KOMPAS.com – Teknologi modern mengenal roket sebagai alat peluncur, mulai dari persenjataan hingga pesawat ruang angkasa. Namun, roket juga kerap disebut-sebut saat bicara soal internet.
Kecepatan dan kekuatan dorong—sampai menembus atmosfer untuk pesawat ulang-alik—menjadi keunggulan teknologi roket. Untuk menembus atmosfer, misalnya, kecepatannya bisa sampai 40.000 kilometer per jam.
Lalu, apa hubungan roket dengan internet?
Kekuatan dorong yang luar biasa pada roket itu kerap disandingkan pada segala hal yang punya atau butuh kecepatan tinggi. Nah, internet adalah salah satunya.
Internet memang tidak akan membawa penggunanya kemana-mana secara fisik. Namun, internet sudah menjadi serupa “jendela besar” untuk mengetahui banyak hal di tempat lain.
Akses internet yang lemot bakal bikin pengguna baper dan uring-uringan. Rasanya seperti menumpang mobil tapi tak juga melaju ke tempat tujuan.
Tips internet anti-lemot
Saat ini ada dua teknologi yang bisa digunakan untuk mendapatkan koneksi internet, yakni mobile dan kabel.
Kelebihan internet melalui teknologi mobile adalah dapat di gunakan dimana-mana. Oleh karenanya, biasa dipakai pengguna yang memiliki rutinitas di luar ruang.
Sayangnya, internet dengan teknologi mobile memiliki keterbatasan. Selain kecepatan, pengguna juga harus berhadapan dengan sistem kuota.
Nah, hal ini berbeda saat pengguna menggunakan teknologi internet kabel. Memakai teknologi ini, pengguna memiliki kesempatan menikmati internet berkecepatan tinggi.
Namun, terkadang promosi jasa layanan internet kabel pun mengecewakan. Kecepatan roket yang dijanjikan kerap tidak ditemui saat pengguna sudah kadung berlangganan.
Eits, jangan berkecil hati dulu. Pada dasarnya, hanya internet kabel lah yang memungkinkan internet berkecepatan tinggi, stabil, dan unlimited kuota.
Pertama, pilih jaringan internet kabel yang telah menggunakan teknologi serat optik. Kabel serat optik adalah penghantar kecepatan internet yang lebih stabil.
Memakai teknologi ini, jaringan internet tak lagi rentan mengalami gangguan cuaca dibandingkan teknologi kabel generasi sebelumnya seperti kabel tembaga.
Kedua, ubah setelan “jalan” internet (setting bandwidth). Caranya, pasang nilai bandwidth yang lebih besar pada setelan kofigurasi komputer. Turunkan batas (limit) setelan bawaan (default) 20 menjadi nol.
Ketiga, cari setelan Domain Name System (DNS) jaringan yang masih relatif sepi pengguna.
Pada dasarnya, setiap penyedia layanan internet atau provider punya DNS sendiri yang memiliki kemampuan, kecepatan, spesifikasi, dan kecepatan pembacaan IP.
Kecepatan internet turun umumnya karena DNS tertentu disesaki pengguna. Maka dari itu, mengubah konfigurasi setelan DNS bisa menjadi solusi menjaga kecepatan internet.
Alternatifnya, pengguna bisa memakai Open DNS atau DNS Google. Cara ini dapat meningkatkan kecepatan koneksi internet hingga 20 persen dari kecepatan semula.
Katakanlah setelan bawaan DNS (Prefered DNS) adalah 208.67.222.222, masukkan saja Alternate DNS 208.67.220.220 untuk mencoba.
Keempat, pakai modem dengan kapasitas koneksi yang besar. Ingat, kualitas modem menentukan kecepatan internet dan daya jangkau Wi-Fi.
Kelima, pilih provider yang tepat. Ketelitian konsumen dalam mencermati teknologi yang digunakan dan tawaran paket internet dari provider akan menjadi penentu laju koneksi yang bisa digunakan nantinya.
Pengguna bisa berlangganan layanan itu untuk mendapatkan internet dengan laju koneksi optimal.
Menerapkan paduan lima tips ini, laju internet seharusnya melejit laiknya koneksi bermesin pendorong roket. Tak perlu lagi ada cerita internet lemot.
Selamat berselancar di dunia maya!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.