Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Gabung Uang Elektronik

Kompas.com - 18/08/2011, 02:55 WIB

Jakarta, Kompas - Untuk mengembangkan e-money atau uang elektronik, Bank Indonesia memiliki rencana jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, BI akan memadukan interoperabilitas uang elektronik. Nantinya, semua uang elektronik yang diselenggarakan bank dan perusahaan telekomunikasi akan disatukan.

Akan tetapi, rencana penyatuan uang elektronik berbasis perbankan dan telekomunikasi diperkirakan akan ditentang oleh penerbit jika basisnya pada telekomunikasi. Penolakan itu muncul karena telekomunikasi dan perbankan adalah dua bisnis yang berbeda. Bank akan mendukung bila basis uang elektronik tersebut pada perbankan.

Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ronald Waas kepada Kompas di Jakarta, Selasa (16/8) malam, mengatakan, penolakan mestinya tidak terjadi. ”Yang perlu diketahui penerbit uang elektronik, BI tidak mungkin jalan sendiri. Kami pasti akan meminta masukan dari penerbit, baik bank maupun telekomunikasi, untuk membahas jalan yang terbaik bagi masyarakat sebagai pengguna,” kata Ronald.

Saat ini, ada enam bank dan lima perusahaan telekomunikasi yang menerbitkan uang elektronik. Umumnya, bank menjual keistimewaan uang elektronik yang diterbitkan dalam bentuk kartu prabayar. Misalnya, Bank Mandiri mengusung keutamaan pembayaran jalan tol, Bank DKI untuk membayar ongkos transjakarta, dan BCA untuk berbelanja.

Ronald memaparkan, rencana jangka pendek dalam interoperabilitas berupa memadukan uang elektronik yang dikeluarkan penerbit dengan basis yang sama.

Pada jangka panjang, semua uang elektronik yang diterbitkan bank dan perusahaan telekomunikasi akan disatukan.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Zulkifli Zaini menyuarakan penolakan penggabungan kedua sistem uang elektronik tersebut ke sistem telekomunikasi. Alasannya, telekomunikasi dan perbankan merupakan hal yang berbeda, dengan sistem perlindungan nasabah yang berbeda juga. Untuk uang elektronik yang diterbitkan bank, tentu bank yang lebih ahli.

”Kami tidak akan masuk ke telekomunikasi, tetapi telekomunikasi juga jangan masuk ke bank. Dari sisi perlindungan nasabah untuk uang elektronik, perusahaan telekomunikasi ini sangat minim. Sejauh untuk perkembangan transaksi, kami dukung, tapi yang menerbitkan bank,” ujar Zulkifli.

Direktur Ritel dan Mikro Banking Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menambahkan, perdebatan penggabungan itu muncul dengan asumsi uang elektronik tak bisa berkembang apabila dijalankan sendiri oleh bank.

Sebelumnya, Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Toni Soetirto menyampaikan, sebagai pemain baru uang elektronik, BRI akan menggarap pasar publik. (IDR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com