Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kecewa Pabrik BlackBerry Dibangun di Malaysia

Kompas.com - 03/07/2012, 18:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah masih kecewa atas keputusan produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM) yang lebih memilih Malaysia sebagai basis produksinya ketimbang di Indonesia.

Padahal bila dihitung-hitung jumlah penjualan dan pengguna smartphone Blackberry di Malaysia jauh tertinggal ketimbang di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Wakil Menteri perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (3/7/2012).

"Kita kecewa kepada RIM, kenapa dia bikin di situ (Malaysia), pasarnya yang besar di sini kok," kata Bayu.

Selama Januari-Mei 2012 terjadi kenaikan nilai impor produk seluler (HP) ke Indonesia cukup signifikan.

Lebih lanjut, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan impor telepon seluler merupakan salah satu produk yang berpengaruh terhadap meningkatnya angka impor yang signifikan dan berkontribusi terhadap defisit perdagangan non-migas di bulan Mei 2012.

"Impor seluler besar, karena demand-nya pun besar," ungkap Bayu.

Data Kementerian Perdagangan, impor telepon seluler angkanya naik selama bulan Januari hingga Mei sebesar 22,2 persen. Bayu menuturkan, untuk menekan angka ini, pemerintah akan mendorong perusahaan-perusahaan yang memproduksi telepon seluler untuk berinvestasi di Indonesia.

"Solusinya tidak ada cara lain, kita dorong mereka bangun pabrik disini, investasi disini karena demand-nya cukup besar," kata Bayu.

Atas hal itu, terang Bayu, Pemerintah akan mendorong perusahaan-perusahaan produsen telepon seluluer untuk membangun pabriknya dan berinvestasi di Indonesia. "Hal ini bertujuan menekan importasi produk telepon seluler," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com