Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Komputer Ransomware Kembali Menyerang Sejumlah Negara

Kompas.com - 28/06/2017, 06:15 WIB

KOMPAS.com - Malware jenis ransomware yang sempat beredar di Indonesia kembali menyerang komputer di sejumlah negara pada Selasa (27/6/2017).

Serangan malware penyandera data kali ini menginfeksi server di perusahaan minyak terbesar Rusia, mengganggu operasi di bank Ukraina, dan mematikan komputer di perusahaan perkapalan serta periklanan multinasional.

Pakar keamanan cyber mengatakan bahwa di balik serangan tersebut tampaknya telah mengeksploitasi jenis alat hacking yang sama yang digunakan dalam serangan ransomware WannaCry yang menginfeksi ratusan ribu komputer pada bulan Mei lalu.

"Ini seperti WannaCry lagi," kata Mikko Hypponen, chief research officer pada firma keamanan cyber berbasis di Helsinki F-Secure, dikutip Reuters.

Baca: Awas, Jangan Langsung Nyalakan Komputer Kantor Hari Senin Besok!

Laporan pertama organisasi yang diserang muncul dari Rusia dan Ukraina, namun dampaknya cepat menyebar ke barat ke komputer di Rumania, Belanda, Norwegia, dan Inggris.

Perusahaan farmasi Merck tercatat sebagai pihak pertama di Amerika Serikat yang melaporkan mengalami serangan.

Dalam beberapa jam, serangan itu telah meluas secara global. Belum ada laporan, serangan ransomware kali ini masuk ke Indonesia.

Perusahaan pengiriman A.P. Moller-Maersk yang menangani salah satu dari tujuh kontainer dikirimkan secara global, mengatakan serangan itu telah menyebabkan pemadaman di sistem komputer di seluruh dunia pada hari Selasa, termasuk di terminal di Los Angeles.

Perusahaan farmasi Merck & Co (MRK.N) mengatakan bahwa jaringan komputernya telah terpengaruh oleh serangan cyber global tersebut.

Sebuah badan pemerintah Swiss juga melaporkan bahwa sistem komputer di India terdampak, meskipun badan keamanan dunia maya negara tersebut mengatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan serangan.

Salah satu korban serangan cyber hari Selasa kemarin, sebuah perusahaan media Ukraina, mengatakan bahwa komputernya diblokir dan muncul permintaan senilai 300 dolar untuk uang elektronik Bitcoin untuk mengembalikan akses ke file-filenya.

Baca: Ini Ciri-ciri Komputer Windows yang Terinfeksi Ransomware WannaCry

"Jika Anda melihat teks ini, maka file Anda tidak dapat diakses lagi, karena telah dienkripsi Mungkin Anda sibuk mencari cara untuk memulihkan file Anda, tapi jangan buang waktu Anda. Tidak ada yang bisa memulihkan file Anda tanpa dekripsi kami. Layanan, "kata pesan tersebut, menurut sebuah screenshot yang diposting oleh Channel 24 Ukraina.

Pesan yang sama muncul di komputer di kantor Maersk di Rotterdam dan bisnis yang terkena dampak di Norwegia.

Perusahaan lain yang mengaku telah terkena serangan cyber termasuk produsen minyak Rusia Rosneft, perusahaan bahan konstruksi Prancis Saint Gobain, dan biro iklan terbesar di dunia WPP - meskipun tidak jelas apakah masalah mereka disebabkan oleh virus yang sama, demikian dilaporkan Reuters.

Ransomware merupakan perangkat lunak jahat yang memblokir akses data korban atau ancaman-ancaman untuk mempublikasikan atau menghapus data itu hingga permintaan tebusan dibayar.

Baca: Apa Itu Bitcoin, Tebusan yang Diminta Hacker WannaCry?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com