan Artha Graha Network dan Artha Graha Peduli di 80 titik yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia. Lebih dari satu juta orang menggantungkan hidup di Artha Graha.

"Kalau ada snow ball dan pemberitaan tidak berdasar ini dan para mitra usaha kami menunda keputusan atau membatalkan berbagai transaksi bisnis, perusahaan bisa celaka. Karena itu, saya mohon agar isu ini tidak dikembangkan. Kalau saya harus menjilat sepatu Anda agar sejuta lebih orang tetap mendapatkan nafkah, saya rela. Bagi saya, kepentingan nusa dan bangsa jauh lebih penting dari harga diri saya dan keluarga," ungkap Tomy.

Kedekatan konstitusional
Tomy menegaskan, dia tidak pernah memberikan dana kepada pejabat mana pun lewat siapa pun. Ia tidak pernah memberikan uang kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara seperti dituduhkan media Australia. Hubungannya dengan Presiden adalah hubungan rakyat dengan kepala pemerintahan dan kepala negara.

"Kalau orang bilang dekat, saya nyatakan, ya, dekat secara konstitusional. Hubungan kedekatan sebatas hubungan presiden dan rakyat. Kalau dipanggil, saya datang. Tapi, itu sangat jarang," paparnya.

Sejak Presiden Soeharto hingga Presiden SBY, demikian Tomy, kedekatannya dengan pimpinan tertinggi negara ini sama saja. Ia berprinsip, siapa pun presiden, setiap warga negara wajib tunduk kepada pemimpinnya yang sudah dipilih secara konstitusional.

Sebagai pengusaha, kata Tomy, dia berusaha patuh kepada para pemimpin. "Saya berusaha menjalankan kewajiban saya sebagai anak bangsa untuk mengembangkan bisnis. Seperti visi Presiden SBY, saya berusaha untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara sesuai prinsip pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro-environment," kata dia.

Hubungannya dengan TB Silalahi sudah terjalin sejak 30 tahun silam saat jenderal purnawirawan itu memimpin Yayasan Eka Paksi dan bertindak sebagai penghubung Yayasan Eka Paksi dan Artha Graha. Kini, TB Silalahi menjadi penasihat di Artha Graha. "Pak TB sama sekali bukan orang yang menjembatani kami dengan SBY dan keluarga," katanya.

Muhammad Lutfi yang disebut media Australia dekat dengan dirinya adalah mantan Kepala BKPM. Dia mengenal Lutfi saat Dubes Jepang itu menjadi Kepala BKPM. "Tidak ada yang spesial. Pengusaha selalu berusaha baik kepada semua pemimpin dan pejabat negara."

Tomy menjelaskan, dia tak habis pikir pihak yang selalu mengaitkan dirinya dengan berbagai tindakan tidak terpuji. Ia pun tidak paham isu Sembilan Naga yang dikaitkan dengan dirinya. "Rasanya, kalau semua masalah belum dikaitkan dengan TW, kayaknya belum mantap. Karena itu, berbagai hal yang masih konon kabarnya dikembangkan seakan-akan fakta dan harus begitu," papar Tomy.

Tomy menjelaskan, dia tidak lagi ikut mengurus operasional perusahaan. Semuanya sudah diserahkan kepada profesional. "Sekitar 99,9 persen kegiatan perusahaan ditangani profesional," katanya.

Ia pun jarang menghadiri acara resmi. Setiap hari meninggalkan rumah di atas pukul 11 siang dan selanjutnya menerima tamu di Hotel Borobudur. Kegiatan di luar kota kini paling banyak ke Tambling, ujung selatan Sumatera, wilayah konservasi hutan seluas 45.000 ha.

Tomy menegaskan, dirinya tidak memiliki rekening di bank luar negeri dan perusahaan di luar Indonesia. Sedikitnya 99,9 persen waktunya dihabiskan di Indonesia. "Saya lahir dan hidup di sini dan akan selalu berusaha memberikan yang terbaik buat negeri ini," tandas Tomy Winata. (KSP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

    Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

    e-Business
    Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

    Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

    Gadget
    Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

    Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

    Software
    Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

    Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

    Software
    Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

    Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

    e-Business
    2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

    2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

    e-Business
    'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

    "PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

    Game
    Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

    Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

    Software
    Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

    Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

    Software
    Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

    Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

    Gadget
    Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

    Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

    Internet
    Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

    Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

    Gadget
    Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

    Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

    e-Business
    5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

    5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

    Game
    Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

    Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

    Internet
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com