Budi menyampaikan hal tersebut saat membuka Pameran Produk Industri Elektronika dan Telematika 2013 di Plaza Kemenperin. Pameran yang diikuti 32 peserta dari kalangan pengusaha dan asosiasi terkait tersebut akan berlangsung hingga 3 Mei 2013 mendatang.
Berdasar data Kemenperin, penjualan produk elektronik tersebut didominasi peralatan rumah tangga. Sebesar Rp 1,15 triliun atau 47 persen dari total omzet berasal dari penjualan penyejuk udara (AC), lemari es, dan mesin cuci.
Nilai tersebut meningkat 25 persen dibandingkan penjualan produk alat rumah tangga serupa di Februari 2012 yang sebesar Rp 920 miliar.
Penjualan televisi menyumbang 38,9 persen dan pada kurun waktu sama naik 5,5 persen, yakni dari Rp 889,8 miliar menjadi Rp 939,4 miliar.
Nilai ekspor produk industri elektronik Indonesia di tahun 2012 sebesar 7,46 miliar dollar AS. Adapun nilai investasi industri telematika Indonesia tahun 2012 sebesar 15,2 juta dollar AS.
”Untuk memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan nilai investasi industri telematika dilakukan dengan menerapkan pola kluster,” kata Budi.
Selain itu juga melalui pendirian kawasan khusus industri telematika, Regional IT Center of Excellence (RICE), Incubator Business Center (IBC), dan pengembangan software technopark di beberapa daerah.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin C Triharso mengatakan, pelaku industri elektronik dan telematika Indonesia harus meningkatkan daya saing.