Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Review Laptop Gaming Axioo Pongo 7, Lancar Libas Game Berat Kecuali Valorant

Pongo juga merupakan nama latin dari orang utan, spesies yang unik dan ikonik dari Indonesia.

Di Tanah Air, Axioo meluncurkan tiga model laptop gaming, yaitu Axioo Pongo 3, Pongo 5, dan Pongo 7. Ketiga model ini hadir dengan spesifikasi yang sama, kecuali untuk prosesor Intel yang mengotakinya.

Axioo Pongo 3 diposisikan sebagai varian paling dasar dengan Intel Core i3-10100. Berikutnya, ada Axioo Pongo 5 yang ditenagai Intel Core i5-11400 dan Axioo Pongo 7 yang diotaki Intel Core i7-11700.

KompasTekno berkesempatan untuk menjajal Axioo Pongo 7 dengan prosesor i7 selama kurang lebih satu bulan.

Selama menggunakan laptop ini untuk gaming dan pekerjaan sehari-hari, kami menemukan sejumlah kelebihan dan kekurangan laptop Axioo Pongo ini.

Hal ini tidak lain dikarenakan oleh empat faktor utama, yakni layar, webcam, keyboard, serta baterai yang melengkapi Pongo 7.

Dari aspek layar, laptop gaming berwarna hitam dan logo berwarna merah ini mengusung panel IPS LCD berukuran 16,1 inci.

Layar ini mendukung resolusi Full HD (1.920 x 1.080 piksel), refresh rate 144 Hz, dan rasio aspek 16:9.

Tak berhenti sampai di situ saja, Axioo Pongo 7 juga menghadirkan color gamut 100 persen sRGB atau 72 persen NTSC.

Dengan spesifikasi layar seperti ini, laptop tersebut bukan hanya cocok untuk keperluan gamers, melainkan juga kebutuhan para kreator konten yang mengedit foto atau video.

Karena pekerjaan kami berkaitan erat dengan penulisan artikel, kami lebih rutin menggunakan layar ini untuk multitasking.

Layar ini memungkinkan kami untuk membuka dua atau lebih jendela browser secara bersamaan (splitscreen), masing-masing dengan ukuran jendela yang luas.

Pada bagian atas layar, terdapat webcam beresolusi HD sehingga bakal bermanfaat bagi pengguna yang rutin menghadiri virtual meeting di Zoom, Google Meet, dan aplikasi video call yang lainnya.

Bagian layar ini dihubungkan ke bodi laptop dengan dua engsel (hinge). Engsel ini diposisikan di pojok kiri dan kanan laptop Axioo Pongo 7.

Keyboard seperti ini berguna untuk menunjang produktivitas bagi pengguna yang rutin mengolah data lewat berbagai software, seperti Excel dan Spreadsheet.

Tepat di bawah keyboard tersebut, ada touchpad Microsoft PTP (Precision Touchpads) berukuran lebar yang dilengkapi dua tombol fisik. Dengan fitur PTP ini, pengguna bisa menavigasikan laptop menggunakan gestur.

Sebagai contoh, pengguna menggunakan dua jari yang ditarik ke atas atau ke bawah untuk scrolling, atau tiga jari untuk membuka desktop.

Menurut kami, keyboard ini cukup nyaman digunakan dalam pekerjaan sehari-hari dan juga gaming. Hal ini ditambah lagi dengan key travel antar tombol yang lega sehingga mampu meminimalisasi kesalahan pengetikan.

Akan tetapi, kami beberapa kali menemukan masalah di mana tombol spasi yang ditekan menjadi terpendam.

Oleh karena itu, kami tidak bisa melanjutkan penulisan artikel untuk beberapa detik atau mungkin tidak bisa melompat di sebuah game.

Selebih dari itu, kami tidak menemukan masalah seputar keyboard Axioo Pongo 7.

Masih bicara soal keyboard, komponen tersebut mampu mengeluarkan cahaya warna-warni RGB yang dapat diubah sesuka hati lewat program bawaan bernama "Control Center 3.0".

Dengan program ini, pengguna juga bisa mengatur tombol macro di keyboard, kecepatan kipas laptop, serta mode performa laptop.

Ketika membuka "Control Center 3.0", pengguna disuguhkan 14 pilihan warna yang akan menghiasi keyboard, yakni merah, biru, kuning, dan masih banyak lagi.

