Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema “Kunci” Gratis dari Hacker buat Dekripsi Data PDN, Terima atau Tolak?

Kompas.com - 03/07/2024, 11:30 WIB
Zulfikar Hardiansyah

Penulis

“Ini belum ketahuan (kerugian) yang lain lo, tahu-tahu nanti ada sertifikat yang kacau, ada data lain di kementerian lain yang kacau, data pendaftaran apa yang kacau,” terang Alfons.

Pemerintah disarankan menerima kunci untuk membuka data PDN

Untuk menghindari kerugian dan dapat memulihkan data, pemerintah disarankan agar menerima kunci untuk membuka data PDN. Setelah kejadian ini, Alfons mengatakan jika pemerintah ke depan bisa belajar untuk mengelola data dengan lebih baik.

Dalam menerangkan betapa pentingnya data di PDNS, Alfons mengatakan, dirinya bahkan sampai menghubungi Brain Cipher melalui alamat e-mail yang dicantumkan di pengumuman untuk ikut memberikan donasi, jika mereka benar akan memberikan kunci hari ini.

Untuk diketahui, di pengumuman yang disampaikan, Brain Cipher tak hanya berjanji akan memberikan kunci gratis untuk membuka data terenkripsi di PDNS, tetapi juga meminta maaf atas kegaduhan yang dibuat.

Kemudian, mereka juga membuka donasi terbuka untuk menerima sumbangan yang dapat diberikan melalui mata uang kripto Monero.

“Saya sebagai pemilik data, saya bahkan saya bilang secara resmi ke Brain Cipher kalau mereka memang ngasih kuncinya hari ini, Rabu (3/7/2024), saya akan ikut berdonasi ke akun Monero dia, karena itu ada data saya,” kata Alfons.

Baca juga: Saat Hacker Kasihani Pemerintah Indonesia dengan Janji Beri Kunci Data PDN Cuma-cuma…

Kasus hacker memberikan kunci dekripsi pada korban sebetulnya bukan hal baru. Alfons menceritakan, dirinya pernah diminta tolong untuk membuka enkripsi dari data daftar riwayat hidup sejumlah calon pelamar kerja berkebutuhan khusus.

Lantaran tidak mungkin dilakukan dekripsi, Alfons menghubungi pihak hacker yang bersangkutan dan meminta tolong agar diberikan kunci dekripsi. Hacker pun mau memberikan kunci itu secara gratis karena salah sasaran.

Selain kasus langsung yang dialami Alfons, ada pula kasus hacker memberikan kunci dekripsi gratis karena merasa salah sasaran. Kasus ini pernah terjadi pada akhir 2022, kelompok hacker LocBit menyerang rumah sakit untuk anak-anak di Kanada.

Serangan ransomware itu mengakibatkan layanan dan sistem internal rumah sakit SickKids itu lumpuh. Tak lama dari serangan itu, pada Januari 2023, kelompok hacker meminta maaf karena salah sasaran dan memberikan kunci dekripsi secara gratis ke pihak rumah sakit.

Alfons mengatakan, kunci dekripsi yang hanya dimiliki hacker menjadi alat penting untuk bisa mengembalikan data yang terenkripsi karena serangan ransomware. Jika benar akan diberikan, kunci dekripsi akan aman untuk digunakan.

“Kunci enkripsi aman banget, kita nggak usah takut, tapi kalau dikasih aplikasi, kamu perlu periksa dulu, jangan-jangan dimasukin sesuatu yang lain,” kata Alfons.

Alfons percaya, jika janji untuk memberikan kunci dekripsi data PDNS yang disampaikan hacker bakal dilakukan. Menurutnya, Brain Cipher seharusnya memiliki komitmen, yang jika tidak dipenuhi bisa dimusuhi pula oleh komunitas hacker lain.

Perihal kunci untuk membuka data di PDNS yang dibagikan hacker secara gratis ini, kami telah menghubungi beberapa pihak pemerintah terkait seperti Kominfo dan BSSN. Namun, hingga saat ini, keduanya belum memberikan tanggapan.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis, kelompok hacker Brain Cipher juga belum memberikan update pengumuman terbaru di laman mereka. Mereka juga belum memberikan kunci untuk membuka data di PDNS yang terenkripsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com