Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Generative AI Jadi Peluang Bisnis Baru Intel

KOMPAS.com - Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sedang menjadi topik bahasan yang hangat bagi pelaku industri teknologi dunia, terutama teknologi AI yang dijuluki "Generative AI".

Sederhananya, Generative AI (AI Generatif) merupakan jenis teknologi kecerdasan buatan yang bisa menciptakan konten baru berdasarkan input atau perintah (prompt) yang dimasukkan pengguna. 

Pembuatan konten baru ini sendiri bakal melibatkan sejumlah data atau informasi yang telah "dipelajari" dan tersimpan dalam sebuah sistem yang dinamai model pembelajaran (language model) AI.

Pada prosesnya, data-data ini akan dirancang sedemikian rupa, kemudian disesuaikan dengan permintaan pengguna, sebelum nantinya akan menjadi sebuah konten baru.

Salah satu contoh sistem atau penerapan model Generative AI adalah chatbot bikinan OpenAI, ChatGPT yang bisa membuat konten berupa teks berdasarkan input, permintaan, atau pertanyaan yang dimasukkan pengguna.

Kemudian ada Midjourney yang bisa membuat gambar/foto baru berdasarkan prompt berupa teks yang dimasukkan pengguna, hingga Jasper yang bisa dipakai untuk membantu pengguna membuat artikel, konten promosi, dan lain sebagainya.

Intel, sebagai salah satu produsen chip kenamaan di dunia, mengatakan bahwa mereka senang Generative AI kini ramai dibicarakan dan digunakan masyarakat saat ini.

Sebab, kehadiran berbagai aplikasi Generative AI, seperti ChatGPT, membuat konsep AI bisa diterima masyarakat awam, sekaligus menarik banyak perusahaan untuk mengadopsi teknologi AI.

Hal ini disampaikan Alexis Crowell, selaku General Manager Technology Solutions, Software & Services, dan Vice President Sales, Marketing & Communications Group untuk Intel Asia Pasifik dan Jepang. 

"ChatGPT sudah mempromosikan Generative AI dengan begitu cemerlang. Pasalnya, mereka menyediakan sebuah aplikasi yang bisa diakses konsumen dengan mudah," ungkap Crowell dalam wawancara tertulis eksklusif dengan KompasTekno, Rabu (12/7/2023).

"Di saat yang sama, aplikasi Generative AI ini juga bisa menumbuhkan keingintahuan, sekaligus menstimulasi berbagai perdebatan terkait bagaimana teknologi AI bisa digunakan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab," imbuh Crowell.

Meski konsep Generative AI mudah dipahami dan kini digunakan orang banyak via aplikasi macam ChatGPT, Crowell mengatakan bahwa aplikasi Generative AI akan tetap sulit untuk dieksekusi oleh para pengembang atau pembuatnya.  

Sebab, para pengembang di bidang Generative AI harus mempertimbangkan banyak hal untuk menciptakan sebuah layanan atau platform Generative AI yang tidak memihak satu sisi atau bias. 

Selain itu, mereka juga harus memastikan bahwa layanan tersebut tak mengakses banyak data pengguna, tetap melindungi privasi pengguna, dan bisa digunakan secara bertanggung jawab. 

Berbagai pertimbangan ini, menurut Crowell, akan membuat penerapan Generative AI sulit dieksekusi, dan tentunya akan membutuhkan waktu yang cukup lama supaya bisa berjalan dengan optimal. 

Crowell melanjutkan bahwa kesulitan eksekusi penerapan Generative AI juga bisa berasal dari aspek hardware dan software yang digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan sistem atau aplikasi AI tersebut. 

"Generative AI akan membutuhkan tenaga komputasi yang lebih besar. Sebab, seorang pengembang akan membutuhkan chip mumpuni yang memiliki performa tinggi, namun tetap efisien dan tidak menguras daya," ujar Crowell.

