Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi dan Romantisme Pulau Seram

Kompas.com - 26/04/2011, 15:05 WIB

Penginapan berlokasi di antara permukiman penduduk yang hampir 40 persen di antaranya membangun rumah di atas laut. Penginapan ini pun dibangun di atas laut dengan terumbu karang dan ikan karang beraneka warna menghiasi dasar laut.

Muhammad Ali, pemilik penginapan, mengatakan, selain snorkle, pengunjung juga bisa melintasi Sungai Salawai untuk melihat proses pembuatan sagu, pengambilan buah kelapa, atau melihat beragam jenis burung di muara sungai di Teluk Sulaiman.

Wisatawan juga bisa trekking melintasi hutan yang masih lestari di balik Negeri Sawai, menuju Pusat Pendidikan dan Rehabilitasi Satwa di Dusun Masihulan, Sawai, tempat melihat penangkaran burung kakaktua seram dan nuri seram. Jangan lupa melihat gua, air terjun, atau menghabiskan malam di pondok, di tengah hutan, yang sengaja dibangun oleh Ali.

Kegiatan-kegiatan ini bisa menyedot wisatawan sampai 500 orang setiap tahun. Mayoritas turis asing dari Belanda, Amerika Serikat, dan Jepang. Bahkan, tahun ini, sudah 20 grup turis dari sejumlah negara yang pesan temmpat. Setiap grup berjumlah sedikitnya 10 orang.

Aktivitas pariwisata di Teluk Sulaeman, persisnya di Saleman dan Sawai ini, sebetulnya sudah dirintis sejak pertengahan 1990. Namun, saat mencapai puncak kejayaan, industri ini meredup, bahkan mati total akibat kerusuhan Maluku pada 1999.

Geliat pascarusuh

Industri pariwisata baru bergeliat kembali sekitar tahun 2005. Dua pemilik/pengusaha penginapan, Ruswan Latuconsina (Ora Beach Resort) dan Ali menjadi motor penggeraknya. Mereka memanfaatkan media internet guna menyambangi biro-biro perjalanan wisata di Ambon ataupun Jakarta demi mengenalkan wisata di Teluk Sulaiman.

Pelayanan yang memanjakan turis selalu mereka kedepankan sehingga dari turis yang pernah datang, menyebar pula informasi ke beberapa turis lainnya.

Masyarakat sendiri menyambut baik kehadiran para turis mancanegara. Setidaknya terlihat saat Hans dan Grit berkunjung ke permukiman warga di Saleman untuk melihat lusiala, awal Maret lalu.

Senyum dan sapaan sekenanya dari warga buat turis mancanegara ikut menambah keunikan Negeri Saleman. Setiap bertemu turis asing, warga berujar, ”Hello, Mister....”

Di wilayah kepulauan rempah-rempah inilah Hans dan Grit meneguhkan kembali komitmen cinta mereka. Bagaimana dengan Anda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com