Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balon Internet Google Akhirnya Mengudara di Puerto Riko

Kompas.com - 23/10/2017, 16:47 WIB
Rizky Chandra Septania

Penulis

KOMPAS.com - Project Loon akhirnya mengantongi izin terbang di Puerto Riko. Melalui izin ini, balon penyebar internet bikinan Alphabet, induk Google, itu sudah bisa mengudara di negara tersebut.

Hal ini diumumkan langsung oleh Alastair Westgarth, Kepala Project Loon melalui blog resminya pada Jumat (20/10/2017) lalu.

Pada kerja sama ini, Google menggandeng operator AT&T untuk membantu akses komunikasi di negara asal lagu Despacito setelah dilanda Badai Maria. Balon Loon akan diluncurkan dari Nevada ke Puerto Riko dalam waktu dekat.

Balon Loon akan berfungsi sebagai pengganti menara BTS yang hancur akibat Badai Maria. Meski begitu, Project Loon tidak akan menghadirkan layanan sendiri.

Baca Juga: Dikira UFO, Balon Google Bikin Panik

Induk dari Google tersebut tetap bergantung layanan dari operator semacam AT&T dan lainnya untuk menghadirkan layanan internet. Bisa dikatakan, Project Loon akan menjadi perantara internet untuk sementara di Puerto Riko.

"Balon Loon saat ini dapat mendukung komunikasi dasar seperti mengirim pesan dan mengakses informasi secara online untuk mereka yang memiliki jaringan LTE pada ponselnya," tulis Westgarth.

Ia menambahkan, Project Loon yang akan terbang ke seluruh wilayah negara beribukota San Juan itu dilengkapi dengan teknologi baru. Tujuannya, agar balon tidak mudah diterbangkan angin mengingat daerah tersebut dikelilingi oleh laut.

"Ini pertama kalinya kami menggunakan sistem algoritma tenaga baru pada mesin kami agar bisa tetap terbang di Puerto Riko. Karena kami tahu angin akan terus bergeser di wilayah ini. Harapan kami bisa terus menjaga balon agar tetap terbang di sekitar wilayah di mana konektivitas diperlukan," tambahnya. 

Badai Maria yang melanda Puerto Riko beberapa waktu silam telah menghancurkan sekitar 80 persen infrastruktur komunikasi dan listrik. Hal ini tentunya menuntut Google untuk menerbangkan balon Loon dalam kurun waktu cukup lama. Padahal, Westgath menyatakan bahwa teknologi dalam proyek ini masih dalam tahap percobaan.

"Kami tidak tahu sampai kapan ini akan bekerja. Namun kami akan ada di wilayah yang memutuhkan selama mampu melakukannya," ujar Westgrath dikutip KompasTekno dari Digital Trends, Senin (23/10/2017). 

Sebelumnya, Project Loon pernah membantu akses telekomunikasi di Peru yang diterjang banjir ekstrim pada Maret 2017. Balon helium tersebut mampu memancarkan koneksi LTE dengan bekerja sama dengan operator dalam negeri.

Project Loon juga pernah diproyeksikan terbang di atas wilayah Indonesia untuk memberikan akses internet ke 100 juta orang Indonesia di wilayah pedalaman. Proyek ini belum terwujud karena tertahan oleh izin Kementrian Pertahanan.

Baca Juga: Balon Google Adalah Bagian dari Ambisi Internet Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com