Seluruh insiden serupa yang terjadi belakangan ini diyakini memang sangat memalukan bagi institusi yang kebanyakan berbasis di AS itu.
Perusahaan perbankan raksasa AS, Citigroup, meralat jumlah nasabah mereka yang menjadi korban aksi peretasan (hacking) yang terjadi pada bulan lalu.
Sebelumnya Citigroup menyebutkan, sebanyak 210.000 akun pelanggan kartu kreditnya, atau sekitar 1 persen dari total klien, menjadi korban peretasan.
Angka tersebut diralat dan berubah menjadi hampir dua kali lipat dari sebelumnya, sekitar 360.083 akun pelanggan, yang dipastikan terkena dampak peretasan.
Pihak perusahaan mengklaim telah mengganti 217.657 kartu akun pelanggan, sementara sisanya ada yang sudah ditutup atau menerima kartu baru untuk alasan tertentu.
Dari Kuala Lumpur dilaporkan pula, puluhan situs web Pemerintah Malaysia juga diretas menyusul protes besar-besaran atas kebijakan sensor ketat yang diterapkan pemerintah negeri itu.
Sebanyak 41 dari total 51 situs web milik pemerintah ”dibobol” sampai tak dapat diakses.
Para pelaku yang masih anonim sebelumnya mengecam tindakan pemerintah menutup sejumlah situs web terkait isu hak asasi manusia serta menyensor film dan pertunjukan televisi.
Komisi Multimedia dan Komunikasi Malaysia menyebutkan, serangan ke situs web berdomain ”.gov.my” terjadi sejak Rabu lalu. Kepada media massa, komisi itu juga menjamin pemulihan tidak akan berlangsung lama.(DWA/AFP/AP/REUTERS/BBC)