Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adele, Sebuah Anomali

Kompas.com - 14/02/2012, 02:51 WIB

Dwi As Setianingsih

Tubuh ”indah” dan penampilan nan sensual tak lagi mempan menjadi ”jampi-jampi” untuk merebut perhatian masyarakat musik dunia. Adele Laurie Blue Adkins menjadi anomali di industri hiburan Hollywood. Penyanyi asal Inggris bersuara emas yang bertubuh subur ini membuktikan, tanpa tubuh ”indah” dan penampilan nan sensual, dia sukses meraih enam Grammy Award di ajang Grammy Award Ke-54, yang berlangsung Minggu (12/2) malam di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat.

Tepuk tangan panjang kembali menggema selama beberapa saat setelah nama Adele diumumkan sebagai peraih Grammy Award kategori Album of the Year. Tepuk tangan yang sama panjangnya setelah penyanyi yang namanya belakangan ini menyeruak di belantika musik dunia tampil untuk pertama kali di depan publik setelah menjalani operasi pita suara, membawakan ”Rolling in the Deep”.

Segera setelah Diana Ross menyerahkan Grammy kategori Album of the Year kepada Adele, pencuri perhatian masyarakat musik dunia ini mengucapkan terima kasih kepada ibundanya. ”Mama, anak gadismu ini telah melakukan hal baik,” ujarnya. Wajahnya berurai air mata bahagia. Ucapan terima kasih Adele juga ditujukan kepada perusahaan rekaman yang menaunginya, produser, dan para personel band yang telah setia menemaninya.

”Album ini terinspirasi oleh sesuatu yang benar-benar normal dan setiap orang pernah mengalaminya. Sebuah hubungan yang salah,” tutur Adele. ”Aku tidak bisa mengatakan kepada Anda semua bagaimana perasaanku tentang hal ini. Yang pasti, ini telah menjadikan sebuah tahun yang sangat mengubah hidupku,” lanjut Adele.

Kemenangan Adele memang tidak terlalu mengejutkan. Ia telah diprediksi banyak orang akan menjadi jawara di ajang penghargaan insan musik paling bergengsi di dunia musik internasional itu—meski nama- nama yang menjadi pesaingnya juga merupakan nama besar di dunia musik, antara lain Foo Fighters, Lady Gaga, serta Rihanna.

Tidak hanya Album of the Year, Adele juga menyabet Record of the Year (”Rolling in the Deep”), Song of the Year (”Rolling in the Deep”), Best Pop Solo Performance (”Someone Like You”), Best Pop Vocal Album (21), dan Best Short Form Music Video (”Rolling in the Deep”). Satu Grammy diperuntukkan bagi Paul Epworth yang merupakan produser Adele.

Menurut Adele, lagu-lagu di album 21 kebanyakan terinspirasi dari hubungannya yang gagal dengan kekasih yang usianya 10 tahun lebih tua darinya. Album ini ditulis setelah pertengkaran dengan kekasihnya. Saat Adele memperdengarkan lagu itu kepada kekasihnya, hal itu justru memunculkan pertengkaran yang jauh lebih serius dan menyebabkan mereka memutuskan hubungan.

Meski patah hati, Adele justru merasa sangat disegarkan secara musikal. Adele segera masuk studio dan mulai menumpahkan perasaan patah hatinya ke dalam musik. Dia bekerja sama dengan produser Ryan Tedder (Beyoncé, Jennifer Hudson), Paul Epworth (Florence and the Machine, Cee Lo Green), dan legenda musik Rick Rubin.

Siapa sangka, album ini kemudian bertengger selama 19 minggu di Billboard dan membuat dia dinobatkan sebagai Artist of the Year for 2011. Prestasi ini juga menobatkan Adele sebagai penyanyi perempuan pertama yang sebagai artis, album, dan single-nya merajai Billboard pada tahun yang sama (2011).

