Semua tautan URL yang menuju Telegram, akan ditampilkan sebagai teks biasa, bukan sebagai hyperlink yang biasanya berwarna biru dan bila diklik akan membawa ke situs tertentu.
WhatsApp juga membuat tautan teks tersebut tidak bisa disalin (copy).
Dikutip KompasTekno dari The Verge, Selasa (2/12/2015), tool untuk memblokir tautan tertentu tersebut dimiliki oleh Facebook, perusahaan pemilik saham mayoritas WhatsApp.
Facebook pernah memakainya pada 2010 lalu untuk memblokir tautan menuju situs-situs yang berisi konten bajakan, namun langkah Facebook itu kemudian mendapat kritikan.
Walau demikian, belum diketahui secara pasti apakah pemblokiran itu berasal dari sistem WhatsApp yang tidak sempurna atau memang disengaja oleh WhatsApp.
Sumber di dalam Telegram mengatakan, "Biasanya jika sudah diangkat ke media, FB (Facebook) akan mengkambing-hitamkan sistem penyaringan mereka."
"Kami berharap hal yang sama juga kali ini," imbuh juru bicara Telegram yang tidak mau disebut namanya itu.
Baik Facebook maupun WhatsApp tidak bersedia memberikan tanggapan resminya terkait persoalan ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.