Dalam pengaturan ini, pengguna juga memiliki sejumlah opsi misalnya meningkatkan atau menurunkan tingkat kecerahan (brightness) warna keyboard dan mengaktifkan timer agar fitur warna itu dinonaktifkan dalam waktu yang ditentukan.

Akan tetapi,  kami tidak berhasil mengubah tombol tersebut meski sudah mengaktifkan fitur "Flexikey" sekalipun.

Baterai tahan sekitar 4 jam

Sudah menjadi rahasia umum bahwa laptop gaming umumnya memiliki baterai yang terbilang cenderung lebih boros.

Mengutip situs LaptopFlow dan ZDNet, idealnya baterai laptop gaming dapat bertahan selama 3 hingga 4 jam.

Untuk Axioo Pongo 7, kami menemukan bahwa laptop gaming dengan baterai 56 Wh ini juga bisa bertahan sekitar 4 jam dengan mode performa "Entertainment" atau mode default.

Mode "Entertainment" itu sendiri menyeimbangkan performa sistem, suhu laptop, dan suara kipas. Saat baterai sudah habis total, Axioo Pongo 7 membutuhkan waktu 3 jam untuk terisi penuh.

Selain mode "Entertainment", pengguna dapat menuju ke program "Control Center 3.0" untuk memilih tiga mode performa lainnya, yakni "Quiet",  "Performance", dan mode "Power Saving".

Ketika baterai diuji coba untuk bermain game singleplayer seperti "Ghostrunner", baterai bertahan 55 menit dalam mode "Entertainment", 50 menit dalam mode "Quiet", serta 1 jam dalam mode "Performance" dan "Power Saving".

Oleh karena daya baterai yang cukup awet untuk laptop gaming, Axioo Pongo 7 sebenarnya cocok untuk dibawa bepergian.

Hanya saja, pengguna juga harus mempertimbangkan bobot laptop tersebut yang menyentuh 2,7 kilogram dengan dimensi 378 mm x 267 mm x 30 mm.

Lebih spesifiknya, bagian kiri memuat 1 port USB 3.2 Gen 1 (Type-A), 1 USB 2.0, 1 microphone jack 3,5 mm, dan 1 audio combo jack 3,5 mm.

Bagian kiri juga dilengkapi oleh lubang pembuangan udara, sehingga pengguna yang menggunakan mouse di bagian kanan laptop tidak akan terkena udara tersebut.

Sementara itu, bagian kanan memuat 1 SD Card Reader, 1 USB Gen 3.2 (Type C), 1 USB 3.2 Gen 2 (Type A), 1 HDMI output (dengan HDCP), 2 Mini Display 1.4 port, 1 RJ-45 LAN Port, serta 1 DC-in jack.

Ada pula Kensington Lock yang digunakan untuk mengunci laptop agar tidak mudah dirampas orang lain.

Perlu dicatat, port USB Gen 3.2 (Type C) yang dimiliki Axioo Pongo 7 tidak dapat digunakan untuk pengisian daya via charger berteknologi Gallium Nitride (GaN).

Lancar melibas Counter Strike, Dota 2, dll, kecuali Valorant

Sebagai laptop gaming, rasanya sudah menjadi kewajiban untuk menawarkan performa yang gahar ketika memainkan game. Untungnya, hal tersebut dipenuhi oleh Axioo Pongo 7.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Axioo Pongo 7 mengandalkan prosesor Intel Core i7-11700 dan unit pengolah grafis (GPU) Nvidia GeForce RTX 3070 8 GB GDDR6.

Ada juga RAM dual channel DDR4 seluas 16 GB dan media penyimpanan (storage) SSD NVMe 512 GB.

Melihat hal itu, kami mencoba memainkan sejumlah game di Axioo Pongo 7, yaitu "Counter-Strike: Global Offensive", "Ghostrunner", "Valorant", "Dota 2", dan "PUBG: Battlegrounds".

Uji coba game ini kami lakukan dengan mode performa "Entertainment", "Quiet", "Performance", serta "Power Saving" yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Kami juga mencoba fitur pengaturan kipas normal alias "Automatic" dan maksimum atau "Maximum". Kipas ini dapat diakses pula lewat program "Control Center 3.0".

Jika menggunakan setting rata kanan tanpa charger, laptop ini memperoleh 119 FPS di "Entertainment",123 FPS di "Quiet", 119 FPS di "Performance", dan 126 FPS di "Power Saving".

