Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tata Ruang

Jakarta yang Belum Berbagi Peran

Kompas.com - 20/04/2012, 11:28 WIB

                Andy Riza Hidayat

Pelaku usaha teknologi informasi, Aulia Halimatussadiyah (29), sangat bergantung pada Jakarta. Sebagian besar usahanya ada di Ibu Kota, tempatnya untuk memasarkan produk dan menjalin hubungan dengan jaringan bisnisnya. Tanpa Jakarta, barangkali usaha Aulia sulit berkembang.

Mengapa dengan Kota Depok, tempat tinggalnya selama ini? ”Kota ini karakternya berbeda dengan Jakarta. Pelaku usaha teknologi informasi ketemunya di Jakarta. Di Depok cocok untuk menggali ide dan inovasi, tetapi tidak untuk berbisnis,” kata Aulia, lajang lulusan Universitas Gunadarma, Senin (16/4/2012), di Depok.

Hampir setiap hari dia pergi ke Jakarta menembus kemacetan hingga berjam-jam sampai ke tempat tujuan. Apa boleh buat, itulah risiko yang harus dibayar menghadapi buruknya infrastruktur transportasi.

Gambaran ketergantungan terhadap Jakarta terlihat dari pergerakan orang ke Jakarta setiap hari dari beragam moda transportasi. Sebagian ”terpaksa” menjadikan rumah hanya sebagai tempat tidur, berangkat pagi dan pulang malam hari. Inilah kenyataan yang harus dihadapi warga pinggiran Jakarta.

Fenomena ini terjadi gara-gara Jakarta menyandang banyak peran penting sehingga banyak didatangi demi ladang pekerjaan. Tidak semua aktivitas kerja dapat dilakukan di pinggiran karena pusat segalanya ada di Jakarta. Wilayah pinggiran masih menjadi kota satelit, belum sepenuhnya mandiri.

DKI perlu berbagi peran

President Director & Chief Executive Officer Bakrieland Hiramsyah S Thaib berpandangan, untuk mengurangi pergerakan orang ke Jakarta, perlu dibangun kota mandiri di wilayah pinggiran. Pembangunannya perlu diawali dengan menyiapkan model ekonomi terlebih dahulu. Selama orang tinggal di satu kota tetapi bekerja di Jakarta, kota tersebut bukan kota mandiri, hanya kota satelit.

Kota mandiri dimaksud adalah kota yang mampu mengurangi pergerakan manusia keluar wilayah. Keberadaan kota mandiri, kata Hiramsyah, justru memperkuat kota yang sebelumnya ada. Hal ini terlihat seperti di London dan Tokyo.

”Kota penyangga seharusnya mandiri secara ekonomi. Persoalannya, apakah Pemerintah Provinsi DKI mau berbagi peran dengan wilayah penyangganya?” katanya.

Apabila Pemprov DKI mampu berkolaborasi dengan pemerintah daerah sekeliling, akan menjadi sinergi luar biasa. Aktivitas ekonomi DKI dan lingkungan penyangga akan memberi dampak ganda setiap tahun, yakni berkurangnya pergerakan yang memakan biaya serta tumbuh pusat perekonomian baru.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com