Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Penting di Balik ChatGPT Dibayar Rp 200.000 Per Jam

Kompas.com - 10/05/2023, 13:31 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber NBC News

KOMPAS.com - Kecerdasan dari artificial intelligence/AI ChatGPT tidak lepas dari campur tangan manusia. Di balik kecerdasan tersebut, ada orang-orang yang bertugas melatih kemampuan AI agar semakin canggih.

Meski menjadi sosok yang krusial, pelatih kecerdasan AI ChatGPT mengumbar bahwa dirinya “hanya” mendapat upah sebesar 15 dollar AS atau sekitar Rp 221.385 per jamnya.

Salah satunya adalah Alexej Savreux, pria berusia 34 tahun yang tinggal di Kansas, Amerika Serikat. Savreux bertugas melatih teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Berdasarkan wawancara bersama NBC News, Savreux mengatakan bahwa dirinya adalah pekerja kontrak yang melatih sistem AI di ChatGPT untuk menganalisis data sehingga sistem dapat menciptakan sebuah teks dan gambar kepada pengguna.

Agar hasil gambar atau teks yang dimunculkan dapat akurat, Savreux perlu memberi label pada sebuah gambar dan membuat sejumlah prediksi terkait apa saja teks yang seharusnya bakal muncul atau diciptakan oleh sistem.

Baca juga: 14 Juta Orang Diprediksi Nganggur pada 2027 gara-gara AI

Walau tidak bekerja sendirian, Savreux bersama tim pelatih sistem AI lainnya sudah menghabiskan puluhan jam untuk melatih sistem OpenAI selama beberapa tahun belangkangan. Hingga akhirnya ChatGPT dapat berfungsi dengan maksimal seperti sekarang ini.

“Kami adalah buruh (pekerja kasar), tetapi tidak akan ada sistem teknologi AI tanpa itu,” ungkap Saverux.

Ia juga menambahkan bahwa label yang dicantumkan ke setiap gambar atau teks yang dimunculkan memiliki peran yang sangat penting. Tanpa label, ChatGPT mungkin tidak dapat memberikan jawaban.

“Anda dapat merancang sistem jaringan yang diinginkan. Anda dapat melibatkan semua peneliti yang Anda inginkan. Namun, tanpa pemberi label, Anda tidak dapat memiliki ChatGPT. Anda tidak akan membuat apa-apa,” tambahnya.

Selama menjalani pekerjaan sebagai “buruh” ini, Savereux menyadari bahwa pelatih sistem AI bukanlah profesi yang memiliki prospek cerah di masa depan. Artinya, pekerjaan tersebut tidak dapat membuatnya tenar ataupun kaya.

Walau pekerjaan dan tanggung jawab yang dipikul sangat penting khususnya di industri AI, Savereux justru melihat pekerjaan tersebut kerap kali dipandang sebelah mata oleh orang-orang.

Jurang antara AI dan para pekerjanya

Menurut ketua Partnership on AI, organisasi nirlaba di San Fransisco yang melakukan penelitian seputar AI, Sonam Jindal, terdapat kesenjangan antara pekerja buruh dan upah yang mereka dapatkan atas pekerjaan tersebut.

“Banyak diskusi seputar AI yang membawa hal positif. Namun, sebagian cerita yang tidak diketahui adalah teknologi AI masih sangat bergantung pada sumber daya manusia yang sangat besar,” ujar Jindal.

Pekerjaan yang dijalankan Savereux termasuk pekerjaan yang tidak stabil dan bersandar pada permintaan.

Karyawan kontrak bekerja berdasarkan kontrak tertulis yang diberikan perusahaan melalui pihak ketiga. Dengan begitu, jaminan kesehatan seperti asuransi tampaknya akan jarang ditermukan.

Baca juga: Tim Cook Puji AI, Tapi Ada Catatan Khusus untuk ChatGPT

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet dan First Media

Membandingkan Harga Internet Starlink dengan ISP Lokal IndiHome, Biznet dan First Media

Internet
Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Smartphone Oppo A60 Dipakai untuk Belah Durian Utuh, Kuat?

Gadget
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Banyak Interaksi dengan Karyawan

e-Business
Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Smartphone Meizu 21 Note Meluncur dengan Flyme AIOS, Software AI Buatan Meizu

Gadget
Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Advan Rilis X-Play, Konsol Game Pesaing Steam Deck dan ROG Ally

Gadget
5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

5 Besar Vendor Smartphone Indonesia Kuartal I-2024 Versi IDC, Oppo Memimpin

e-Business
Epic Games Gratiskan 'Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition', Cuma Seminggu

Epic Games Gratiskan "Dragon Age Inquisition - Game of the Year Edition", Cuma Seminggu

Game
Motorola Rilis Moto X50 Ultra, 'Kembaran' Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Motorola Rilis Moto X50 Ultra, "Kembaran" Edge 50 Ultra Unggulkan Kamera

Gadget
Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

Merger XL Axiata dan Smartfren Kian Menguat, Seberapa Besar Entitas Barunya?

e-Business
Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP 'Tahan Banting' Harga Rp 2 Jutaan

Oppo A60 Resmi di Indonesia, HP "Tahan Banting" Harga Rp 2 Jutaan

Gadget
Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

Bos Nvidia Jensen Huang Makin Tajir berkat AI, Sekian Harta Kekayaannya

e-Business
TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

TWS Oppo Enco Air 4 Pro Meluncur, Baterai Awet 44 Jam

Gadget
Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Cara Bikin Konten Reveal di Instagram Stories

Software
Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar 'Upgrade'

Hands-on Laptop Huawei MateBook X Pro 2024, Ramping, Ringan, dan Layar "Upgrade"

Gadget
Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Paket Internet Starlink, Rp 750.000 hingga Rp 86 Juta per Bulan

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com