Pada September 2001, surat-surat yang mengandung kuman antraks dikirimkan melalui kantor pos AS. Surat-surat tersebut dikirim secara sengaja kepada tokoh-tokoh penting di AS, seperti anggota senat dan para pengambil kebijakan lainnya.
Kuman antraks dari surat-surat tersebut diketahui telah mencemari fasilitas publik, dan negara bagian New Jersey telah memublikasi hasil investigasi epidemiologis mereka akan hal itu. Dalam publikasi tersebut di sini, mereka mengembangkan sistem informasi geografis (GIS) untuk mengembangkan daya dukung komputasi dalam rangka investigasi masalah bioterorisme.
Jangan panik dan terpengaruh isu
Contoh yang kami sajikan di atas berdasarkan publikasi ilmiah, yang tentu diverifikasi secara faktual, dan bukan berdasarkan spekulasi politis.
Berhubung bioterorisme sangat erat kaitannya dengan kebijakan publik, maka seyogianya hal ini diserahkan saja kepada pemerintah, dalam hal ini otoritas penegak hukum, untuk menentukan tingkat ancaman bioterorisme.
Mengembangkan wacana bioterorisme untuk membingungkan masyarakat sangatlah tidak bijak karena berpotensi menimbulkan kepanikan. Jika pemerintah tidak mengumumkan terjadinya ancaman bioterorisme, maka seyogianya dipercaya bahwa memang hal itu tidak terjadi.
*Tentang Penulis: Dr.rer.nat Arli Aditya Parikesit adalah alumnius program Phd Bioinformatika dari Universitas Leipzig, Jerman; Peneliti di Departemen Kimia UI; Managing Editor Netsains.net; dan mantan Koordinator Media/Publikasi PCI NU Jerman. Ia bisa dihubungi melalui akun @arli_par di Twitter, https://www.facebook.com/arli.parikesit di Facebook, dan www.gplus.to/arli di google+.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.