Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektronik Bertumbuh

Kompas.com - 01/05/2013, 03:33 WIB

Jakarta, Kompas - Indonesia dilirik sebagai basis produksi produk-produk elektronik untuk pasar regional. Pasar bagi produk-produk elektronik di dalam negeri pun terus bertumbuh seiring peningkatan daya beli masyarakat menyusul bertambahnya kelas menengah di Indonesia.

”Penjualan produk elektronik pada Februari 2013 sebesar Rp 2,4 triliun, tumbuh 20 persen dibandingkan Februari 2012 yang Rp 2,07 triliun,” kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi di Jakarta, Selasa (30/4).

Budi menyampaikan hal tersebut saat membuka Pameran Produk Industri Elektronika dan Telematika 2013 di Plaza Kemenperin. Pameran yang diikuti 32 peserta dari kalangan pengusaha dan asosiasi terkait tersebut akan berlangsung hingga 3 Mei 2013 mendatang.

Berdasar data Kemenperin, penjualan produk elektronik tersebut didominasi peralatan rumah tangga. Sebesar Rp 1,15 triliun atau 47 persen dari total omzet berasal dari penjualan penyejuk udara (AC), lemari es, dan mesin cuci.

Nilai tersebut meningkat 25 persen dibandingkan penjualan produk alat rumah tangga serupa di Februari 2012 yang sebesar Rp 920 miliar.

Penjualan televisi menyumbang 38,9 persen dan pada kurun waktu sama naik 5,5 persen, yakni dari Rp 889,8 miliar menjadi Rp 939,4 miliar.

Nilai ekspor produk industri elektronik Indonesia di tahun 2012 sebesar 7,46 miliar dollar AS. Adapun nilai investasi industri telematika Indonesia tahun 2012 sebesar 15,2 juta dollar AS.

”Untuk memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan nilai investasi industri telematika dilakukan dengan menerapkan pola kluster,” kata Budi.

Selain itu juga melalui pendirian kawasan khusus industri telematika, Regional IT Center of Excellence (RICE), Incubator Business Center (IBC), dan pengembangan software technopark di beberapa daerah.

Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin C Triharso mengatakan, pelaku industri elektronik dan telematika Indonesia harus meningkatkan daya saing.

Langkah ini diperlukan agar industri elektronik dan telematika Indonesia pun mampu berkompetisi saat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 mendatang.

”Di ASEAN, saingan terberat adalah Thailand. Mereka kuat di industri komponen. Makanya kami sekarang berupaya menggalakkan industri komponen di dalam negeri,” kata Triharso.

Triharso mengatakan, besarnya pasar produk elektronik di Indonesia saat ini tidak lepas dari bertumbuhnya kelas menengah. Kondisi ini menarik perhatian bagi pelaku industri elektronik.

”Ada beberapa perusahaan besar yang menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk pasar regional,” katanya.

Kondisi tersebut mendorong pula bertumbuhnya industri komponen di Tanah Air. Industri komponen tersebut termasuk pula yang dibawa oleh perusahaan besar untuk mendukung investasinya di Indonesia. ”Sebab kalau mengandalkan impor langsung dari negara mereka juga tidak kompetitif,” ujarnya.

Triharso mengatakan, ada beberapa perusahaan besar yang mulai mengembangkan investasi di Indonesia, seperti Sharp, Samsung, dan LG.

”Kami optimistis bahwa pertumbuhan kebutuhan produk elektronik di Indonesia akan diikuti dengan peningkatan investasi,” katanya.

Masuknya investasi tersebut akan semakin cepat apabila ada perbaikan infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan, serta jaminan pasokan energi.

Laboratorium

Triharso mengatakan, penguatan laboratorium uji produk-produk elektronik dan telematika untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia wajib perlu pula dilakukan untuk mendukung pertumbuhan industri tersebut di Indonesia.

Melalui peningkatan daya saing produk, diharapkan pelaku industri elektronik Indonesia dapat memanfaatkan besarnya potensi pasar Tanah Air. (CAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com