Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Performa Kirin 9000S, Chipset di Huawei Mate 60 yang Bikin AS Ketar-ketir

Huawei Mate 60 dan 60 Pro pada akhir Agustus lalu, sementara Huawei Mate 60 Pro Plus meluncur awal September. Ketiganya kompak dibekali chipset buatan Huawei sendiri, Kirin 9000S (7 nm).

Belakangan, kehadiran chipset ini membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) ketar ketir. Sebab, AS curiga pembuat Kirin 9000S yang merupakan mitra Huawei, yaitu Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), menggunakan teknologi AS tanpa izin. 

Disebut tanpa izin karena Huawei dan SMIC adalah dua dari sekian banyak perusahaan asal China yang masuk ke dalam daftar hitam (entity list) AS, sehingga mereka dilarang menggunakan beragam komponen dan teknologi dari AS.

Pemerintah AS sendiri yakin bahwa dengan masuknya pembuat chip tersebut ke entity list, maka SMIC hanya mampu membuat chipset dengan fabrikasi maksimal 10 nm, tidak lebih rendah.

Terlepas dari hal ini, bagaimana sebenarnya performa chipset Kirin 9000S? Apakah AS ketar-ketir karena khawatir chipset tersebut melampaui aneka chipset yang berasal dari AS, seperti misalnya seri Snapdragon dari Qualcomm?

Mengacu pada laporan GeekBay yang dihimpun SparrowsNews, Kirin 9000S merupakan chipset flagship Huawei yang memiliki prosesor (CPU) berjumlah delapan inti (octa core).

Kedelapan inti tersebut terdiri dari 1 buah CPU performa tinggi dengan kecepatan clock 2,62 GHz, 3 buah CPU performa menengah dengan kecepatan clock 2,15 GHz, dan empat buat CPU hemat daya dengan kecepatan clock 1,5 GHz.

Bisa dibilang, performa CPU ini kurang lebih nyaris setara dengan chipset kelas atas Qualcomm yang meluncur pada Desember 2020 lalu, yaitu Snapdragon 888.

Pasalnya, chipset ini dibekali dengan CPU octa core yang terdiri dari 1 inti CPU performa tinggi dengan kecepatan clock 2,84 GHz, 3 inti CPU menengah dengan kecepatan clock 2,42 GHz, dan 4 inti CPU hemat daya dengan kecepatan clock 1,8 GHz. 

Adapun kecepatan clock tertinggi di CPU chipset Snapdragon 8 Gen 1 dan Snapdragon 8 Gen 2 jauh di atas Kirin 9000S, yaitu masing-masing mencapai 3,0 GHz dan 3,2 GHz.

Nah, dalam pengujian benchmark Geekbench 5, GeekBay mengeklaim bahwa chipset Kirin 9000S memiliki performa single core mencapai 1.005 poin dan multi core mencapai 4.019 poin.

Hasil skor Geekbench 5 untuk performa single core ini belum bisa melampaui ponsel-ponsel yang ditenagai dengan chipset Snapdragon 888, Snadragon 8 Gen 1, atau Snapdragon Gen 2.

Berdasarkan pengujian GeekBay, ponsel yang ditenagai dengan chipset Snapdragon 888, Snapdragon 8 Gen 1, dan Snapdragon Gen 2 memiliki skor performa single core sekitar 1.100, 1.200, dan 1.500 poin.

Meski demikian, skor performa multi core ponsel Snapdragon 888 dan Snapdragon 8 Gen 1 lebih rendah dari Kirin 9000S dengan kisaran 3.700 dan 3.800 poin. Sementara skor multi core Snapdragon 8 Gen 2 sangat jauh dari Kirin 9000S dengan kisaran 5.100 poin.

Performa GPU ini juga nyaris setara dengan Snapdragon 888, yang memiliki GPU Adreno 660 dengan kecepatan clock sekitar 840 MHz.

Meski di atas kertas kemampuan GPU Maleeon-90 lebih rendah dari Adreno 660, hasil benchmark GFXbench 5.0 menunjukkan bahwa keduanya memang memiliki kemampuan setara. 

Dalam pengujian "Aztec Ruin 1440P" di GFXbench 5.0, GPU Kirin 9000S memiliki performa 30,6 FPS untuk mode OpenGL dan 28,9 FPS untuk mode Vulkan. Sedangkan GPU Snapdragon 888 memiliki performa 28,5 FPS untuk mode OpenGL dan 30,1 FPS untuk mode Vulkan.

