Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Strategi Perlawanan Hamas

Kompas.com - 08/01/2009, 08:37 WIB

Siapakah Hamas itu? Begitu gagah berani mereka menghadapi gempuran pasukan Israel dari darat dan udara. Padahal, mesin perang Israel jauh lebih canggih dan lengkap.

Pertanyaan yang hampir serupa sudah mengemuka pada Januari 2006 ketika Hamas memenangi pemilu legislatif Palestina. Hamas mengalahkan Fatah—faksi terbesar dalam PLO—yang sudah demikian lama berkuasa? Apa kehebatan Hamas sehingga rakyat memberikan suara mereka?

Hamas meraih 76 dari 132 kursi di parlemen yang diperebutkan dan Fatah 43 kursi. Sisanya direbut partai-partai kecil lainnya, seperti Partai Jalan Tengah, Palestina Independen, dan Badil masing-masing merebut dua kursi, sementara PFLP meraih tiga kursi, sedangkan empat kursi sisanya jatuh ke partai independen lainnya.

Tiga strategi

Siapakah mereka? Matthew Levitt dalam bukunya, Hamas: Politics, Charity, and Terrorism in the Service of Jihad, menulis, Hamas yang akronim dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan Perlawanan Islam didirikan pada 14 Desember 1987. Organisasi ini merupakan pengembangan dari Persaudaraan Muslim—yang berpusat di Mesir—cabang Palestina.

Salah satu pendiri Hamas adalah Sheikh Ahmed Yassin, yang dibunuh Israel pada tanggal 22 Maret 2004.

Hamas didirikan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap organisasi-organisasi perlawanan Palestina yang lebih dahulu dalam menghadapi Israel. Mereka dinilai lembek dan cenderung kompromistis. Fatah, misalnya, membuka dialog dengan Israel.

Oleh karena itu, Hamas didirikan dengan tujuan utama menyingkirkan Israel dari peta bumi dan kemudian mendirikan negara Islam di seluruh wilayah yang dulu masuk dalam Mandat Inggris, yakni wilayah yang kini menjadi negara Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Walaupun dianggap paria dan diberi cap sebagai teroris oleh AS, Israel, dan sejumlah negara Barat, Hamas sangat memesona rakyat Palestina karena strategi perjuangannya.

Hamas memiliki tiga strategi untuk mendukung tercapainya tujuan perjuangan. Pertama, aktivitas kesejahteraan sosial-ekonomi bagi rakyat untuk membangun dukungan dari rakyat. Kedua, aktivitas politik untuk menandingi PLO yang sekuler dan Otoritas Palestina. Ketiga, melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel, termasuk dengan bom bunuh diri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com