Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Ini Penyebab AC Rumah "Loyo"!

Kompas.com - 18/07/2016, 08:01 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com
– Tinggal di kota besar berudara panas tak jadi masalah, karena kamar sudah dipasangi air conditioner (AC). Tidur pun lebih nyenyak, bebas keringat dan serangga.

Eh, baru beberapa bulan, udara yang dikeluarkan AC tak berasa dingin lagi. Malah, angin AC tak jauh berbeda dengan kipas angin. Aduh, apa yang salah?

Karena masih seumur jagung, seharusnya tak ada masalah berarti pada komponen AC. Penyebabnya bisa jadi kapasitas AC tidak sesuai dengan situasi dan kondisi kamar. Atau, instalasi AC kurang cermat dilakukan.

Jika kondisi AC masih prima tapi udara yang dihasilkan kurang dingin, mungkin ada kebocoran pada pipa atau saat awal pemasangan. Ingat, komponen yang mesti diperhatikan bukanlah AC semata, melainkan juga pipa pada unit indoor dan outdoor.

Kadang pipa AC harus dibengkokkan di sana sini agar bisa terpasang pas dalam tembok atau pada dinding. Hati-hati, jika dipasang asal-asalan, pipa bisa retak halus sehingga tak terdeteksi langsung. Tahu-tahu, kebocoran pipa makin lebar sampai udara AC tak dingin lagi.

Ukuran

Udara AC kurang dingin bisa pula disebabkan kapasitas yang tak sesuai kebutuhan. Kapasitas AC diukur dengan besaran paard kracht (PK).

Saat membeli, penjual biasa menawarkan ragam ukuran AC, mulai dari ½ PK , 1 PK, 1,5 PK, dan seterusnya. Semakin tinggi angka dan ukuran AC, makin besar kapasitasnya.

Nah, ukuran mana yang cocok dengan kondisi kamar Anda?

Jika ukuran PK terlalu kecil, kemungkinan kamar jadi kurang dingin dan pemakaian daya lebih boros. Sebaliknya, PK terlalu besar bisa membuat ruangan telalu dingin, listrik juga sama mahalnya. Ukuran PK harus pas dengan kebutuhan pendinginan agar udara tetap sejuk, AC lebih awet, dan pemakaian listrik stabil.

www.houzz.com Membuka pintu di ruang ber-AC akan membuat temperatur cepat naik.

Untuk kamar berukuran rata-rata 3 x 3 meter, AC ½ PK mungkin sudah mencukupi kebutuhan. Kalau ruangan lebih luas dari itu, tentu dibutuhkan AC dengan PK lebih besar.

Selain soal luas, kondisi kamar patut dipertimbangkan pula. Walau ukuran sama, jika ruangan menghadap cahaya matahari langsung atau berada di lantai atas, suhu pun akan makin tinggi. Karena itu, kapasitas AC bisa jadi harus lebih besar.

Jumlah orang dalam ruang ber-AC turut mempengaruhi suhu. Semakin banyak orang dalam ruangan, semakin bertambah hawa panas yang perlu didinginkan AC.

Inverter

Pada AC konvensional—walau PK sudah sesuai kebutuhan—perubahan suhu kamar masih sering terasa ekstrem. Siang hari kadang kurang dingin, sedangkan malam hari suhu kamar bisa membuat tubuh menggigil. Mematikan AC dini hari kerap tak bisa dihindari.

Masalahnya, terlalu sering mematikan dan menyalakan AC membuat kompresor cepat aus. AC jadi tak awet dan kualitas pendinginan menurun.

Sebagai solusi, teknologi inverter mulai diaplikasikan pada AC. Kamar yang menggunakan AC inverter punya suhu lebih stabil. Kenaikan dan penurunan temperature rata-rata hanya berkisar 0,5 derajat celsius.

THINKSTOCKPHOTOS Set suhu kamar pada temperatur 23-25 derajat celsius saja.

Cara kerja AC inverter berbeda dengan AC konvensional yang harus melalui proses on-off ketika terjadi perubahan suhu. Pada AC inverter, kompresor akan menyesuaikan kecepatan pendinginan secara otomatis tanpa perlu dimatikan atau dinyalakan.

Ketika temperatur ruangan yang kita inginkan tercapai, kompresor mengurangi kecepatan pendinginan. Saat suhu naik lagi, kompresor mempercepat laju kerjanya sehingga udara dalam kamar tetap stabil.

Rata-rata pemakaian listrik AC inverter juga lebih rendah 50 persen ketimbang AC konvensional. Biasanya, AC konvensional ukuran 1 PK membutuhkan daya lebih kurang 819 Watt. Sebagai perbandingan, AC inverter Daikin STKC25NV hanya butuh sekitar 540 Watt. Tertarik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com