Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keamanan Facebook dan Android Masih Lemah

Kompas.com - 05/05/2011, 17:16 WIB

KOMPAS.com — Dunia internet dan smartphone merupakan bidang yang sangat kencang pertumbuhannya beberapa waktu terakhir. Di dunia internet, social media dengan Facebook sebagai pemimpin kini menyedot lebih dari 80 persen pengguna internet. Artinya, kini, selera pengguna internet sudah berubah. Pengguna internet kini lebih banyak menghabiskan waktunya di social media untuk berinteraksi. Mereka mungkin masih mencari berita atau referensi, tetapi jumlahnya mungkin saja sudah sangat berkurang karena referensi dan berita bisa juga diperoleh melalui social media.

Di bidang gadget, kemajuan smartphone terutama yang ber-OS Android telah mengubah peta persaingan dan mengaduk-aduk vendor yang sudah eksis sebelumnya. Nokia, Apple, dan RIM kini harus rela OS buatan mereka dilampaui oleh Android Google. Bahkan, karena merasa terlalu jauh tertinggal, Nokia meninggalkan OS mereka sendiri dan bergabung ke Microsoft.

Kemajuan yang dicapai oleh Facebook dan Android tersebut tentu punya dua sisi, positif dan negatif. Positif bagi Facebook, kini anggotanya sudah lebih dari 600 juta orang. Negatifnya, tingkat keamanan Facebook justru makin dipertanyakan. Demikian juga Android, dari berbagai sistem operasi smartphone, tampaknya Android merupakan OS yang paling mudah diserang dan disusupi program jahat, termasuk di toko aplikasinya.

Untuk memastikan bahwa Facebook dan Android paling tidak aman, kita bisa melihat sebuah laporan analisis keamanan yang dilakukan AVG baru-baru ini untuk kuartal I tahun 2011. Menurut AVG, kampanye jahat (malicious campaigns) di Facebook meningkat tiga kali lipat dalam setahun terakhir. Untuk Android, AVG menyatakan bahwa user mengalami peningkatan risiko penting terkait dengan sifat Android yang open source dan pendekatan open garden yang diterapkan, di mana memungkinkan pengguna menginstal perangkat lunak pada smartphone mereka sehingga membuka pintu bagi hacker membuat kode berbahaya. Selain itu, adanya fragmentasi dalam paltform Android (seperti Donut, Eclair, dan Gingerbread) juga tidak membantu menjadikan Android lebih aman.

Untuk Facebook, AVG memberikan catatan bahwa popularitas Facebook memiliki harga, yaitu Facebook dijadikan sasaran untuk melakukan kejahatan internet. Karena bisa menjangkau 600 juta pengguna, Facebook menjadi sasaran menarik bagi penjahat cyber. Hal ini terkait dengan popularitas penjahat cyber itu sendiri, yang bila sukses melakukan kejahatan di Facebook berarti bisa menaklukkan 600 juta orang lebih. Selain itu, adanya kepercayaan terhadap teman yang tinggi di Facebook, misalnya dalam kasus URL pendek beberapa waktu lalu, jika seorang teman sudah mengklik URL tersebut, teman yang lain akan percaya dan ikut mengklik sehingga membuat penjahat cyber lebih mudah melakukan kejahatan cyber yang sukses.

AVG menunjukkan 42 persen malware yang terdeteksi di Facebook berasal dari aplikasi pihak ketiga. Menurut AVG, pengguna Facebook sering tergoda untuk mengikuti beberapa survei (padahal ini jebakan) yang bila diikuti dijanjikan kesempatan untuk menonton video tertentu yang kebanyakan adalah video porno. Ada juga halaman survei di Facebook yang berisi click jacking yang tidak diketahui di mana tombol "Like"-nya sehingga bila pengguna mengklik mouse tanpa sengaja di halaman tersebut, wall-nya akan dipenuhi oleh pesan-pesan atau update status otomatis yang sering vulgar sehingga membuat malu pengguna atau bisa menyebarkan kepada temannya yang juga mengklik halaman survei tersebut.

Tidak itu saja, keamanan di Facebook sudah menjadi bahan diskusi yang sangat lama. Sebagai bukti betapa lemahnya keamanan situs ini adalah saat halaman fans CEO Facebook sendiri, Mark Zuckerberg, dibobol hacker beberapa waktu lalu. Selain itu, juga kasus URL pendek, URL video yang meminta pengguna mengklik untuk melihat video porno Lindsay Loohan, dan masih banyak lagi. Hal ini menandakan bahwa walaupun telah berusaha membuat situs ini aman, penjahat cyber ternyata lebih pintar dan tetap bisa melakukan kejahatannya.

Untuk meminimalisasi gangguan keamanan di Facebook, Anda perlu melakukan hal-hal berikut ini.

1. Selalu menggunakan https, bukan http biasa karena lebih mudah disusupi program jahat, hacker, malware, dan sejenisnya. Untuk mengubah http menjadi https, klik Account Setting, lalu klik Account Security, kemudian centang kedua kotak yang tersedia.

2. Pakailah aplikasi pihak ketiga sesedikit mungkin. Aplikasi pihak ketiga merupakan sumber utama serangan terhadap akun Facebook. Hati-hatilah menggunakan aplikasi, kalau sudah selesai menggunakan satu aplikasi tertentu, segera hapus aplikasi tersebut dari daftar aplikasi yang dipakai.

3. Hati-hati terhadap URL yang terlalu baik untuk menjadi kenyataan. Kata-kata berlebihan, janji yang cukup muluk yang mengiringi satu URL tertentu, biasanya merupakan malware atau virus yang menyusup di Facebook. Hindari untuk mengklik URL seperti ini.

4. Jangan melakukan chat jika tidak terlalu memaksa. Kalau bisa, gunakan saja YM, jangan chat di Facebook karena melalui chat juga banyak ditemukan program jahat yang merusak akun di Facebook. Tentu kehati-hatian pengguna merupakan hal yang utama. Jika pengguna tidak berhati-hati dalam menggunakan akun di Facebook, usaha Facebook meningkatkan keamanan akan sia-sia. (Kompasiana/Kimi Raikko)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Good Lock, Aplikasi Eksklusif Smartphone Samsung Galaxy Tersedia di Play Store

Good Lock, Aplikasi Eksklusif Smartphone Samsung Galaxy Tersedia di Play Store

Software
Cerita Orang Bandung dan Jaksel Pakai Internet 'Starlink' Elon Musk, Kecepatan Tembus 300 Mbps

Cerita Orang Bandung dan Jaksel Pakai Internet "Starlink" Elon Musk, Kecepatan Tembus 300 Mbps

Internet
Jepang Pamer Perangkat 6G Pertama di Dunia, 20 Kali Lebih Ngebut dari 5G

Jepang Pamer Perangkat 6G Pertama di Dunia, 20 Kali Lebih Ngebut dari 5G

Internet
Lagu-lagu Drake, Olivia Rodrigo, dan Taylor Swift Akhirnya Muncul Lagi di TikTok

Lagu-lagu Drake, Olivia Rodrigo, dan Taylor Swift Akhirnya Muncul Lagi di TikTok

e-Business
Tinggalkan AMD, Samsung Pakai GPU Buatan Sendiri di Exynos 2600?

Tinggalkan AMD, Samsung Pakai GPU Buatan Sendiri di Exynos 2600?

Hardware
Cara Batalkan E-mail yang Telanjur Terkirim di Gmail

Cara Batalkan E-mail yang Telanjur Terkirim di Gmail

Software
Sony Rilis Dua Lensa Ringkas di Indonesia, FE 24-50 Mm dan 16-25 Mm

Sony Rilis Dua Lensa Ringkas di Indonesia, FE 24-50 Mm dan 16-25 Mm

Hardware
3 Cara Samsung Knox Lindungi TV Samsung dari Kejahatan Siber

3 Cara Samsung Knox Lindungi TV Samsung dari Kejahatan Siber

Software
Cara Daftar FIFA Plus untuk Streaming Indonesia Vs Guinea Gratis di HP

Cara Daftar FIFA Plus untuk Streaming Indonesia Vs Guinea Gratis di HP

Internet
Mengenal Gemini AI Google yang Mirip ChatGPT dan Cara Menggunakannya

Mengenal Gemini AI Google yang Mirip ChatGPT dan Cara Menggunakannya

Software
Komparasi: Spesifikasi iPhone 15 Vs iPhone 15 Plus

Komparasi: Spesifikasi iPhone 15 Vs iPhone 15 Plus

Internet
Riset Counterpoint: Pasar Smartphone Global Tumbuh 6 Persen berkat Ponsel Kelas Menengah

Riset Counterpoint: Pasar Smartphone Global Tumbuh 6 Persen berkat Ponsel Kelas Menengah

e-Business
5 Besar Vendor Ponsel Global Versi Counterpoint, Samsung Teratas

5 Besar Vendor Ponsel Global Versi Counterpoint, Samsung Teratas

Gadget
Perkembangan 'Cyber Security' Indonesia Mutakhir (Bagian II-Habis)

Perkembangan "Cyber Security" Indonesia Mutakhir (Bagian II-Habis)

Internet
HP Android TCL 50 XL 5G Meluncur dengan Kamera Utama 50 MP

HP Android TCL 50 XL 5G Meluncur dengan Kamera Utama 50 MP

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com