Panggilan hidup

Terlahir dari keluarga yang sama sekali tidak musikal, Adele menyebut ketertarikannya pada dunia tarik suara muncul karena kekagumannya pada kelompok vokal Spice Girls dan Gabrielle. Adele bahkan mulai menunjukkan bakatnya saat berusia 4 tahun.

”Aku pernah menggelar konser kecil di kamarku untuk ibuku dan teman-temannya. Ibuku lumayan punya jiwa seni. Dia menyatukan beberapa lampu dan menjadikannya seperti lampu sorot untuk mengiringiku menyanyi. Mereka semua duduk di atas ranjang,” kenangnya.

Saat sahabat ayahnya yang merupakan produser tari menyebut suaranya luar biasa, dia mengundang Adele untuk merekam sebuah lagu, ”Heart of Glass”. Saat pertama kali memegang mikrofon di tangannya, dia menyadari apa yang menjadi panggilan hidupnya.

”Saat itu aku berusia 14 tahun dan aku sadar aku ingin melakukan ini,” ujarnya. ”Kebanyakan orang tidak ingin suara mereka saat direkam. Tapi aku sangat bersemangat dengan segalanya dan sama sekali tidak khawatir akan terdengar seperti apa suaraku nanti,” kata Adele.

Saat duduk di bangku SMP, dia berjumpa dengan banyak anak penggemar lagu R&B. Hal itu membuat dia kerap menghabiskan waktu untuk duduk seharian di halaman dan menyanyi. Namun, sekolahnya saat itu menjadi tempat yang tidak bersahabat baginya. Bahkan, gurunya pun tidak suka melihat dia tampil untuk menyanyi.

”Mereka memberiku saat yang berat. Mereka memaksa, jika ingin bergabung di tim paduan suara, aku harus memainkan klarinet. Aku memilih keluar,” katanya.

Dia kemudian mendaftar ke Brit School, yang alumninya antara lain almarhum penyanyi Amy Winehouse. Di situlah Adele merasa menemukan dunianya.

”Setiap kali mendengar seseorang menyanyi dari panggung di sekolah, aku berpikir mereka menyebalkan. Tapi, aku senang, aku mendapat tempat latihan dan alat-alat gratis. Aku juga bisa mendengar banyak lagu setiap hari selama bertahun-tahun lamanya. Sungguh pengalaman luar biasa,” katanya.

Akhir tahun 2004, seorang teman membuat halaman MySpace untuknya. Dua tahun kemudian baru ada sebuah perusahaan rekaman yang meliriknya. ”Aku tak suka apabila orang-orang menganggapku sebagai penyanyi MySpace. Di MySpace, aku hanya punya 10.000 teman, sementara yang lain bisa punya 1 juta teman,” ujarnya.

Saat XL, sebuah perusahaan rekaman, memanggilnya untuk membicarakan kontrak rekaman, Adele sangat gugup. ”Aku tak pernah berpikir akan dikontrak. Mereka mengirimiku e-mail dan aku membiarkannya. Aku tak menyadari jika XL sudah membesarkan banyak nama,” katanya.

Single ”Chasing Pavement” dirilis setahun kemudian, disusul album 19 yang membuat namanya dikenal luas.

Bukan isu

Tubuh gemuknya pernah dikritik tajam termasuk oleh sejumlah selebriti, antara lain perancang kenamaan Karl Lagerfeld yang kemudian buru-buru meminta maaf kepadanya. Hal itu tak membuat Adele terpengaruh. Dia bahagia dengan keadaan dirinya. Bentuk tubuhnya bukanlah isu yang menarik untuk dibahas.

”Aku menikmati menjadi diriku apa adanya. Aku sudah melihat orang-orang yang hidupnya diperbudak oleh hal-hal seperti ingin menjadi lebih kurus, payudara yang lebih besar, dan bagaimana menjadi lebih menarik. Aku tak ingin itu terjadi padaku,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com