KOMPAS.com - Tak kurang dari tiga juta orang menyewa kamar di Airbnb untuk merayakan Malam Tahun Baru 2017. Angka itu meningkat sekitar 30 persen dibandingkan pada Malam Tahun Baru 2016.
Data ini diumbar CEO Airbnb, Brian Chesky, melalui akun Twitter personalnya @bchesky. Ia memperlihatkan pertumbuhan pengguna Airbnb pada Malam Tahun Baru rata-rata naik dua kali lipat setiap tahunnya.
Pada Malam Tahun Baru 2009 yang menandai tahun pertama Airbnb, hanya 1.400 orang yang memercayakan layanan tersebut untuk menyewa hotel, vila, resort, atau apartemen.
Selanjutnya, pada 2010 angkanya meningkat lebih dari empat kali lipat menjadi 6.000 orang. Lima tahun setelahnya pada 2015, Airbnb dipakai lebih dari satu juta orang untuk merayakan pergantian tahun.
Sejak didirikan pada 2008 silam, Airbnb telah melayani 260 juta penyewaan kamar. Nilai perusahaannya pun meningkat dari 4 miliar dollar AS (Rp 54 triliun) kini menjadi 30 miliar dollar AS (Rp 405 triliun), sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (1/1/2018), dari Recode.
Guests on @airbnb over New Year's
'17: 3 million+
— Brian Chesky (@bchesky) December 31, 2017
'16: 2 million
'15: 1.1 million
'14: 540,000
'13: 250,000
'12: 108,000
'11: 31,000
'10: 6,000
'09: 1,400
Tak mudah mengekspansi bisnis Airbnb ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, layanan yang dianggap disruptive tersebut berjuang dengan penolakan dari para hotel konvensional.
Beberapa pemerintah daerah pun mempertanyakan mekanisme pemungutan pajak dari layanan-layanan baru semacam Airbnb. Di Indonesia sendiri, Airbnb sempat menuai kontroversi, tetapi sifatnya timbul tenggelam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.