Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Do Kwon Selamatkan Harga Terra Luna dan UST

Kompas.com - 14/05/2022, 15:01 WIB
Lely Maulida,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Token kripto Terra Luna bikinan Terraform Labs menjadi topik hangat akhir-akhir ini karena harganya yang turun terus menerus sampai lebih dari 90 persen. Padahal pada April lalu, harga Terra Luna naik sampai 119 dolar AS (Rp 1,7 juta) per keping koin.

Stablecoin Luna yang disebut Terra USD (UST) juga menyusut lebih dari 50 persen. Namun perusahaan agak kesulitan memulihkan harganya karena solusi yang mungkin dilakukan, berisiko terhadap penurunan harga Terra Luna.

"Mekanisme stabilisasi harga adalah menyerap pasokan UST (lebih dari 10 persen dari total pasokan), namun di saat yang sama, upaya ini memperluas pertukaran token hingga 40 persen, sehingga harga Luna menurun drastis," kata CEO Terraform Labs, Do Kwon dikutip KompasTekno dari CyptoSlate, Sabtu (14/5/2022).

Baca juga: Apa Itu Terra Luna Coin, Mengapa Harganya Anjlok dari Jutaan hingga Tinggal Rp 87?

Stablecoin sendiri berperan untuk mengamankan nilai aset kripto terkait berkat dukungan aset yang stabil seperti dolar AS. Namun, Terraform Labs menggunakan metode yang berbeda untuk menjaga harga UST tetap stabil, yaitu dengan memanfaatkan algoritma kompleks yang terkait pada Terra Luna.

Sayangnya konsep ini tak begitu ampuh menjaga nilai Terra Luna stabil. UST yang berperan menjaga nilai token kripto milik Terra juga ikut menyusut.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Terraform Labs, perusahaan dibalik token kripto Terra Luna dan UST menempuh upaya agar harga aset kriptonya bisa diselamatkan.

Menurut Kwon, solusi yang bisa ditempuh adalah dengan menarik pasokan stablecoin UST yang akan dilepas, sebelum harganya kembali stabil (repeg). Caranya dengan meningkatkan base pool dari 50 juta dolar AS menjadi 100 juta hak penarikan khusus (special drawing rights/SDR).

Selain itu, Kwon juga menyarankan agar perusahaannya mengurangi PoolRecoveryBlock dari 36 menjadi 18 untuk meningkatkan pencetakan UST dan Terra Luna dari 293 juta dolar AS menjadi 1,2 miliar dolar AS.

Baca juga: Harga Bitcoin hingga Terra Luna dkk Terus Merosot, Ini Penyebabnya

Dengan kata lain, solusi yang ditawarkan Kwon adalah dengan menggandakan cetak UST dari biasanya. Namun ia berkata tim Terraform akan tetap menjaga pasokan UST agar tidak berlebihan.

Hubungan Terra Luna dengan UST

Terra Luna memiliki peran penting dalam menjaga stablecoin Terra USD (UST) tetap stabil. Stablecoin sendiri adalah jenis uang kripto tertentu yang harganya sudah dipatok ke mata uang fiat yang diterbitkan oleh negara seperti dolar AS.

Namun UST memiliki metode yang berbeda dengan stablecoin lainnya seperti USDC dan USDT dalam menstabilkan harganya. Sebab, UST menggunakan algoritma berbasis "kontrak cerdas" (smart contract) untuk menjaga harga Terra USD atau UST tetap stabil pada harga 1 dolar AS.

Secara teknis metode tersebut akan membakar token Terra Luna untuk mencetak token UST baru.

Baca juga: Platform Jual-Beli Kripto Setop Perdagangan Terra Luna

Dalam ekosistem Terra, pengguna dapat menukar Terra Luna ke UST maupun sebaliknya, dengan jaminan harga 1 dolar AS. Harga tersebut dijamin, terlepas dari harga kedua token tersebut di pasar kripto.

Jadi, ketika permintaan untuk UST meningkat dan harganya naik di atas 1 dolar AS, maka pemilik Terra Luna bisa menukarnya ke token UST dan mendapat keuntungan tanpa risiko. Begitu pula ketika harga permintaan UST rendah dan harganya turun di bawah 1 dolar AS, pemilik UST bisa menukar tokennya ke Terra Luna (saat harga Terra Luna naik) dengan rasio 1:1.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com