Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasta Minati Internet Kabel Listrik

Kompas.com - 18/05/2008, 08:22 WIB

JAKARTA - Internet melalui kabel listrik kini mulai diminati. Perusahaan solusi telekomunikasi pun mulai melirik untuk menggunakan broadband over powerline (BPL) ini. PT Ordyn Technologies menawarkan kerja sama pengembangan internet lewat kabel listrik (Broadband Over Powerline/ BPL) kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Penyediaan akses internet model ini menjadi solusi alternatif untuk menggenjot penetrasi internet di wilayah pedesaan. Presiden Direktur PT Ordyn Technologies untuk Indonesia, Indrajaya Putra Januar, mengatakan, tingginya jumlah pedesaan yang belum tersentuh jaringan telekomunikasi menyulitkan pertumbuhan penetrasi internet.

"Data Departemen Komunikasi dan Informatika, 64,4 persen pedesaan di Indonesia belum terjangkau layanan telekomunikasi," kata Putrajaya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Perusahaan yang didirikan di India ini, mulai ekspansi secara global, antara lain ke Indonesia pada awal 2008. Ordyn masuk ke Indonesia dengan menawarkan solusi telekomunikasi berbasis WiMax yang akan menyasar wilayah pedesaan.

Wimax adalah teknologi nirkabel untuk mentransmisikan informasi dengan menggunakan frekuensi radio. Teknologi ini banyak dipakai untuk keperluan akses data atau internet. Untuk mengaksesnya, perlu penyediaan infrastruktur telekomunikasi.

Di pedesaan, penggunaan teknologi ini untuk akses internet masih sulit karena banyak yang belum terjaring layanan telekomunikasi. "Tetapi kita harus tetap jalan," ujar Indrajaya.

Untuk saat ini, upaya menggenjot penetrasi internet di pedesaan lebih memungkinkan lewat BPL. "Yang penting daerahnya sudah ada listrik, seperti Jawa" imbuh dia.

Sayangnya, BPL hanya bisa menjangkau wilayah dalam radius tidak lebih dari 300 meter. Di luar radius ini, akses internet harus dikombinasikan antara BPL dengan kabel optik.

Pada kesempatan yang sama, Chief Operations Officer Ordyn Technologies Pte Ltd R Srinivasan menargetkan, pemasukan tahun fiskal April 2008-Maret 2009 secara global sebesar USD150 juta. "30 Persennya ditargetkan dari Indonesia," tutur dia. (PersdaNetwork/ewa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com