Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ipar Thaksin Calon PM Thailand

Kompas.com - 16/09/2008, 07:25 WIB


BANGKOK, SELASA-Partai Kekuatan Rakyat atau PPP akhirnya menominasikan Somchai Wongsawat (61) menjadi perdana menteri pilihan PPP, Senin (15/9) pagi. Somchai yang kini menjabat penjabat PM itu adalah ipar mantan PM Thaksin Shinawatra. Dengan alasan kedekatan dengan Thaksin itulah sekitar 35 anggota parlemen dari PPP walk out dari pertemuan PPP karena menolak pencalonan Somchai.

Alasan anggota parlemen tidak setuju, jika Somchai terpilih sebagai PM yang baru, konflik politik di Thailand tidak akan pernah selesai. ”Kami siap untuk memilih kandidat lain yang tidak akan memperparah masalah yang saat ini sedang kita hadapi,” kata Boonjong Wongtrairat, juru bicara dari faksi yang tidak setuju dengan keputusan PPP itu.

Boonjong menambahkan, Somchai justru akan memicu konflik dan konfrontasi lebih besar dan bisa memengaruhi demokrasi. ”Somchai itu orang yang baik dengan pengalaman yang bagus. Namun, dalam situasi seperti saat ini, seharusnya kita mendengarkan rakyat,” ujarnya.

Meski memutuskan keluar dari pertemuan, faksi ”anti Somchai” itu kemudian bersedia kembali ke pertemuan setelah ”dibujuk” para pemimpin PPP. Namun, tidak jelas faksi itu bersedia menerima Somchai atau tidak. Para pemimpin PPP berharap semua faksi di PPP mendukung Somchai sebagai calon PM. ”PPP berbicara dengan faksi itu dan mereka kini memahami situasinya. Kandidat dari PPP masih tetap Somchai,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP Sukhumpong Ngonekam.

Menurut pengamat politik Thitinan Pongsudhirak, jika terpilih menjadi PM, Somchai tidak akan banyak melakukan perubahan. Bahkan Somchai sulit bergerak karena partai oposisi, Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD), akan selalu menyerang kelemahannya karena menjadi ”ipar Thaksin”, dengan menikahi adik bungsu Thaksin, Yaowapa Wongsawat.

Somchai pernah menjabat Wakil PM dan Menteri Pendidikan dalam kabinet PM Samak Sundaravej. Somchai juga pernah menjadi pejabat senior di Departemen Kehakiman.(REUTERS/AFP/AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com