Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camcorder Jadi Korban Saudaranya Sendiri

Kompas.com - 19/02/2014, 10:48 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Camcorder seri Legria dari Canon

KOMPAS.com - Camcorder sempat populer sebagai perangkat andalan untuk merekam video. Namun, di era ketika kamera foto dan smartphone sudah mampu merekam video seperti sekarang ini, camcorder mulai kehilangan pesona, setidaknya di ranah konsumer.

Hal tersebut diungkapkan oleh Hiroo Edakubo, Group Executive divisi produk video Canon, perusahaan asal Jepang yang menjadi salah satu pemain terbesar di industri camcorder.

Saat ditemui Oik Yusuf dari KompasTekno di kantor pusat Canon di Tokyo, Rabu (12/2/2014) lalu, Edakubo mengungkapkan bahwa pamor camcorder terlihat mulai luntur saat "saudaranya", kamera foto, mulai menjadikan kapabilitas perekaman video sebagai fitur standar.

"Saya kira pasarnya mulai turun sekitar tahun 2007, saat DSLR dan kamera saku mulai bisa merekam video," ujar Edakubo. Dia tidak merinci berapa persisnya penurunan yang dimaksud, tapi menambahkan bahwa terdapat satu faktor kunci yang berkontribusi terhadap hal tersebut. "Yaitu pergantian media dari (kaset) DV ke memory card, yang sangat memudahkan bagi pengguna."

Hingga beberapa tahun lalu, kaset digital seperti mini-DV dan Hi-8 memang menjadi media perekaman yang paling umum dipakai oleh camcorder konsumen.

Media tersebut agak merepotkan karena harus melalui proses capture via komputer sebelum video bisa disunting atau dipindahkan ke medium lain semisal cakram DVD. Belum lagi ditambah dengan persoalan lain seperti video yang "tertimpa" secara tak sengaja dan masalah terkait penggunaan dan penyimpanan kaset.

Kini, seiring dengan masuknya standar video HD dan 4K, kebanyakan camcorder Canon telah beralih ke media penyimpanan berupa kartu memori (SD card, CF) yang jauh lebih praktis dari sisi penggunaan dibanding kaset.

Kendati demikian, meningkatnya popularitas DSLR/ kamera foto dan gadget mobile sebagai sarana merekam video tak ayal berdampak pada penjualan camcorder. "Bahkan di negara-negara yang telah lama memiliki tradisi merekam video dengan camcorder seperti Amerika Serikat dan Jepang, penurunan pasar juga terjadi," ungkap Edakubo.

Canon pun mencoba berinovasi, antara lain dengan merilis Legria Mini, seri produk yang ditujukan untuk menangkap tren video "selfie" yang belakangan mengemuka. "Ke depannya, kami akan menawarkan lebih banyak lagi produk seperti ini," ujar Edakubo.

Meski camcorder terhimpit oleh kamera jenis lain, Edakubo mengaku tak terlalu dipusingkan oleh persoalan tersebut. "Canon hendak menawarkan pengalaman merekam gambar pada konsumen, tidak jadi soal alat mana yang mereka pilih," ujar dia.

Canon sendiri merupakan pemain besar di pasar kamera foto. Perusahaan ini bahkan mempelopori penggunaan kamera DSLR di produksi video profesional melalui kamera EOS 5D Mark II yang melegenda. Belakangan, divisi EOS Canon turut melebarkan sayap lebih jauh ke industri film dengan merilis kamera dan lensa EOS Cinema Series.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com