Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keroyokan Banyak Ilmu Lahirkan Bioinformatika

Kompas.com - 12/04/2013, 08:08 WIB

(greschoj/sxc.hu)

Oleh: Arli Aditya Parikesit*

KOMPAS.com - Bioinformatika berhutang dengan ilmu biologi molekuler dan teknik informatika atas segala perkembangannya. Namun, pada akhirnya ia menjadi semakin multidisipliner, karena berinteraksi dengan ilmu lain. Bagaimanakah itu?

Bioinformatika adalah ilmu multidisipliner

Salah satu analogi yang sering digunakan untuk menggambarkan Bioinformatika adalah dengan menjadikan manajerial kantor sebagai role model.

Jika kita perhatikan sebuah kantor, maka ada beberapa bagian yang menopang manajerialnya, seperti personalia, keuangan, administrasi, supply chain, dan lainnya. Walaupun semua itu komponen yang berbeda, namun bekerja sinergis dalam manajerial suatu kantor.

Bioinformatika juga dapat dianalogikan sebuah kantor, yang memiliki berbagai komponen yang bekerja secara sinergis. Satu komponen dengan lainnya berhubungan dengan erat.

Sebagai ilustrasi, ilmu bioinformatika bertugas untuk menyelesaikan problem biologis, sehingga diperlukan daya komputasi yang dapat mem-"break down" problem biologis menjadi komponen yang dapat diselesaikan secara simultan. Pembangunan daya komputasi tersebut, tentu saja memerlukan keterampilan yang sangat baik dalam teknik informatika.

Software development Bioinformatika menempati porsi yang cukup dominan dalam publikasi ilmiah yang top tier dan memiliki impact factor tinggi, seperti di BMC Bioinformatics, Oxford Bioinformatics, dan PloS Computational Biology. Oleh karena itu, Bioinformatika sudah dari episteme awalnya adalah sebuah wacana multi-disiplin.

Bioinformatika dengan ilmu-ilmu lain

Dalam perkembangannya pada riset tingkat Universitas, ternyata bioinformatika tidak hanya bersentuhan dengan teknik informatika dan biologi molekuler saja. Ternyata, sudah banyak research group dari latar belakang keilmuan yang sangat berbeda dari kedua ilmu tersebut, sudah mengadopsi bioinformatika sebagai bagian dari agenda riset mereka. Sebut saja, Ilmu Farmasi, Kedokteran, Kimia, dan Teknik.

Ilmu Kimia adalah bagian yang sangat dekat dengan Bioinformatika, sehubungan ilmu biologi molekuler juga dipelajari di Departemen Kimia. Ilmu kimia mempelajari interaksi molekuler dan perubahan energi yang menyertainya, dan hal ini juga dapat dipelajari melalui bioinformatika. Ekpresi genetik, protein, transkriptomik, dan epigenomik dapat juga dipelajari sejauh mana interaksi biokimiawi yang mendasarinya. Sehingga, output dari penelitian komputasi kimia ini dapat digunakan sebagai informasi awal untuk penelitian yang lebih bersifat terapan.

Ternyata, ilmu kimia memiliki saudara kandung yang juga sangat dekat kekerabatannya, yaitu ilmu Farmasi. Sebagai ilmu yang bertanggung jawab untuk mengembangkan agen terapetik dan preventif untuk berbagai penyakit, ilmu farmasi juga dapat menggunakan ilmu bioinformatika untuk riset tingkat lanjutan. Informasi awal yang telah dikumpulkan oleh ilmu kimia, dapat digunakan oleh ilmu Farmasi untuk mengembangkan obat atau vaksin cerdas (rational design), yang dibantu pengembangannya dengan ilmu bioinformatika. Ilmu Farmasi tetap dapat menggunakan daya komputasi bioinformatika yang luar biasa, untuk mempelajari interaksi obat dan vaksin dengan sistim biologis.

Bioinformatika juga dapat dimanfaatkan oleh ilmu Kedokteran dasar. Pengumpulan sampel dari pasien, untuk kemudian digunakan dalam eksperimen biologi molekuler, sangat memerlukan peran dokter yang juga menguasai ilmu biomedik. Seperti biasa, data yang dihasilkan oleh eksperimen tersebut dapat diolah menjadi informasi berguna oleh ilmu bioinformatika. Pada akhirnya, pengolahan data eksperimen laboratorium ini akan sangat berguna sebagai informasi awal untuk memasuki uji klinis.

Di sisi lain, Ilmu Teknik juga dapat berperan dalam pengembangan bioinformatika. Proses produksi agen terapetik dan preventif memerlukan simulasi komputasi, di mana bioinformatika dapat digunakan untuk itu.

Sajian ini menunjukkan, bahwa ilmu bioinformatika memang tidak dapat disentralisasi kepada satu ilmu atau satu kelompok saja, namun ia seyogyanya dimanfaatkan oleh kepentingan banyak kelompok, dalam rangka memberikan hasil yang baik untuk peningkatan taraf kesehatan pasien.

Kolaborasi nasional atau internasional, dalam bentuk konsorsium yang anggotanya memiliki berbagai latar belakang keilmuwan, memang sangat dimungkinkan dalam penelitian bioinformatika. Semoga kolaborasi semacam itu juga bisa terwujud di Indonesia agar kita jangan tertinggal lagi.

(Dok. Pribadi)

*Tentang Penulis: Dr.rer.nat Arli Aditya Parikesit adalah alumni program Phd Bioinformatika dari Universitas Leipzig, Jerman; Peneliti di Departemen Kimia UI; Managing Editor Netsains.net; dan mantan Koordinator Media/Publikasi PCI NU Jerman. Ia bisa dihubungi melalui akun @arli_par di twitter, https://www.facebook.com/arli.parikesit di facebook, dan www.gplus.to/arli di google+.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com