Sedangkan dengan setting rata kiri dan tanpa charger, laptop ini meraih 159 FPS. Kemudian ketika menggunakan kecepatan kipas maksimum, laptop mendapatkan 163 FPS untuk setting rata kiri dengan charger, dan 144 FPS untuk setting rata kanan dengan charger.

Dengan beberapa mode di atas, laptop ini benar-benar bisa memanfaatkan layar refresh rate 144 Hz yang dimilikinya.

Tanpa charger pun, Axioo Pongo 7 tampak masih mendapatkan FPS yang tinggi. Meski masih terbilang tinggi, kami tidak menyarankan untuk bermain game berat tanpa menggunakan charger.

Sebab, kami merasakan penurunan FPS alias FPS drop yang rutin terjadi. Kami juga sering mengalami input lag yang membuat permainan terasa lebih berat untuk dikontrol.

Secara keseluruhan, suhu yang diperoleh ketika memainkan "CS:GO" adalah 68 derajat Celsius.

Sedangkan bila menggunakan setting rata kanan tanpa charger, laptop meraih 25 FPS di "Entertainment", 25 FPS di "Quiet", 22 FPS di "Performance", dan 26 FPS di "Power Saving".

Dengan setting rata kiri dan tanpa charger, laptop ini mendapat 52 FPS.

Ketika menggunakan kecepatan kipas maksimum, laptop meraih 219 FPS untuk setting rata kiri dengan charger, dan 144 FPS untuk setting rata kanan dengan charger.

Suhu laptop ketika bermain "Ghostrunner" bisa mencapai 86 derajat Celcius.

Saat mencoba memainkannya, sebuah pop up akan muncul dengan tulisan "Versi Vanguard (sistem keamanan Riot Games) ini mewajibkan pengaturan Secure Boot diaktifkan".

Secure Boot itu sendiri merupakan teknologi keamanan selain Trusted Platform Module (TPM) 2.0  yang memungkinkan Windows 11 untuk mengaktifkan program menggunakan standar kepercayaan dan keamanan yang tinggi.

Jadi, Vanguard mengharuskan kedua pengaturan tersebut untuk diaktifkan. Saat kami melakukan pengecekan, Secure Boot di Axioo Pongo 7 ternyata dalam keadaan nonaktif. Sementara itu, TPM terpantau sudah aktif.

Untuk mengaktifkannya, kami perlu mengutak-atik BIOS terlebih dahulu demi mengaktifkan Secure Boot.

Laptop Axioo Pongo 7 memperoleh 109 FPS di "Entertainment", 19 FPS di "Quiet", 104 FPS di "Performance", dan 102 FPS di "Power Saving" dengan setting rata kanan dilengkapi charger.

Bila menggunakan setting rata kanan tanpa charger, laptop meraih 72 FPS di "Entertainment", 69 FPS di "Quiet", 64 FPS di "Performance", dan 75 FPS di "Power Saving".

Sedangkan dengan setting rata kiri dan tanpa charger, laptop ini meraih 90 FPS.

Kemudian ketika menggunakan kecepatan kipas maksimum, laptop mendapatkan 102 FPS untuk setting rata kiri dengan charger, dan 98 FPS untuk setting rata kanan dengan charger.

Melihat hasil di atas, pengguna sebenarnya tidak usah menurunkan kualitas grafik. Bahkan dengan grafik yang fantastis pun, FPS tetap akan tinggi.

Soal temperatur, suhu yang diperoleh ketika memainkan "DOTA 2" mencapai 60 derajat Celcius.

Jika charger dilepas tetapi masih menggunakan setting rata kanan, laptop memperoleh 67 FPS di "Entertainment", 63 FPS di "Quiet", 50 FPS di "Performance", dan 50 FPS di "Power Saving".

Kemudian apabila setting diubah menjadi rata kiri, laptop ini mendapat 135 FPS.

Kami pun memanfaatkan kecepatan kipas maksimum, sehingga laptop mendapatkan 165 FPS untuk setting rata kiri dengan charger, dan 129 FPS untuk setting rata kanan dengan charger.

Secara menyeluruh, suhu yang didapatkan ketika menjajal game aksi ini mencapai 75 derajat Celcius.

Berisik saat main game

Harus diketahui pula bahwa seperti laptop gaming lainnya, kipas Axioo Pongo 7 juga terbilang "berisik" saat sedang bermain game.

Hal ini tentunya berbeda dengan kebisingan laptop ini saat digunakan untuk browsing-browsing ringan.

Uji 3DMark

Selain menjajal game populer, kami juga melakukan pengujian laptop Axioo Pongo 7 melalui program 3DMark, PCMark 10, Cinebench R23, Blender, dan CrystalDiskMark.

