JAKARTA, KOMPAS.com - Kios-kios HP berderet dengan papan namanya masing-masing di lantai dasar, ditunggui oleh sales promotion girl/boy (SPG/B). Sejumlah pengunjung berlalu lalan.
Ketika salah satu pengunjung mendekati atau melihat produk yang ada di konter, tim sales akan langsung sigap menawarkan produknya. Beberapa dari mereka ada yang berlalu lalang membeli smartphone atau aksesorisnya.
Nampak beberapa konter ada yang tutup di lantai dasar, tetapi jumlah kios HP yang tutup di lantai dasar itu tidak sebanyak di lantai atas.
Begitulah suasana pusat perdagangan elektronik, khususnya smartphone/HP di ITC Roxy Mas, Jakarta Barat, saat KompasTekno berkunjung pada Senin (12/6/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.
Sebelumnya, dua lembaga riset pasar, Counterpoint dan IDC merilis laporan bahwa pasar smartphone Indonesia turun kurang lebih 11 persen pada kuartal I-2023 ini. Lantas bagaimana kondisi di pusat perbelanjaan elektronik ITC Roxy ini?
Saat KompasTekno menjelajah dari lantai ke lantai, jumlah pengunjung di ITC Roxy Mas diakui berkurang oleh para pemilik konter. Walaupun ada konter HP yang buka, namun nampak segelintir orang saja yang nampak, bahkan ada yang tidak ada pengunjungnya sama sekali.
Baca juga: Ini Sebab Pasar Ponsel Indonesia Turun 11,9 Persen Menurut IDC
Di beberapa titik tertentu, toko hanya ramai oleh petugas penjualan/karyawan konter smartphone saja, tidak ada konsumen yang datang.
Kendati demikian, ada hal yang menarik. Ketika naik ke lantai 2, tempat di mana aksesoris dan spare part HP dijual, kami menemukan bahwa toko yang terletak di gang yang cukup sempit dipadati oleh banyak konsumen.
Setelah diamati lebih lanjut, pembeli yang berkerumun di depan toko ternyata tengah membeli aksesoris smartphone, seperti kasing ponsel, kabel charger, adaptor atau “kepala charger”, dan sebagainya.
Toko lain yang menjual spare part ponsel juga cukup padat, tetapi tidak sepadat penjual aksesoris smartphone. Setelah itu, di titik lain, banyak toko yang tutup, rolling door depan toko terbuka setengah tetapi tidak ada penjualnya.
Baca juga: 5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2023 Versi IDC, Samsung Teratas
Berdasarkan pengalaman para penjaga konter HP yang diwawancarai KompasTekno, suasana seperti itulah yang dialami mereka akhir-akhir ini.
Namun momen Lebaran di awal tahun 2023 lalu dikatakan mereka cukup membantu, toko lebih banyak pengunjungya dan penjualan smartphone di toko mereka ikut terbantu.
Namun, di satu sisi, ada penjual toko lain juga yang mengaku momen Idul Fitri justru tidak membantu penjualan smartphone di tokonya. Pemilik toko Queen Cell bernama Devi mengaku momen saat pandemi justru lebih tinggi dibanding sekarang.
“Gak terlalu (ramai) pas Lebaran, gak terlalu ada efek ramainya. Lebih ramai pas zaman pandemi, orang-orang pada beli HP buat anak sekolah. Yang beli mah (sekarang) ada, cuman gak sebanyak waktu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),” ujar Devi.
Walau kondisi beberapa toko smartphone terbilang sepi, lima konter HP yang disambangi KompasTekno mengaku bahwa HP yang paling laku alias banyak dicari oleh konsumen berada di rentang harga Rp 2 jutaan.
Dengan harga banderol tersebut, smartphone yang dicari konsumen di ITC Roxy Mas kebanyakan adalah smartphone di kategori entry-level yangberada di rentang harga Rp1–3 jutaan.
Baca juga: Ponsel Murah di Indonesia Makin Laris berkat Samsung dan Infinix
Sementara itu, untuk vendor smartphone yang paling banyak dilirik pengguna, khususnya HP entry-level adalah Infinix, Realme, Samsung, dan Vivo.
“Kalau di-range harga paling bawah (murah), paling laris Infinix Smart 7 Series, Xiaomi Redmi A2. (Xiaomi) A1 varian lama banyak komplain, saat Xiaomi kenalin A2 jadi ramai,” jelas Rizky, penjual di Toko Hapeku Cellular Shop.
Dari keseluruhan toko, kelimanya menjawab dengan kompak bahwa Infinix menjadi ponsel yang paling laku, mereka menggunakan istilah “kacang goreng”. Sebab, smartphone menawarkan spesifikasi yang cukup mumpuni dengan harga yang terbilang murah.
“Kalau waktu awal (tahun), lakunya itu ada Infinix Hot 12 sama Infinix Smart 6. Kalau sekarang seri baru, lakunya Infinix Smart 7 dan Infinix Hot 30i,” jelas Liensy, salah satu pemilik konter HP.
