Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pelaku Pertama "Selfie"?

Kompas.com - 23/03/2016, 11:36 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Pada hari itu, seperti biasa Robert Cornelius ada di toko pelat perak milik ayahnya di Philadelphia, Amerika Serikat. Selain membantu di toko, ia juga mulai belajar mendalami usaha itu.

Namun, saat toko tak ramai pengunjung, Cornelius mencuri waktu untuk mendalami hobi fotografi. Beberapa objek di sekitarnya menjadi sasaran bidik pemotretan.

Pada siang itu, Cornelius punya sasaran bidik baru untuk lensa kameranya. Dia berpose di depan kamera yang sudah dia atur untuk otomatis memotret. Pada hari itu, Cornelius melakukan selfie.

Aktivitas foto diri tidak akan aneh bila terjadi pada hari ini. Aksi Cornelius menjadi berbeda karena foto diri itu dia ambil pada 1839.

Ya, Cornelius adalah orang pertama yang tercatat sejarah melakukan foto diri, jauh sebelum diksi selfie mencuat dan fenomenal.

Tak semudah sekarang

Bila kita tinggal menghadapkan ponsel berkamera depan ke muka sendiri untuk melakukan selfie, tidak demikian kejadiannya dengan Cornelius. Saat itu, teknologi kamera belum semaju sekarang, boro-boro ada ponsel berkamera.

Untuk membuat foto diri tersebut, Cornelius membuat remote pengendali yang dapat membuat kameranya merekam foto selama 15 menit setelah tombol shutter ditekan.

Menggunakan penerangan seadanya—yang juga baru dia buat sebelum pemotretan—ia bertaruh dengan dirinya sendiri soal gambar yang akan muncul.

Thinkstock Ilustrasi selfie

Beruntung, uji coba pemotretan diri sendiri itu menghasilkan cetakan foto sesuai harapannya. Selembar foto berwarna sephia jelas menampilkan sosok Cornelius yang berdiri menyilangkan tangan di depan dada dengan rambut sedikit kusut. 

Puas dengan hasil tersebut, Cornelius membuat penanda di balik selembar foto itu. Ia menuliskan, “The first light picture ever taken:1839”, yang terjemahan bebasnya adalah “Foto terang pertama, diambil pada: 1839”. 

Kini, foto diri Cornelius dipajang di perpustakaan terbesar dunia, Library of Congress, di Washington DC, Amerika Serikat.

Cukup pakai lambaian

Boleh saja, aksi dan karya Cornelius disebut hanya sebagai usaha amatiran pembelajar seni fotografi. Namun, bisa juga, inilah cikal bakal fenomena selfie yang sekarang marak. 

Bahkan, bukan tidak mustahil, ide Cornelius merupakan pemicu lahirnya teknologi penyetelan pemotretan otomatis yang sekarang ada di nyaris setiap jenis kamera, termasuk ponsel berkamera untuk selfie.

Bayangkan, dulu Cornelius harus sigap memasang platina foto di depan lensa kamera, kemudian cepat berlari untuk berpose di depan kamera itu. Kini, semua ide Cornelius terwadahi dengan gampang, cukup setel mode pemotretan otomatis, berpose, dan cepret, foto diri sudah jadi. 

“(Kini), setiap hari ada 93 juta foto selfie yang diambil dari 1 miliar telepon seluler dengan sistem operasi Android,” ujar Wakil Presiden Senior di Google, Sundar Pichai, seperti dikutip Kompas.com, Sabtu, (20/9/2014), tentang maraknya fenomena selfie di dunia.

THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi selfie

Fenomena selfie membawa pula banyak pengaruh ke pengembangan teknologi turunan. Misalnya, kehadiran tongkat narsis (tongsis) yang dapat dijadikan alat “memperpanjang tangan” untuk berfoto. Perusahaan ponsel pun terpacu berlomba mengakomodasi kebutuhan foto diri ini.

Sekarang, kebutuhan potret diri bahkan cukup menggunakan isyarat tangan, kedipan mata, atau mode pengaturan otomatis untuk proses pengambilannya. Aba-aba tangan yang tertangkap sensor kamera depan ponsel sekarang sudah bisa mengaktifkan timer hitung mundur pemotretan.

Kini, selfie tak perlu sesusah payah Cornelius yang harus sigap berpose dan menunggu 15 menit untuk mendapatkan foto diri maksimal. Memakai ponsel kamera Oppo F1, misalnya, kualitas selfie akan dihasilkan dari resolusi 8 megapiksel dan sensor cahaya otomatis di kamera depannya, sekalipun foto diambil di lokasi minim cahaya.

Nah, tertantang punya inovasi lagi untuk selfie?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com