KOMPAS.com - Sony tengah menggelar pesta diskon besar-besaran untuk konsol PlayStation 5 (PS5) dan PS4, yakni "PlayStation Summer Sale 2023".
Seperti tahun-tahun sebelumnya, terdapat ratusan game yang mendapatkan potongan harga, mulai dari 25 persen hingga 95 persen. Bahkan, beberapa game bisa dibeli dengan harga "miring", yakni sekitar Rp 50.000-an ke bawah.
Salah satunya adalah "XCOM 2" yang diterbitkan oleh Take Two Interactive Software. Harga game ini "disunat" menjadi Rp 40.000, diskon 95 persen dari harga awal Rp 800.000.
Adapun "XCOM 2" merupakan game strategi berbasis giliran (turn-based) keluaran 2016.
Baca juga: Sony Gelar PlayStation Summer Sale 2023, Game PS4 dan PS5 Di-diskon hingga 90 Persen
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, pemain harus terlebih dahulu melatih setiap anggota pasukannya agar mereka semakin kuat.
Setiap tentara dibagi menjadi lima kelas dengan kemampuannya masing-masing, yakni "Ranger", "Grenadier", "Specialist", "Sharpshooter", dan "Psi Operator". Mengambil contoh Grenadier, kelas ini menggunakan granat untuk menghancurkan tempat persembunyian alien.
Setelah melawan alien, pengguna bisa mengakses sistem pohon kemampuan (skill tree) untuk meningkatkan (upgrade) skill para tentaranya.
Perlu dicatat, pemain harus melakukan "investasi" skill dengan merata. Sebab, tentara yang lemah tentunya bisa gugur dengan lebih mudah di medan pertempuran.
Bila gugur, karakter tersebut akan disingkirkan dari pasukan pemain, karena kematian di "XCOM 2" bersifat permanen. Nah, "XCOM 2" sendiri dapat dibeli di PS4, tetapi game tersebut juga bisa dimainkan di PS5 lewat fitur backwards compatibility.
Baca juga: Microsoft Ungkap Sony Bakal Luncurkan PS5 Slim Tahun Ini
Sebagai informasi, backwards compatibility adalah fitur PS5 yang memungkinkan konsol tersebut untuk bermain game PS4.
Caranya, pemain tinggal membuka halaman "Games" di konsol setelah membeli game PS4, kemudian pilih "Download".
Berikutnya, ada "In Sound Mind" yang dikembangkan oleh studio We Create Stuff. "In Sound Mind" adalah game horor yang mengambil perspektif seorang dokter bernama Desmond Wales.
Untuk itu, ia harus mencari beberapa kaset audio yang menceritakan kisah setiap pasien Wales. Begitu kaset diputar, dunia mimpi tersebut akan berubah mengikuti cerita dalam kaset.