Sementara itu, untuk seri Samsung di entry-level, pengguna banyak yang mencari Samsung Galaxy A04. Dikarenakan harganya yang terjangkau, sekitar Rp 1,4—Rp1,7 juta dan sudah memiliki jaringan 5G, ponsel tersebut cukup dilirik sebagian besar pengunjung.
Berbeda dengan kelima toko tadi, jaringan Erafone di ITC Roxy Mas menyebut bahwa perangkat paling laris di toko offline mereka adalah Vivo V27 series. Smartphone tersebut banyak diincar konsumen sejak awal tahun sampai sekarang.
“Di awal tahun, Vivo V27 itu laris banget sampai sekarang. Kalau awal tahun belum ada produk baru, jadi Vivo V27 series paling banyak dicari. Sejauh ini Vivo doang sih kalau di toko (Erafone),” jelas Adi, tim sales dari Erafone.
Adi juga menambahkan bahwa smartphone Infinix juga banyak dicari, tetapi tidak merinci seri ponsel apa yang paling laku. Hanya saja, jika dibandingkan dengan vendor smartphone lain, Vivo disebut lebih laris ketimbang Infinix.
Dari pengakuan sejumlah penjaga konter HP, konsumen banyak yang mencari spesifikasi RAM yang besar. Setelah memiliki RAM besar, biasanya pengguna bakal mencari spesifikasi kamera, baterai, ataupun chipset yang mumpuni.
“Banyakan yang dicari RAM, sekarang cari brand percuma, yang penting mah RAM (besar), gak lemot,” ujar salah satu penjaga konter HP yang tidak ingin disebutkan namanya.
Namun, smartphone yang dibekali spesifikasi mumpuni akan memengaruhi harga jual perangkat. Ketika menemukan smartphone yang sesuai keinginan, terkadang konsumen selalu terkendala di masalah budget.
Baca juga: Pasar HP Infinix Tumbuh Paling Tinggi di Indonesia berkat RAM Besar
“Cuman konsumen selalu kendala di bagian budget. Tipe konsumen itu cuman ada dua, satu yang sudah punya budget tetapi tidak tahu mau beli smartphone apa, satu yang nanya semua handphone tetapi ternyata budget-nya gak cukup,” ujar Liensy.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, konsumen disebut sudah melakukan riset terlebih dulu untuk menentukan smartphone yang mereka mau beli. Jadi, saat datang ke toko, konsumen langsung menentukan smartphone yang diinginkan.
“Biasanya konsumen itu sudah riset dulu dari rumah spesifikasi HP yang mau dibeli. Jadi waktu datang ke toko mereka sudah tahu mau beli apa,” ujar Widya, tim sales Erafone.
Widya mencontohkan, saat ada pengguna yang mencari smartphone, pengguna langsung menanyakan smartphone mana saja yang sudah mengantongi sertifikasi IP67 dan NFC.
Dengan pertanyaan tersebut, ia mengaku lebih dimudahkan untuk memberi rekomendasi kepada konsumen.
Sementara itu, performa smartphone 5G di ITC Roxy Mas tampaknya cukup diminati oleh pengguna, tetapi belum ada yang tertarik untuk membeli langsung.
“Peminatnya tinggi, tetapi sekadar nanya aja, tidak sampai beli,” jelas Adi.
Sejalan dengan pernyataan Adi, Liensy mengaku bahwa banyak konsumen yang bertanya soal ponsel 5G. Akan tetapi, kendala yang dihadapi pengguna adalah harga dan konektivitas 5G di Indonesia masih belum rata.
“Banyak sih untuk sekarang, tapi ada yang bilang mahal karena percuma belum ada untuk umum. Soalnya 5G belum menyeluruh, ngapain juga dicari. Sesuai kebutuhan, baru beli,” pungkas Liensy.
Bila merujuk pada data yang dipublikasi International Data Corporation (IDC) dan konterpoint terkait kondisi pasar smartphone Indonesia pada kuartal I-2023 periode Januari—Maret 2023, pasar smartphone di Indonesia mengalami penurunan.
IDC menyebut pasar smartphone turun 11,9 persen dari tahun ke tahun (YoY) dan 7,2 persen dari kuartal ke kuartal (QoQ). Sementara itu, laporan konterpoint menyebut pasar smartphone Indonesia turun 8,1 persen secara YoY untuk periode yang sama.
Secara keseluruhan, IDC menyebut Samsung memimpin pasar Indonesia yang diikuti oleh Oppo, Vivo, Xiaomi, dan Realme.
Untuk penemuan konterpoint, data menemukan Oppo memimpin pasar Indonesia yang disusul oleh Samsung, Vivo, Xiaomi, Realme, dan Infinix.
Walau kerap mengalami penurunan, permintaan smartphone untuk entry level mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen. Berbeda dengan pengiriman smartphone mid-range ataupun flagship yang masing-masing mengalami penurunan.
konterpoint menyatakan penjualan HP entry-level Samsung banyak disumbang oleh Galaxy A-4 series. Sementara, Infinix memiliki daya tarik terhadap konsumen karena memiliki kapasitas RAM atau storage yang lebih besar ketimbang kompetitor lainnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa penemuan data IDC dan konterpoint sejalan dengan pantauan KompasTekno di ITC Roxy Mas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.