Apabila dibandingkan dengan hasil GFXbench 5.0 Snapdragon 8 Gen 1, performa GPU Kirin 9000S cukup tertinggal. Dalam pengujian yang sama, ponsel dengan chipset tersebut memiliki performa GPU 42,8 FPS untuk OpenGL dan 47,8 FPS untuk Vulkan.

Untuk GFXbench 5.0 Snapdragon 8 Gen 2, performa GPU chipset ini juga jauh lebih mumpuni dari GPU Kirin 9000S dengan 61,9 FPS untuk mode OpenGL dan 68,9 FPS di mode Vulkan.

Dengan hasil ini, bisa disimpulkan bahwa performa chipset Kirin 9000S, yang ada di ponsel terbaru Huawei Mate 60 Series, tak setara dengan chipset Qualcomm keluaran terbaru macam Snapdragon 8 Gen 1 (2021) atau bahkan Snapdragon 8 Gen 2 (2022). 

Sebab, chipset milik Huawei hanya memiliki performa yang kurang lebih setara dengan chipset Qualcomm keluaran 2020 lalu, yaitu Snapdragon 888, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari SparrowsNews, Senin (11/9/2023). 

Pasalnya, mereka menganggap SMIC seharusnya tidak bisa membuat chipset dengan fabrikasi 7 nm. Informasi soal fabrikasi chipset Kirin 9000S ini sendiri sebelumnya pertama kali dilaporkan oleh perusahaan riset TechInsights. 

Terkait teknologi fabrikasi tersebut, anggota DPR AS Mike Gallagher mengeklaim bahwa chipset dengan teknologi fabrikasi 7 nm mustahil dibuat perusahaan asal China, kecuali dengan adanya komponen atau teknologi dari AS.

Disebut mustahil karena SMIC sudah masuk ke dalam entity list AS sejak Desember 2020 lalu, dan Huawei sudah masuk ke dalam daftar yang sama lebih dulu sejak Mei 2019 lalu.

Dengan masuknya dua perusahaan China tersebut ke dalam entity list, maka mereka tak bisa sembarangan mengekspor atau menggunakan teknologi yang berasal dari AS, kecuali atas izin Departemen Perdagangan AS.

Huawei dan SMIC tak bisa sembarangan gunakan alat produksi

Aturan ini melarang perusahaan di dunia memakai peralatan AS guna memproduksi chip untuk Huawei.

Artinya, aturan ini juga melarang SMIC memakai mesin extreme ultraviolet lithography (EUV), bikinan perusahaan Belanda, ASML. Mesin ini pula yang sedianya dipakai untuk memproduksi chip 7 nm atau lebih canggih.

Secara teori, SMIC kabarnya tak bisa lagi mendapatkan akses langsung ke aneka teknologi AS untuk memproduksi chip dengan arsitektur 10 nm atau yang lebih canggih, seperti Kirin 9000S dengan fabrikasi 7 nm tadi, sejak masuk daftar hitam.

Dengan begitu, munculnya chip Kirin 9000S di Huawei Mate 60 Series, ponsel yang sudah meluncur belum lama ini, membuat AS bertanya-tanya bagaimana SMIC bisa membuat chip tersebut meski telah ada aturan pemblokiran.

Karena temuan TechInsights ini, Gallagher menyerukan agar pemerintah melarang sepenuhnya ekspor teknologi apa pun yang berkaitan dengan Huawei dan SMIC. Sebab, pembatasan yang diterapkan saat ini ke perusahaan China, menurut dia, dinilai belum efektif.

Oleh karena itu, ia menyerukan bahwa AS harus menyetop total ekspor teknologi ke Huawei dan SMIC, supaya keduanya tak melanggar aturan atau esensi dari entity list AS tadi.

"Chip ini (Kirin 9000S) kemungkinan besar tidak bisa diproduksi tanpa teknologi AS, dan untuk itu, SMIC mungkin melanggar aturan ekspor Departemen Perdagangan AS," kata Gallagher beberapa waktu lalu. 

"Waktunya sudah tiba untuk memutus semua ekspor teknologi AS ke Huawei dan SMIC," pungkas Gallagher.

https://tekno.kompas.com/read/2023/09/11/16020047/mengintip-performa-kirin-9000s-chipset-di-huawei-mate-60-yang-bikin-as-ketar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke