Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Mataram Kuno di Sindoro

Kompas.com - 21/02/2012, 06:23 WIB

Oleh Aryo Wisanggeni dan Indira Permanasari

KOMPAS.com - Di kaki Gunung Sindoro, terik matahari terasa menyengat. Peluh membasahi tubuh Yanto (32), petambang dan petani di Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Temanggung, Jawa Tengah. Namun, ia tak surut mendongkel batu besar yang tertanam lekat di dinding terjal dengan linggisnya.

"Kami ingin melandaikan dinding terjal ini. Setelah itu, kami uruk dengan tanah permukaan lagi agar subur dan bisa ditanami," ujar Yanto sambil terus menancapkan linggis.

Selama bertahun-tahun, Yanto dan warga Liyangan lain menambang batu di lereng gunung yang terpencil itu. Mereka tak mengira, di balik pasir dan batu itu tersimpan jejak peradaban dari masa lalu.

Hingga tahun 2008, penggali pasir itu menemukan batu yoni, arca Ganesha, lumpang, batu pipisan, dan batu bulat panjang yang biasa digunakan untuk menghaluskan jamu. Pecahan mangkuk keramik juga ditemukan.

Sebagian benda peninggalan peradaban kuno itu disimpan di rumah Kepala Dusun Liyangan Riyatno Wardoyo (43), termasuk pecahan mangkuk keramik itu. Di kamar belakang Riyatno tergeletak alat cetak logam yang terbuat dari tanah liat, juga guci kecil yang hiasannya masih sangat kasar.

Riyatno beberapa kali mencoba menggabungkan pecahan keramik itu, tetapi selalu gagal. Hingga siang itu, 23 Desember 2011, Niken Wirasanti, arkeolog dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, berseru gembira saat berhasil menggabungkan pecahan keramik itu menjadi satu mangkuk yang utuh. "Keramik dari China ini bisa menjadi petunjuk sudah ada hubungan dengan dunia luar sejak sekitar abad ke-8 Masehi," ujar Niken.

Sementara dari temuan guci kuno yang somplak pada bagian mulutnya itu, Niken meyakini masyarakat saat itu telah membuat gerabah sendiri. Guci itu dibuat oleh masyarakat Liyangan. Teknik pembuatannya masih kasar.

Di rumah Riyatno juga terdapat beberapa patung setengah jadi. Pembuatan patung tidak diteruskan karena ada kesalahan saat memahat sehingga bagian yang seharusnya menjadi tangan atau kepala patah. Satu patung tanpa kepala diduga akan dibuat menjadi Ganesha dengan melihat postur patung yang berperut buncit, posisi duduk, dan bagian belalai yang patah. Ada juga patung yang kepalanya patah separuh yang diduga akan dibuat menjadi patung Durga.

Niken menilai, pola hias yang sangat sederhana dan teknik pembuatan patung yang kasar menunjukkan peradaban Liyangan masih sangat awal. Pola hias yang sederhana pada batu-batu candi di Liyangan lebih mirip dengan candi di Dieng yang dibangun sekitar abad ke-7, lebih tua dibandingkan dengan candi-candi di lereng selatan Gunung Merapi yang pahatan hiasannya rumit dan halus.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

    Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

    e-Business
    Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

    Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

    Gadget
    Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

    Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

    Software
    Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

    Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

    Software
    Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

    Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

    e-Business
    2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

    2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

    e-Business
    'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

    "PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

    Game
    Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

    Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

    Software
    Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

    Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

    Software
    Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

    Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

    Gadget
    Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

    Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

    Internet
    Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

    Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

    Gadget
    Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

    Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

    e-Business
    5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

    5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

    Game
    Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

    Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

    Internet
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com