Terkait hal ini, Crowell menjelaskan bahwa tenaga komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan Generative AI akan bervariasi, tergantung pada jenis mesin pembelajaran (machine learning) atau model bahasa (language model) AI yang digunakan.

Namun biasanya, pemrosesan machine learning atau deep learning sederhana, menurut Crowell, bisa dilakukan menggunakan chip yang biasa digunakan untuk berbagai kegiatan komputasi (general purpose) macam Intel Xeon.  

Nah, tenaga komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan Generative AI bisa menjadi peluang bisnis bagi Intel.

Sebab, perusahaan asal Santa Clara, California, Amerika Serikat (AS) ini memiliki sejumlah produk atau solusi hardware dan software untuk mendukung penerapan AI, terlebih untuk Generative AI.

Untuk solusi hardware, Intel memiliki produk dari lini Intel Xeon Scalable Processor, salah satu yang terbaru adalah Intel Xeon Scalable Processor Generasi ke-4.

CPU untuk PC kelas server dan pelaku bisnis ini dibekali dengan berbagai fitur yang bisa meningkatkan performa pengembangan AI.

Salah satunya adalah fitur Intel Advanced Matrix Extensions (AMX). Intel mengeklaim fitur ini bisa mengakselerasi inferensi dan performa pelatihan machine learning, sekaligus meringankan berbagai jenis beban kinerja AI, hingga 10 kali lipat.

Selain itu, fitur AMX ini juga disebut bisa memberikan peningkatan performance-per-watt 14 kali lipat dibandingkan prosesor Intel Xeon generasi sebelumnya. Dengan begitu, tenaga komputasi akan semakin efisien. 

Untuk segmen konsumen, Intel bakal meluncurkan prosesor (CPU) generasi terbarunya yang memiliki julukan "Meteor Lake" menjelang akhir tahun ini.

Prosesor ini diklaim merupakan prosesor pertama untuk segmen konsumen yang dibekali dengan chip AI terpisah. Dengan begitu, kinerja dan potensi AI bisa digenjot ke tingkat maksimal.

Beralih ke sektor software, Intel juga menghadirkan beragam solusi di bidang ini, yang tentunya akan bisa dipadukan dengan aneka produk atau hardware dari Intel tadi untuk mendukung beban kerja AI.

Salah satu solusi software yang dimiliki Intel adalah Xeon SW, ekosistem software yang menyertai prosesor Intel Xeon.

"Xeon SW adalah salah satu ekosistem software yang banyak diadopsi (pengembang AI) di dunia. Tanpa ekosistem software seperti ini, pengadopsian AI tentunya akan terbatas," jelas Crowell.

Crowell melanjutkan bahwa dengan kehadiran ekosistem software ini, pengembang AI bisa menggunakan beragam software AI pendukung yang memiliki standar terbuka (open). Dua di antaranya yang cukup populer adalah OpenVINO dan oneAPI. 

"Dukungan standar terbuka ini memungkinkan para pengembang menjalankan program-program mereka di CPU, pengolah grafis (GPU), dan FPGA dengan perubahan kode atau program minimal tanpa pembatasan," tambah Crowell.

Di samping dua solusi ini, Intel juga bisa memberikan beragam model bisnis baru yang bisa digunakan oleh para perusahaan yang ingin terjun ke dunia Generative AI. Model bisnis ini nantinya akan disesuaikan dengan solusi hardware dan software Intel.

Kemudian, Intel akan membagikan strategi atau cara bagaimana memaksimalkan kinerja Generative AI, begitu juga AI, supaya bisa optimal dan tetap efisien, tentunya menggunakan beragam produk dan layanan Intel. 

"Kami yakin bahwa Intel adalah mitra terbaik untuk membantu perusahaan-perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari AI, termasuk Generative AI ini," pungkas Crowell.

Informasi mengenai solusi AI yang dihadirkan Intel bisa dibaca secara lengkap melalui tautan berikut ini.

https://tekno.kompas.com/read/2023/07/13/16250067/generative-ai-jadi-peluang-bisnis-baru-intel

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke