Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Desa Teknologi Jangan Jadi Ajang "Buang-buang Anggaran"

Kompas.com - 28/09/2016, 07:38 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Ajang tahunan acap kali menjadi seremoni belaka tanpa tindak lanjut yang konsisten. Hal ini dihindari pada penyelenggaraan Festival Desa Teknologi dan Informasi (Destika).

Anggota DPR RI Komisi II, Budiman Sudjatmiko, yang ditunjuk sebagai Ketua Panitia Destika mengatakan, Festival Destika harus menciptakan sinergi berkelanjutan di sektor TIK pada level desa, antar-desa, hingga desa-kota.

Tujuannya untuk menciptakan kemandirian ekonomi daerah, optimalisasi potensi lokal, serta penyamarataan teknologi dan informasi dari Sabang sampai Merauke.

Lantas, bagaimana agar Festival Destika yang digelar reguler tak berakhir sebagai ajang "buang-buang anggaran" selama tiga hari?

Menurut Budiman, kuncinya adalah pengawasan. Festival Destika yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggandeng para pejabat daerah dan kementerian-kementerian lainnya. Anggarannya pun berasal dari pemerintah pusat dan daerah.

"Setiap anggaran harus dilaporkan karena disalurkan ke pemda dan diperiksa Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)," kata dia pada KompasTekno, Selasa (27/9/2016) di Kalkote, Jayapura, Papua.

Selain itu, Budiman mengatakan Festival Destika sejatinya tak cuma dilaksanakan selama tiga hari. Ia sesumbar bakal ada rangkaian acara turunan untuk memeliharan antusiasme masyarakat desa mengenai pemanfaatan teknologi.

Sebagai contoh, di Festival Destika kali ini ada beberapa workshop dan seminar. Topiknya beragam, antara lain soal mengembangkan teknologi pemetaan digital dengan drone, menciptakan mekanisme pembelajaran digital (e-learning), hingga membuat sistem administasi pemerintah berbasis teknologi (e-governance).

"Nantinya tiap topik dibikin festival sendiri-sendiri. Misalnya ada festival e-commerce saja atau festival khusus drone. Jadi lebih mendalam proses edukasinya," ia menuturkan.

Sementara itu, Kepala Seksi Penerapan Teknologi dan Infrastruktur Dirjen Aptika
Kemenkominfo, Aris Kurniawan mengatakan, pengawasan bisa dilakukan oleh relawan TIK yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat.

Saat ini ada sekitar 18.000 relawan TIK dan Agen Perubahan Teknologi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka bekerja sukarela untuk meningkatkan penerapan teknologi di Nusantara.

"Kami juga yakin komitmen pemda (untuk mengembangkan teknologi di daerah) bisa dipegang," ujarnya.

Optimisme itu menyusul keberhasilan Festival Destika yang sudah-sudah, yakni di Melung, Majalengka, dan Belitung Timur. Aris mengklaim tiga daerah tersebut sudah berhasil unjuk gigi berkat penyelenggaraan Destika.

Ia mencontohkan, Melung yang terletak di kaki Gunung Slamet, Jawa Tengah, sekarang sudah punya situs web yang menyimpan basis data penduduk secara real-time. Anggaran daerah juga bisa diakses online sehingga lebih transparan.

"Majalengka juga sudah aktif menjual potensi daerahnya lewat situs. Distribusinya lebih mudah ke kota lain bahkan dunia," kata Aris.

Festival Destika diselenggarakan untuk keempat kalinya mulai Rabu (28/9/2016) sampai Jumat (30/9/2016). Tak kurang dari 134 perwakilan kampung di Jayapura bakal berkumpul untuk mengikuti seminar dan workshop soal pengembangan teknologi dan informasi dalam membangun desa yang lebih maju.

Total pengunjung secara keseluruhan ditaksir akan mencapai 1.000 orang, meliputi perwakilan desa-desa di seluruh Indonesia, komunitas penggiat teknologi desa, pemda dan Dinas Kemenkominfo se-Indonesia, serta pemangku kebijakan lainnya.

Pemberi materi seminar dan workshop berasal dari beragam sektor, mulai dari pemerintah pusat (Kemenkominfo dan Kementerian Desa), pemda, Buka Peta, iBOLZ, BNN, PANDI, dan IDI.

"Seperti tahun-tahun lalu, ada banyak inovasi teknologi di Destika tahun ini. Kepala-kepala daerah bisa memutuskan mana yang akan mereka prioritaskan untuk diterapkan," kata Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com