Sejumlah program ini akan menghasilkan skor tertentu usai melakukan benchmark. Semakin baik performa perangkat, semakin tinggi pula skornya.

Melalui program 3DMark, kami mencoba benchmark dengan mode "Time Spy" dan "Fire Strike".

"Time Spy" pada dasarnya menguji performa PC ketika menjalankan game berbasis DirectX 12.

DirectX 12 itu sendiri merupakan teknologi yang memungkinkan tim developer untuk menambahkan efek grafis yang berkualitas pada game, seperti ray-tracing.

Hasilnya, Axioo Pongo 7 mendapatkan total skor 9.260 dengan rincian 9.184 poin untuk GPU dan 9.722 poin untuk CPU.

Angka ini bisa dikatakan baik karena lebih tinggi dari 53 persen skor pengguna di 3D Mark mode "Time Spy". 

Akan tetapi, skor ini masih kalah dengan PC gaming premium dan PC gaming high-end keluaran 2020.

Melihat grafik yang terletak di belakang detail skor, diketahui bahwa skor yang paling umum diperoleh berada di kisaran 10.000 poin.

Selain "Time Spy", ada "Fire Strike" yang menguji performa PC ketika memainkan game berbasis DirectX 11.

Laptop ini mendapatkan 20.432 poin dengan rincian 25.298 poin untuk GPU dan 19.930 poin untuk CPU. Ada juga uji coba CPU dan GPU secara berbarengan dengan skor 8.497 poin.

Adapun skor yang paling umum diperoleh berada di sekitar 10.000 poin.

Dengan kedua hasil ini, dapat disimpulkan bahwa Axioo Pongo 7 bisa dengan nyaman digunakan ketika bermain game berbasis DirectX 11 dan 12.

Benchmark program PCMark 10

Program ini menguji coba berbagai macam aktivitas di laptop, seperti browsing internet, rapat online, pekerjaan dengan Word atau Spreadsheet, hingga rendering video.

Axioo Pongo 7 meraih skor 5.685 sehingga lebih tinggi dari 60 persen perangkat yang diuji coba lewat PCMark 10.

Poin ini cukup berdekatan dengan skor yang paling sering didapatkan perangkat lainnya, yakni 5.000 poin.

Jadi, Axioo Pongo 7 bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari.

Uji Cinebench R23

Program terakhir yang kami gunakan untuk benchmark adalah Cinebench R23.  Aplikasi ini sejatinya menguji performa CPU saat melakukan render gambar tiga dimensi.

Cinebench R23 tidak hanya menguji performa multi-core dari CPU, tetapi juga performa single-core.

Dari pengetesan CPU multi-core, Axioo Pongo 7 mendapatkan skor 8.457. Poin ini menempati posisi keenam terbaik di bawah sejumlah CPU, seperti AMD Ryzen Threadripper 2990WX yang mengamankan peringkat pertama.

Sementara itu, hasil uji coba CPU single-core adalah 1.438 poin. Sehingga, CPU Intel Core i7 ini menduduki posisi kedua di bawah Intel Core i7-1165G7.

Dengan posisi yang tinggi ini, Axioo Pongo 7 cocok digunakan untuk proses render gambar tiga dimensi.

Uji benchmark dengan Blender

Kami juga melakukan pengetesan kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3070 dengan software pemodelan tiga dimensi, Blender.

Kami melakukan proses rendering model tiga dimensi menjadi gambar dua dimensi menggunakan "BMW Demo" yang cukup populer di kalangan reviewer laptop dan PC.

Hasilnya, Axioo Pongo 7 dapat melakukan render demo mobil BMW tersebut dalam durasi 23 detik.

Ini artinya laptop tersebut sangat mumpuni untuk melakukan render di aplikasi Blender dalam waktu yang cepat.

Terakhir, kami melakukan pengujian storage SSD NVMe laptop gaming ini menggunakan aplikasi CrystalDiskMark.

CrystalDiskMark pada dasarnya menguji performa storage dalam membaca (read) dan menulis (write) data.

Adapun hasil pengujian SSD Axioo Pongo 7 bisa dilihat di baris kedua alias "SEQ128KQ32T1".

Baris ini menunjukkan bahwa kecepatan membaca SSD mencapai 2.461,98 MB per detik dan kecepatan menulisnya mencapai 2.376,89 MB per detik.

Hasil ini dapat dikatakan baik, karena melansir MakeUseOf, kecepatan SSD untuk membaca dan menulis umumnya berada di kisaran 300 hingga 600 MB/s.

Contohnya saja, ada mainboard yang dirancang memiliki soket prosesor untuk platform LGA1200.

Dengan begitu, pengguna bisa dengan mudah melakukan upgrade prosesor jika belum puas dengan Intel Core i7-11700.

Kemudian, RAM dual channel DDR4 yang dimiliki dapat diperluas lagi hingga 64 GB. Ada pula tiga slot storage untuk 2x M.2 2280 NVMe dan 1x SATA 2,5" dengan kapasitas penyimpanan hingga 6 TB.

Punya Windows 11 bawaan

Beralih ke software-nya, Axioo Pongo 7 menjalankan sistem operasi (OS) teranyar, Windows 11.

Seperti yang diketahui, Windows 11 membawa deretan perubahan baru yang membedakanya dengan versi lawasnya, Windows 10.

Perubahan yang paling mencolok dari Windows 11 dapat dilihat dari tampilan antarmukanya.

Sebab, menu start dan taskbar yang biasanya berada di sisi kiri layar desktop justru dipindahkan ke bagian tengah ala macOS.

Di luar desain, Windows 11 juga menghadirkan dukungan aplikasi Android di sistem operasi itu, Game Pass dan Auto-HDR, fitur Snap Group Layout, dan masih banyak lagi.

Untuk urusan software lainnya, Axioo Pongo 7 mempunyai aplikasi Microsoft 365 (Office).

Namun tampaknya, software seperti Word, Excel, dan PowerPoint tidak terinstal secara langsung di laptop.

Pengguna justru harus melakukan login sebelum nantinya diarahkan untuk menggunakan ketiga software tersebut di Web.

Alhasil, kami lebih sering menggunakan Notepad dan WordPad untuk menulis artikel setiap harinya.

Kesimpulan

Setelah menggunakan Axioo Pongo 7 selama beberapa pekan, kami menyimpulkan bahwa laptop ini sangat cocok dipakai untuk produktivitas dan bermain game.

Soal produktivitas, pengguna bisa memanfaatkan layar Full HD yang mencakup color gamut 100 persen sRGB atau 72 persen NTSC.

Hasil benchmark lewat program PCMark 10, Cinebench R23, dan Blender juga menunjukkan bahwa laptop gaming ini mumpuni untuk keperluan browsing, rapat online, render video dan objek tiga dimensi.

Berpindah ke urusan gaming, prosesor Intel Core i7-11700 dan GPU Nvidia GeForce RTX 3070 8 GB GDDR6 cukup menghasilkan performa yang memuaskan. Suhunya juga terkontrol sehingga pengguna tidak perlu takut laptop menjadi kepanasan alias overheat.

Adanya layar dengan refresh rate 144 Hz juga bermanfaat bagi gamers yang hobi bermain game kompetitif seperti "CS:GO" atau "PUBG: Battlegrounds".

Perlu dicatat, kami tidak menganjurkan pengguna untuk bermain game yang berat di tempat publik. Sebab, suara kipasnya terbilang cukup bising.

Tak hanya itu, sebaiknya pengguna memainkan game dengan mencolok charger. Dengan begitu, FPS akan konsisten tinggi sepanjang permainan, dan pengguna pun tidak akan menghadapi input lag yang membuat kontrol terasa berat.

Laptop ini juga future proof karena bisa di-upgrade di berbagai sektornya. Jadi, hal ini sangat berguna bagi pengguna yang belum puas dengan prosesor, RAM, dan media penyimpanan yang ditawarkan Axioo Pongo 7.

Harga Axioo Pongo 7 

Jika tertarik, pengguna sudah bisa membeli Axioo Pongo 7 di toko online resmi Axioo dan di sejumlah rekanan e-commerce. Berikut rincian harganya:

  • Axioo Pongo (Intel Core i7-11700) - Rp 15.999.000

Selain Pongo 7, Axioo juga merilis Axioo Pongo 3 dan Pongo 7 dengan rincian harga sebagai berikut:

  • Axioo Pongo 3 (Intel Core i3-10100) - Rp 12.999.000
  • Axioo Pongo 5 (Intel Core i5-11400) - Rp 13.999.000

https://tekno.kompas.com/read/2023/06/08/18090017/review-laptop-gaming-axioo-pongo-7-lancar-libas-game-berat-kecuali-valorant

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke