JAKARTA, KOMPAS.com - Agar bisa lebih efektif, materi kurikulum antikorupsi tak bisa hanya dikemas dalam bentuk teori saja. Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Apung Widadi mengusulkan, materi permainan (game) atau praktik lapangan bisa dimasukkan untuk meningkatkan efektivitas kurikulum tersebut.
Apung mencontohkan, praktik transparansi di sekolah bisa menjadi ajang pembelajaran para siswa dalam memahami pendidikan dan budaya antikorupsi. Tentu, hal itu membutuhkan kesiapan sekolah.
"Sebelum kurikulum ini berjalan, lebih baik sekolah atau kampus mengoreksi diri dulu terkait transparansi dan akuntabilitas," sebut Apung, Rabu (2/5/2012).
Seperti diberitakan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, Selasa (1/5/2012), menyatakan, pendidikan dan budaya antikorupsi akan masuk dalam kurikulum pendidikan dalam waktu dekat. Kurikulum antikorupsi akan menjadi salah satu program baru dalam Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.